Chapter 4

3K 307 19
                                    

Votmen-nya ditunggu😊
Happy reading gaes...

.
.
.
.
.

"Pre, khem. Presdir Lee..." Tzuyu menyapa.

Taeyong menyandarkan kepalanya sambil menutup mata. Dia menjawab sekilas tanpa memandang Tzuyu.

Asisten Mark tersenyum dan berkata, "Nona Chou, masuklah."

"Ah, baiklah."

Tzuyu masuk dengan hati-hati.

"Ya ampun! Bahkan lantai mobilnya saj dilapisi karpet berbulu putih. Bagaimana kalau hujan? Bukannya akan jadi kotor kalau diinjak? Untung saja hari ini aku pakai sepatu baru. Kalau pakai sepatu kerja seperti biasa, pasti akan meninggalkan jejak kotor."

Ya, ampun...

🍱🍱🍱

Mobil melaju pelan saat Tzuyu tengah dilanda kecemasan.

Tzuyu duduk seperti anak kecil yang baru mulai masuk sekolah, kedu tangan diletakkan di atas lutut, badan tegap, pandangan lurus ke depan.

Mark tersenyum. Untuk mengusir kejenuhan, pria itu pun membuka obrolan.

"Apakah itu hadiah yang disiapkan oleh Nona Chou untuk bayi Nona Lee?" Dia melihat kado di tangan Tzuyu.

"Iya."

"Menarik sekali."

"Oh, ya?" Tzuyu senang, tiba-tiba dia merasa akrab dengan Mark. Tanpa terasa, tubuhnya agak condong ke depan dan bercerita. "Aku juga merasa bebek ini sangat menarik. Mereka juga bisa menyanyi loh, dan tiap bebek nyanyiannya berbeda."

Mereka pun mengobrol dengan santai. Mark juga sangat menghargai Tzuyu, dengan terus menanggapi setiap ucapan Tzuyu. Saat mereka asik mengobrol, Taeyong yang sedari tadi diam tiba-tiba berkata, "Apa gajimu di Lee Crop Company sedikit sekali?"

Tzuyu menolehkan kepala menghadap Taeyong yang menatap lurus kepadanya.

"Tidak juga... Mmm... Lumayan tinggi..."

Tzuyu merasa pandangan sang Presdir mengarah pada hadiahnya. "Apa Presdir Lee merasa ini kado murahan?"

Perlahan, dia menyembunyikan tangannya yang sedang memegang hadiah. Merasa tidak enak dipandangi terus, Tzuyu menyembunyikan hadiahnya ke belakang tubuhnya.

"Pre, Presdir Lee... bebek ini sekilas memang tampak biasa, tapi sebenarnya..."

"Sebenarnya bebek ini bisa berenang dan bernyanyi, dan lebih penting lagi, ini kerek terkenal! Branded! Lebih mahal daripada bebek yang bisa dimakan! Mahal sekali, hingga menghabiskan separuh uang tabunganku!"

"Sebenarnya apa?" Taeyong menatapnya dengan pandangan 'kalau kau berani menantangku,kau akan mati!'

Akhirnya Tzuyu menghela napas dan berkata, "Sebenarnya... ini cuma bebek biasa."

🍱🍱🍱

Mobil melaju kencang di tengah kegalauan Tzuyu akan hadiah tang dibawanya, sebelum sampai di tempat tujuan, Taeyong menjawab sebuah panggilan telepon. Setelah mengakhiri panggilan itu, dia berkata kepada Mark. "Antarkan dia ke atas, Jihyo ingin bertemu dengannya."

"Jihyo?" Tzuyu baru ingat itu adalah nama adik Presdir Lee. "Mungkinkah Nona Tzuyu ingin bertemu denganku?"

Bagus sekali. Dari kecil hingga sekarang, ini pertama kalinya Tzuyu pergi ke pesta sendirian. Dia sedang bingung, kapan harus menyerahkan hadiah yang dibawanya. Apalagi saat Taeyong memandang rendah hadiahnya, membuat Tzuyu semakin tidak percaya diri. Ini kesempatan Bagus untuk memberikan hadiah secara diam-diam, daripada harus memberikannya saat ramai.

Mobil pun berhenti. Taeyong dan seorang pengawal yang merangkap sebagai sopir masuk lebih dahulu. Sementara itu, Mark dengan Tzuyu menaiki lift dari sisi yang berbeda, menuju sebuah ruangan di lantai atas.

Lee Jihyo adalah seorang wanita mungil yang sangat cantik. Dia sedang mengobrol dengan tamu lain ketika Tzuyu sedang datang. Dia langsung menyapa Tzuyu dengan ramah, "Apa kau Nona Chou? Untung saja ada kau, kalau tidak aku dan si kecil pasti sudah tidak tertolong lagi."

Tzuyu tersipu malu dibuatnya. "Ah, tidak masalah. Aku juga tidak banyak membantu."

Jihyo tersenyum lalu menariknya untuk duduk bersama. Setelah berbicara sebentar, tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Tzuyu, apa kau cocok dengan menunya?"

Tzuyu tertegun sejenak.

Jihyo melanjutkan perkataannya, "Aku berpesan kepada koki rumah untuk membuatkan makanan untukmu, sekaligus membuat makan siang kakakku. Apa kau tidak menerimanya?"

"Ah itu, aku menerimanya." Tzuyu mengangguk. Akhirnya, semuanya jelas. Rupanya Nona Jihyo yang menyiapkan makanan untuknya. Orang angkuh seperti Presdir Lee mana mungkin begitu perhatian kepada karyawan kecil sepertinya. Kalau ingin sesuatu, pasti pria itu akan langsung main perintah, seperti waktu itu. Sebuah panggilan telepon saja bisa langsung membuat Tzuyu bergegas ke rumah sakit.

"Apakah menunya cocok dengamu?" Tzuyu bertanya sekali lagi.

"Cocok, sangat cocok." Tzuyu kembali mengangguk. Kecuali tumis sayur kacang, sebenarnya menu yang lain sangat cocok untuknya. "Maaf, sudah merepotkanmu."

"Ah, tidak masalah." Lagi-lagi Jihyo tersenyum. "Selera kakakku agak aneh, jadi makan siangnya harus dibuat oleh koki rumah lalu diantar ke ruangan, jadi sekalian saja kupesankan untukmu. Dan tentu saja aku tahu bahwa para karyawan Lee Crop Company sangat bekerja keras, kadang makan siangnya cuma roti, atau bahkan banyak yang melewatkan makan siangnya demi berkutat dengan tumpukan dokumen yang menggunung. Kau baru saja mendonorkan begitu banyak darah, tidak bisa cuma makan-makanan biasa. Kau perlu makanan penambah darah."

Kali ini Tzuyu benar-benar terharu. Nona Jihyo adalah orang yang perhatian.

Jihyo melihat sebuah hadiah di tangan Tzuyu dan berkata, "Apakah itu hadiah untuk anakku?"

"Ah, iya..." Tzuyu menyerahkan hadiahnya. "Ini bebek yang bisa berenang dan bernyanyi. Setiap bebek memiliki suara yang berbeda."

Sepertinya Jihyo sangat menyukainya.

"Aku benar-benar takut orang-orang akan memberikan uang kepada anakku. Itu sangat membosankan, tidak menarik. Tahu tidak, saat aku bertanya kepada kakak bagaimana caranya berterima kasih padamu. Dia cuma bilang, beri cek saja. Kau tahu kan, kalau itu perbuatan yang tidak sopan dan sangat merendahkan orang lain? "

"Hah?!"

Tzuyu tertegun. Dalam hatinya, hanya ada satu pemikiran. "Nona Jihyo, kenapa kau tidak membiarkan Presdir Lee memberiku cek saja, dan merendahkanku?! Aku rela direndahkan..."

Bos & Me Where stories live. Discover now