Chapter 53

2K 229 12
                                    

Happy reading gaes☺
V+C nya author tunggu👌

.
.
.
.
.

Tzuyu yang kebetulan sedang menunduk juga tercengang. Dia menengadah dan menemukan bahu lebar itu di hadapannya, sangat dekat dengannya. Jas Taeyong sedikit kusut karena menunduk, telapak tangan hangat pria itu masih memegangi kakinya.

Tzuyu menatap Taeyong lekat-lekat. Saat pria itu hendak berdiri, dengan mengabaikan kakinya yang telanjang, Tzuyu bergegas mengulurkan tangan untuk menjangkau leher Taeyong sebelum dia bangkit. Tzuyu berbisik pada Taeyong, "Apa kau masih marah?"

Taeyong mengerutkan keningnya. "Lepaskan leherku dan pakai sepatumu."

Tzuyu sangat jarang melawan perintah Taeyong, tapi untuk kali ini dia terus memeluk leher pria itu. Taeyong menatapnya lalu mengulurkan tangan untuk memeluk pinggang Tzuyu sembari bangkit berdiri. "Apa kau yakin kita akan membicarakannya di sini?"

Tzuyu terpaku di dalam pelukan Taeyong. Pria itu melempar kunci mobil kepada Jihyo lalu berkata, "Kau pulang saja dulu."

Jihyo yang sudah mendapat kunci mobil hanya mampu ber-oh ria, lalu menarik Chaeyeoung yang sedang merasa geram untuk beranjak pergi. Jihyo bahkan sudah melupakan fakta bahwa dia sedang menunggu pegawai toko membawa pesanan sepatunya.

Di dalam toko, hanya tinggal Tzuyu dan Taeyong. Taeyong tengah menunduk dan berkata, "Apa sekarang kau sudah bisa memakai sepatu sendiri?"

Wajah Tzuyu memerah. Ternyata kaki telanjangnya menapak di atas sepatu Taeyong. Tzuyu menjauhkan diri, tapi tangannya berpindah dari leher ke lengan Taeyong sembari memakai sepatunya. Bersamaan dengan itu, pegawai toko muncul dengan keringat membasahi dahinya. Menyadari hanya ada seorang pria dan seorang wanita di tokonya, dengan wajah cemberut pegawai toko tersebut bertanya, "Apa Nona yang mau membeli sepatu ini sudah pergi?"

Jihyo menarik ujung baju Taeyong, "Itu sepatu yang ingin di beli Jihyo."

🍱🍱🍱

Setelah membayar sepatu Jihyo, mereka pun meninggalkan toko. Tzuyu yang mengikuti Taeyong dari belakang dan bertanya, "Kita mau ke mana?"

Taeyong tidak menjawab. Tzuyu hanya bisa pasrah san terus mengikutinya. Tiba-tiba tangannya ditarik ke ujung lorong yang tampak sepi.

"Baiklah, sekarang kau sudah bisa bicara. Bicaralah," ujar Taeyong.

Ujung lorong itu sangat sunyi. Tzuyu menghela napas panjang dan berkata pelan, "Terima kasih."

"Hanya itu?"

Melihat Taeyong yang nampak tidak sabaran membuat Tzuyu gugup dia pun segera menjelaskan, "Bukan cuma itu. Ak-aku... aku ingin bilang... maaf."

Taeyong diam.

Tzuyu pun melanjutkan perkataannya, "Aku tidak pernah berpikir untuk berpisah denganmu. Dan aku juga tidak pernah memikirkan tentang masa depan..." Tzuyu memberi jeda pada kalimatnya, setelah menghela napas dia pun kembali berkata, "Aku tidak berani berpikir jauh, aku tidak berani mengatakan hubungan kita pada keluargaku, rekan kerjaku. Semua itu karena, karena aku merasa mungkin kebersamaan kita tidak akan berlangsung lama. Aku... jarak di antara aku dan kau sangatlah jauh. Aku tidak punya apa-apa."

Bos & Me Kde žijí příběhy. Začni objevovat