Pagar

1K 65 7
                                    

" Dor!"

Tee yang dikagetkan oleh Copter langsung memukul pundak Copter

" Untung aku tidak punya penyakit jantung! kalo aku jantungan, aku pasti sudah mati sekarang"
Copter memutar matanya " Jangan bilang kalau kamu sedang mengintip P'Tae lagi"
" Besok aku pindah, aku tidak akan bisa melihatnya lagi" ucap Tee sedih
" Setidaknya kita kan masih satu sekolah"

Tee merebahkan badannya di bangku panjang itu " Tapi beberapa bulan lagi dia akan lulus dan masuk kuliah"

" Tenang, aku akan menjadi mata dan kupingmu. Eh apa kamu tahu kampus mana yang ia masuki? Aku dengar P'Kim masuk Kasetsart"
" Hmmm. P'Tae juga masuk Kasetsart"
Copter hanya ber- oh tanpa suara " Sayang sekali, aku tidak pernah tertarik untuk masuk Kasetsart.  Sepertinya aku tidak akan bisa satu kampus dengan P'Kim"

Tee hanya diam, mengintip kembali mengintip P'Tae yang kini sudah menghilang tidak tahu kemana.

*

Tee dan Copter sekarang kelas 10, sedangkan Kim dan Tae dikelas 12.
Tee dan Copter adalah sahabat dari kecil, rumah mereka hanya berjarak dua blok, mereka selalu pergi ke sekolah yang sama. Kim dan Tae adalah Kakak kelas mereka, Kim ditaksir Copter semenjak masa orientasi sekolah, sedangkan Tee jatuh pada pada Tae sejak pertama kali Tae dan keluarganya pindah kesana.

Tae pindah ke lingkungan rumah nya saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, kelas 8 tepatnya. Ayah Tae seorang dokter mata, sedangkan ibunya seorang perawat, Tae memiliki adik perempuan yang bersekolah di sekolah khusus putri dan tinggal di asrama.

Tae pergi ke Sekolah yang sama dengan Tee. Semenjak itu Tee diam- diam memperhatikan Tae. Ia masih ingat pertama kali ia melihat Tae saat sedang duduk di halaman belakangnya, ibunya sangat menyukai tanaman sehingga ia memiliki halaman belakang yang luas dan dipenuhi berbagai macam tanaman. Dari sela- sela pagar belakangnya ia bisa melihat bagian samping rumah Tae, Jendela kamar Tae di lantai dua, dan teras nya.

Tee biasa memperhatikan Tae membersihkan rumah, atau sekedar mendengarkan permainan gitar Tae dari tempat yang kini menjadi spot favortinya. Tee akan sedih saat hujan turun dan ia tidak bisa pergi ke halaman belakangnya itu.

Tee masih inget percakapan pertamanya dengan Tae. Waktu itu Ibu Tae datang berkunjung memperkenalkan diri sebagai tetangga baru mereka. Tae hanya bersuara saat ia memperkenalkan namanya. Ke esokkan harinya, Tee melihat Tee disekolahnya, darisitu jugalah ia tahu kalau Tae dua tahun lebih tua darinya.

Setelah Tee pindah rumah, dia sangat jarang melihat Tae di sekolah. Tae disibukkan dengan pelajaran sekolah, dan Tee dengan kegiatan pramukanya.

Waktu berjalan sangat cepat, Tae akhirnya lulus, dan resmi menjadi mahasiswa.
Di sekolahnya, saat kelulusan akan diadakan festival sekolah, dan ada tradisi dimana kakak kelas akan memberikan buku catatan pelajaran kepada adik kelasnya, dan untuk mendapatkan buku catatan itu, si adik kelas harus "membeli" nya dengan sesuatu. Ajang ini juga dijadikan sebagai ajang mengungkapkan perasaan bagi banayk orang.
Seorang kakak kelas hanya boleh menjual tiga buah buku catatan. Acara itu diadakan di dalam ruangan dengan dekorasi kain panjang warna- warni serta bangku yang memenuhi ruangan.

Panitia akan menyiapkan daftar buku catatan yang dijual oleh sang kakak kelas, dan siapa pemilik buku tersebut.

" P'Kim menjual buku catatan musiknya. Aku harap aku bisa mendapatkan buku itu" gumam Copter " buku P'Tae mana yang kamu inginkan?"
" Aku ingin orangnya Ter, bukan bukunya"

Jawaban Tee itu disambut dengan delikan mata dari Copter, Tee menghela nafasnya " Aku ingin buku science miliknya. Tapi aku juga ingin memiliki buku Matematikanya"

Tae sangat menyukai matematika, dia adalah salah satu anggota tim yang mewakili sekolahnya untuk Olympiade Matematika selama dua tahun berutut- turut, Berkat Tee sekolah mereka berhasil menyabet juara 3 pada tahun pertama, dan juara 1 ditahun kedua.

Tee yakin, selain catatan itu akan berguna, ia juga merasa Tae membagi suatu hal yang sangat ia sukai dengannya, ia bisa merasa dekat dengan Tae.

Saat ia mulai berjalan ke dalam aula, ia bisa mendengar banyak orang yang berbisik mengincar buku catatan Tae. Selain Tae, ada lima orang lain yang menjadi incaran . Kim yang merupakan anggota Band, Top dan Ram yang juga rekan satu tim Tae dalam Olympiade, August sang atlit tennis, dan Ben, Ketua club Basket yang walaupun sudah memiliki kekasih masih saja digilai.

Tee yang awalnya merasa percaya diri Tae akan memberikan catatannya pada Tee sekarang pesimis. Selama ini sepengetahuan Tee, Tae tidak pernah mempunyai pacar, tapi satu yang Tee tahu dengan pasti. Banyak sekali Wanita dan Pria yang mendekati Tae, salah satu nya adalah Tizzy, teman sekelas Tee. Yang sekarang sedang terlihat jauh di depannya berjalan menuju meja Tae yang berada di tengah Aula.

Cop yang melihat perubahan diwajah Tee berusaha menyemangatinya " Berjuanglah, aku tahu dia pasti akan menyimpan buku matematikanya untuk mu"

Tee hanya terus berjalan. Tae terlihat telah memberikan buku bahasa Inggrisnya pada seseorang yang menukarnya dengan satu set senar gitar cadangan, yang Tee tidak tahu namanya " tinggal dua buku lagi" gumamnya

" Aku harus menemui P'Kim" ucap Copter
" Hmm" Tee mengangguk dan melihat temannya pergi menjauh ke arah P'Kim dari sela- sela kain yang tertiup angin .

Hanya butuh beberapa meter lagi untuk Tee sampai ke meja Tee, ia bisa melihat Tae menolak seseorang yang mencoba menukar bukunya dengan sebuah bola tendang yang pastinya masih baru, dan ada Tizzy yang membawakan sebuah lukisan potret diri P'Tae yang berhasil ditukar dengan dua buah buku sekaligus. Ia, buku Science dan Matematika Tae. Ia kalah dari Tizzy, seperti kata pepatah, siapa cepat dia dapat.
Tee melihat ke arah surat serta badge yang ia dapatkan minggu lalu sebagai salah satu anggota pramuka yang berhasil terpilih sebagai leader terbaik. Selain itu dia juga membawa badge yang ia buat pada saat ia mengikuti perkemahan untuk pertama kali. Waktu itu Tee diajarkan membuat badge sederhana. Ia membuat sebuah badge dengan bentuk bintang dengan ukiran bertuliskan " You're shinning".

Ia tetap berjalan ke arah Tae yang sedang berbincang dengan teman- temannya. Hah, Tae bahkan tidak menyadari kalau Tee berdiri di hadapan mejanya, Tee kemudian menyerahkan surat dan badge nya dimeja Tae kemudian berlalu, Meskipun Tee tidak mendapatkan apapun, ia sudah berniat memberikan surat itu pada Tae.

Ia duduk di area paling selatan aula, tidak terlalu banyak orang disana. Orang- orang menyebut aula bagian selatan ini bagian dimana para kutu buku dan siswa teladan berkumpul. Tee memandangi badge bintang di tangannya.

" Maukah kamu menukar itu dengan buku catatan ku?"

Tee terkesiap saat mendengar suara itu, suara P'Top. Idola sekolah, prestasi cemerlang, paras tampan, tapi terkenal cuek setengah mati. Top kemudian duduk disamping Tee dengan buku ditengah- tengah mereka.

" Aku tidak akan memberikan catatanku pada sembarang orang, dan menukarnya dengan sembarang barang"

Top membawa buku Matematika, Science dan sebuah ensiklopedia.

" Aku tahu itu buatan mu sendiri, kamu bisa memiliki semua buku ku" ucap Top lagi

Mata Tee berbinar " Bagaimana P' tahu kalau ini buatan ku sendiri?"

" Jika itu dibeli, bagian tepinya akan lebih halus, dan tulisan disana jelas- jelas adalah sebuah tulisan tangan. Dan aku menyukainya, itu adalah sesuatu yang memang berasal dari kerja keras mu, sama dengan buku catatan ku"

Tee tersenyum senang mendengar ucapan Top " Baiklah" Tee menyerahkan badge itu pada Top. Top memandangi badge dengan senang " Aku menitipkan badge itu padamu P' aku harap kehidupan mu di kampus akan bersinar, sama seperti bintang itu. Aku akan memanfaatkan catatanmu sebaik mungkin" Tee kemudian bangkit " Terima kasih" ucapnya lagi sebelum meninggalkan Top

In The BackyardWhere stories live. Discover now