Perpustakaan

457 56 7
                                    

Seminggu sebelum festival sekolah

Tee menghampiri Tae yang sedang mendaftarkan diri untuk acara pertukaran buku. Tee memang selalu berusaha menyapa dan berbicara dengan Tae, baik di sekolah ataupun di rumah, namun Tae tidak pernah memberikan respon seperti yang Tee harapkan. Bagi orang lain Tee terlihat seperti tetangga sekaligus adik kelas yang senang beramah- tamah dengan Tae, namun hanya sedikit yang menyadari perasaan Tee yang sesungguhnya. Tee yang awalnya ikut aktif dalam berbagai kegiatan hanya untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan Tae, akhirnya menikmati semua itu. Tee dikenal sebagai anak yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah dan sangat disukai guru- guru.

" P'Tae" Sapa Tee

Tae hanya mengangguk

" hmmm, buku apa yang akan kamu bawa P'?"

" Matematika, Science dan bahasa Inggris"

Tee menganggukkan kepalanya dan duduk disamping P' Nancy yang sedang mendata peserta festival " Aku harap aku bisa mendapatkan buku matematika dan Science mu, aku yakin dengan bantuan buku mu aku bisa masuk fakultas kedokteran dengan mudah"

Tae hanya mengangkat sebelah alisnya dan berlalu.
" Dia pasti akan memberikan buku nya padamu nong Tee" ucap Nancy

*

Waktu berjalan cepat, kini Tee dan Copter sudah kelas 12, dalam waktu beberapa bulan mereka akan lulus dan memasuki perkuliahan.

Copter mantap dengan pilihannya mengambil jurusan Coomunication Art di Chulalongkorn, dan Tee akan meneruskan sekolah di jurusan kedokteran Kasetsart.

Kim mengambil jurusan Ilmu Social, sementara Tae mengambil jurusan management bisnis., dan Top yang juga masuk ke kampus yang sama mengambil jurusan Fisika murni. Biasanya para Alumni sekolah akan datang mempromosikan kampus mereka dan berbagi pengalaman soal tes dan dunia perkuliahan.

Dan hari ini adalah hari dimana giliran kampus Tae yang datang berkunjung. Tee sudah lama sekali tidak melihat Tae, setelah kelulusan Tae, Tee bisa melihat Tae beberapa kali, seperti saat ia berkunjung ke rumah Kit, atau saat mereka bertemu di pusat perbelanjaan. Tapi tidak pernah ada interaksi apapun diantara mereka kecuali senyuman sepihak dari Tee.

Cop memenuhi janjinya untuk memberikan laporan pada Tee, Cop akan selalu melaporkan siapa yang datang ke rumah Tae, dan apa yang Tae kerjakan, pokonya semua hal yang Cop ketahui tentang Tae akan dilaporkan pada Tee.

Kim dan Cop yang kini sudah resmi berpacaran lagi- lagi harus menjalin hubungan beda sekolah, tapi itu bukan masalah untuk mereka, P'Kim sangat pengertian.Menurut laporan dari Copter, Tae tidak pernah membawa perempuan ke rumahnya, hanya ada dua orang yang bernama Paul dan King yang datang berkunjung ke rumah Tae, sepertinya mereka teman dekat Tae.

Acara perkenalan kampus di adakan di aula, Tee bisa kembali melihat Tae, P'Tae nya. Ada juga Kim, Top, dan tiga orang yang Tee tidak kenali, yang belakangan ia tahu bernama Josh, Alice dan Cherry.

Setelah acara selesai, mereka bebas melakukan apapun dan bisa mengobrol dengan para perwakilan kampus yang datang.

Tee sangat ingin menemui Tae, tapi Tae terlihat sibuk dengan Tizzy. Dia mendesah, Cop sedang berbincang dengan salah seorang temannya. Tee berjalan ke luar Aula, ada Top disana. Tanpa ragu, Tee menghampiri Top.

" Halo P'...bolehkan aku duduk disini?"

Top dengan senang hati bergeser dan membiarkan Tee duduk disampingnya

" Aku senang akhirnya bisa bertemu P' lagi, aku sangat berterima kasih, berkat catatan mu aku bisa lebih mudah belajar, berkatmu aku bisa seperti ini"
" Terima kasih juga berkat badge mu, aku meraa selalu memiliki sesoerang yang menyemanngatiku"
Top mengeluarkan badge yang kini ia jadikan gantungan kunci tersebut.
Tee tersenyum senang karena Top menjaga badge yang ia berikan waktu itu.
" Kamu dengar kan kampus ku akan mengadakan tes persiapan seleksi untuk masuk kuliah? Kamu bisa datang ke kampus dan kita bisa belajar bersama jika kamu mau. Aku yakin teman- teman mu pun banyak yang akan mencari kaka pembimbing belajar"
" Apa tidak merepotkan P'?"
" Tidak, justru aku bisa mendapatkan kredit tambahan karena menjadi kakak pembimbing belajar mu. Bagaimana?"
Tanpa pikir panjang Tee menerima tawaran Top. Top menyerahkan handphone nya pada Tee " Aku perlu sesuatu untuk menghubungi mu"
Tee mengetikan sesuatu di handphone Top " Aku sudah menyimpan nomer ponsel dan Id line ku"
" Baiklah, aku akan menghubungi mu kalau kampus sudah memulai program belajarnya"
" Hmm...sampai juga P'" Tee memandangi Top yang perlahan mulai menjauh darinya

*

Minggu ini adalah minggu kedua Tee mengikuti program tutorial bersama Top. Masing- masing mahasiswa boleh mengajar 3-5 anak. Tapi, tidak dengan Top, ia hanya mengajar Tee seorang, dan saat Tee menanyakan kenapa tidak ada yang lain selain dia, Top hanya berkata " aku tidak ingin membagi fokus ku".

Tee juga beberapa kali bertemu dengan Tae, ia tidak berani menyapanya karena Tae selalu terlihat sibuk, baik dengan Tizzy, atau urusan kampusnya sendiri.

Bagaimana pun Tee masih menyukai Tae, tidak perduli seberapa dingin sikap Tae terhadapnya, tidak perduli Tae bahkan tidak pernah melihat ke arahnya. Tapi tidak dengan hari ini, sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan Tee. Tee sedang asyik membaca buku di perpustakaan kampus dikagetkan dengan Tae yang tiba- tiba mengetuk- ngetukkan pena di meja dan berhasil mengalihkan perhatian Tee dari bukunya.

" OK Tee, tenang, dia pasti hanya membutuhkan sesuatu " ucap Tee dalam hati. Tee kemudian menutup buku nya " Ada yang bisa aku bantu P'?"

Tae diam untuk beberapa saat " Apa kamu jadi masuk ke jurusan kedokteran?"

" Ia P'"
" Aku dengar Top yang jadi kakak pembimbing mu"
" hmmm" Tee hanya menggumam
" Baiklah, kalau begitu. Su su na" Tae kemudian berjalan meninggalkan Tee

" Aneh" gumam Tee

Tidak lama, Top datang dan mereka pun mulai belajar bersama, Yang Tee dan Top tidak sadar, Tae diam- diam memperhatikan mereka.
Semenjak hari itu, Tae akan menghampiri Tee setiap kali ia melihat Tee. Jujur saja, Tee senang sedang sikap Tae sekarang, ia tidak lagi berdikap dingin dan mulai mengobrol banyak dengannya, Ia akhirnya bisa merasakan dengan langsung sikap hangat Tae yang selama ini hanya ia perhatikan hanya Tae berikan pada orang- orang terdekatnya, seperti Tee yang biasa diam- diam memperhatikan dari halaman belakang rumahnya

Seperti Tae yang tiba- tiba membawakan Tee roti melon untuknya. memberikan buku rekomendasi untuk Tee baca, membantu Tee menyelesaikan beberapa soal, Atau sekedar duduk menemani Tee saat menunggu Top sambil membaca buku.
Disisi lain Tee merasa curiga kenapa Tae tiba- tiba bersikap baik, bahkan ia juga mengetahui makanan yang Tee sukai.
Top yang juga menyadari hal itu akhirnya bersuara

" Sejak kapan Tae bersikap seperti itu padamu?"
" Hmmm....sebetulnya dulu kami pernah tinggal berdekatan, orang tua kami saling mengenal, mungkin dia hanya ingin bersikap baik agar aku tidak berbicara yang macam- macam tentangnya pada orang tua ku" ucap Tee
" Padahal semasa sekolah dulu dia tidak pernah memperhatikan mu. Dia bahkan kadang mengacuhkan sapaan mu"
Tee menunduk " Aku hanya tidak ingin kamu dimanfaatkan oleh nya..." lanjut Top
" Aku tahu P' " ucapan Top menyadarkan Tee kalau tidak seharusnya ia memiliki harapan lebih hanya karena Tae kini bersikap baik padanya
" Lagipula, diakan sudaj punya Tizzy, apa dia tidak kasihan kalau sampai kekasihnya tahu kalau dia mendekati orang lain"

Tee berusaha menahan airmatanya " Tizzy?"

" Hmmm...teman- teman ku berkata kalau Tee dan Tizzy berpacaran. Aku dengar mereka berpacaran baru- baru ini"

Sakit, tentu saja itu yang Tee rasakan, saat ia merasa kalau ia mempunyai kesempatan untuk bersama Tae, mengejar kakak kelas impiannya, ia justru harus menelan pil pahit

Pelahan air mata mulai menetes di buku latihan Tee, Top yang menyadari hal itu langsung menarik Tee kedalam pelukannya dan mengusap- usap punggung Tee. Untung saja hari sudah hampir senja, jadi tidak banyak orang diperpustkaan saat itu " Ssssssh...... Maafkan aku jika aku menyakiti perasaan mu..Aku tidak tahan lagi melihat kamu terluka, dari dulu kamu selalu memperhatikannya, berusaha mendekatinya, tapi ia tidak pernah memperdulikan mu. sudah cukup dia mempermainkan mu"

Tee akhirnya bisa melupakan semua perasaan yang menyesakkan dadanya pada seseorang.



In The BackyardWhere stories live. Discover now