Kisaragi Koi

360 30 3
                                    

Kau melangkah gontai, tak memperdulikan wajahmu yang sudah sembab akibat menangis juga tatapan kebingungan orang-orang yang tertuju padamu. Umpatan pelan kadang keluar dari bibir kecilmu.

Persetan dengan semua ini!

Kau merutuki dirimu yang mendapatkan kisah buruk.

Ya, baru saja kau diputuskan sepihak oleh pacarmu. Padahal kau tidak tau kesalahanmu apa, tapi ia dengan seenaknya memutuskan dirimu, memutuskan hubungan yang telah lama kalian berdua jalin bersama.

"Ah! Ojou yang disana!"

Pikiranmu buyar ketika suara dari sosok pink yang sepertinya memanggilmu, kau menoleh dan menatap sosoknya yang sedikit berlari ke arahmu. Tak ingin terlalu merasa dan juga mengira itu bukan kau, kau pun kembali berjalan, menundukkan kepala sembari sedikit menghela nafas.

"Hei! Aku memanggil dirimu, ojou-sama!" Pergelangan tangan ditahan, membuatmu mau tak mau menatap dirinya.

Kalian berdua saling bertatapan, sontak saja kau mengalihkan pandanganmu dengan dingin. "Ada hal apa kau memanggilku?"

Mendengar nada bicaramu yang bisa dibilang ketus itu, Koi langsung merinding pelan. Tidak, tidak. Ia tidak ingin menghadapi seseorang yang sosoknya mirip dengan Hajime.

Sudah cukup Koi merasakan hal seperti itu, jangan ditambah dengan calon pelanggannya ini. Oh, jangan lupakan juga kalau Hajime menyuruhnya untuk mencari pelanggan segera. Ah, tapi kalau Koi perhatikan, jejak air mata masih membekas di pipimu.

Mungkinkah gadis ini sedang sedih? batin Koi terheran-heran.

"Ojou, daripada kau merasa gelisah seperti itu, kenapa tidak mampir sebentar di cafe kami? Menu kami bisa menenangkan pikiran anda lho!" ujar Koi.

"Ah! Dan disana ada pajangan gundam milikku juga!" sambungnya lagi yang tambah bersemangat.

"Ha?" Kau mendelik ke arahnya ketika ia mulai mengoceh tidak jelas.

Gulp!

Saliva ditelannya. Koi mundur beberapa langkah ketika merasakan aura tak mengenakkan berasal darimu. Namun, hanya ini satu-satunya kesempatan yang ia punya. Soalnya sedari tadi mana entah kenapa pelanggan tidak mau datang kepadanya.

Senyum paksa ia ukir di wajahnya, mengepalkan tangannya kuat-kuat, menatap dirimu yang masih mengeluarkan aura tak bersahabat secara tidak langsung.

"Maa! Aku lihat wajahmu terlihat suram, kenapa tidak mencoba untuk beristirahat di cafe kami? Oh, butler-nya juga ikemen semua lho~" bujuk Koi.

Memdengar kata ikemen, terbersit di pikiranmu untuk mencari pengganti yang lebih baik daripada mantanmu. Sontak saja kau memegang kedua tangan Koi lalu menatap semangat padanya.

"Baiklah! Bawa aku kesana."

Koi sedikit tersigap ketika melihat reaksimu yang termakan bujukannya. Ia tertawa hambar lalu menggandeng tanganmu, masuk menuju Tsukino Cafe!

Irismu sedikit terpaku ketika menatap dekorasi-dekorasi yang nampak elegan, enak untuk dipandang mata. Membuatmu lupa akan tujuanmu. Irismu terpaku ketika melihat gundam-gundam yang tak lain pemiliknya adalah Koi.

Koi menuntunmu untuk duduk di sebuah kursi kosong. Entah hanya kebetulan atau memang kursi tersebut berdekatan--sangat berdekatan--dengan koleksi gundam sang pemuda bersurai pink itu.

"Hmm ... Koleksinya tidak buruk juga," gumammu.

"Jadi, ingin memesan apa, ojou-sama?" tanya Koi ramah.

Melihat sikapnya yang seperti itu, wajahmu sedikit memerah. Dengan cepat kau memalingkan wajah, mencoba untuk mencari perhatian yang lain.

"Apapun yang kau rekomendasikan."

"Eh? Kau tidak ingin memesan atas keinginanmu? Kalau aku yang pesankan, aku kan tidak tau apa saja yang kau benci."

"S-sudah! Pesan saja terserah! Lagipula ini cafe-mu kan? Harusnya kau tau apa yang bisa membuat orang sedih itu tenang ...."

Koi menggaruk pipinya yang tidak gatal lalu memperhatikan daftar menu dengan seksama. Ia harus bisa melayani pelanggan ini dengan baik. Bisa-bisa saat pulang, hadiah iron-claw dari Hajime menunggunya.

Saat nama sebuah minuman tertangkap di matanya, ia berdehem ria.

"Baiklah! Aku tau apa yang cocok buat ojou seperti anda!"

"E-eh? Kau tau? B-baguslah kalau begitu."

Koi mengangguk bangga lalu menaruh daftar menu di meja kembali. "Akan kupesankan dulu yah! Tolong tunggu sebentar, tidak lama kok, ojou."

Sesuai apa yang ia minta, kau menunggu. Menunggu pesananmu untuk diantarkan--walau kau sendiri tidak tau pesananmu itu apa. Tak butuh waktu lebih dari 10 menit, Koi membawa nampan berisi secangkir minuman. Menyediakannya dengan tenang.

"Teh Hibiscus! Bagus untuk orang darah tinggi lho! Soalnya kamu daritadi marah-marah terus," ujar Koi blak-blakan dengan nada yang agak kecil di bagian terakhirnya.

Perempatan imaginer ada di kepalamu. Sontak kau menjitak kepalanya, kesal akan sikapnya. Setelah puas, kau pun duduk, mengambil teh tersebut dan menyesapnya, membiarkan Koi mengaduh kesakitan.

Lucu juga dia ..., batinmu sedikit tertawa.

Tsukino Cafe! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang