Nagatsuki Yoru

161 26 0
                                    

Hari ini, Yoru mengajakmu ke tempat kerjanya setelah sekian lama. Tentu saja kau merasa senang dengan ajakan itu karena sudah penasaran dari dulu tempatnya seperti apa.

Dengar-dengar sih, cafe tempat ia bekerja adalah tempat yang sangat terkenal. Banyak pelanggan yang datang kesana hanya untuk sekedar menyicipi menu yang tersedia atau bahkan hanya sekedar mencuci mata saja mengingat rata-rata pelayan disana adalah lelaki berparas tampan juga ada yang berparas shota atau mungkin cantik.

Yah, seperti Yoru.

"Gah! Yoru tidak cantik, entar aku diomeli lagi karena berpikir seperti itu!" serumu sembari menepuk kedua pipi dengan agak keras.

Lantas kau mengambil tas, berlari kecil menuju cafe tersebut. Tak jarang iris matamu melirik, mencuri-curi agar dapat melihat jam saat ini. Kalian berdua janjian sebelum cafe buka, tentunya agar dapat leluasa menikmati private time.

Saat ini masih sejuk, tak ramai manusia yang berjalan kaki pagi buta seperti ini. Langit pun masih terlihat kelabu, matahari belum sepenuhnya menampakkan diri.

Tempatnya agak jauh, namun cukup dengan berjalan kaki agar sekaligus kau dapat menghirup udara segar juga berolahraga.

Hingga tak butuh waktu lama, kau telah tiba di tempatnya, Tsukino Cafe. Kau menengok, mencoba memperhatikan dengan baik tiap detail bangunan yang terlihat sederhana namun elegan itu.

"Yoru mana, yah?" gumammu sembari berjalan-jalan sedikit, mencoba mengitari tempat itu. Sesekali kau mengintip masuk ke dalam, namun nihil tidak ada sama sekali tanda kehidupan.

"Atau mungkin aku yang terlalu cepat? Hm..."

Kembali kau bergumam, berpikir dengan keras. Sampai―

―Prang!

"Eh?!"

Kau berseru kaget, menoleh dengan jantung yang berdebar-debar. Pasalnya siapa yang tidak kaget jika keadaan masih sepi dan harus mendengar suara yang tidak diinginkan.

Beruntunglah, suara itu berasal dari sosok yang kau tunggu sedari tadi. Kau menghela napas, berusaha menetralisir dadamu yang sudah tak terkontrol.

"Hah... Yoru! Kau mengagetkanku saja, huh!" celetukmu kesal.

Yoru, pemuda itu hanya tersenyum masam. "Maaf maaf, [Name]. Aku juga kaget ada orang yang datang pagi buta seperti ini, ternyata kau."

Kau menautkan alis, menatap bingung ke arahnya yang tengah membawa banyak barang. Ia menaruhnya dengan hati-hati kemudian mencoba memungut botol yang pecah itu. Sepertinya ia memang tengah bersiap untuk membuka cafe.

"Mana yang lain? Kau sendirian membuka cafe-nya?" tanyamu menginterogasi.

Ia mengangguk tanpa balas menatap ke arahmu. "Iya, hari ini shift ku untuk membuka cafe. Makanya aku sarankan kita janjian hari ini."

"Hm... begitu yah."

Kau pun ikut berjongkok, menyamakan tinggi dengannya juga berusaha membantunya yang tengah memasukkan serpihan kaca ke dalam kantung plastik.

"Eh! Jangan! Nanti aku saja yang bersihkan lagipula ini kesalahanku―"

"―memangnya kalau kesalahanmu, aku tidak boleh membantu, begitu?"

Kau mengerucutkan bibir, Yoru diam. Seulas senyum ia sunggingkan, merasa tidak enak tapi mau diapa. Kau adalah orang yang keras kepala. Jadi, ia tidak bisa melarangmu.

Setelah dirasa bersih, ia pun membuka cafe. Kalian berdua pun masuk, tentu saja Yoru yang pertama kali melangkahkan kaki diikuti dengan dirimu yang membantunya.

"Whoa, cafe ini bagus sekali ya, Yoru-chan." Kau menatap kagum.

"Ehem."

Kau tersentak, lalu membalas dehemannya dengan cengiran ria. "Maaf, hehe. Habis kau cantik―ups."

"[Name]..."

Ia mengganti tatapan tajamnya dengan tatapan memelas yang tidak terima. Kau mengibas-ibaskan tanganmu sembari meminta maaf.

"Oh yah, duduk saja di manapun yang kau mau. Aku bersih-bersih dulu lalu menyiapkan minuman untukmu. Kau pasti lelah setelah membantuku," ujarnya.

"Woah, apakah ini minuman gratis? Yeshu!" sorakmu kegirangan.

Ingin rasanya Yoru membalasmu dengan kata, bayar. Namun melihat senyummu yang seperti itu lantas mengurungkan niatnya. Sehingga ia hanya berjalan ke dapur seraya tersenyum menggelengkan kepala.

Yoru sedikit tersentak ketika melihat dapur, ia mengerjapkan matanya lalu kembali berjalan, mengintip ke arah luar dapur. Sebentar―

"Lho, kok sudah bersih?" gumamnya heran. Ia tidak tau, bahwa Shun dan kawan-kawanlah sang pelakunya ketika ia tanpa sadar kemarin mengatakan bahwa akan membawa seorang gadis.

Tanpa pikir panjang, Yoru langsung membuatkan minuman tak ingin membuang waktu dan segera berjalan ke depan.

"Eh? Tidak bersih-bersih?"

"Tidak. Aku heran kenapa sudah bersih―lupakan itu, silahkan diminum teh Mate-nya. Maaf, sepertinya kami lagi kehabisan kopi, tapi ini rasanya kayak kopi kok, [Name]."

Kau tertawa kecil, menerima teh tersebut lalu meminumnya. Memang benar, ini teh tapi rasanya seperti kopi.

"Tak apa, lagian melihat wajah cantik Yoru sudah cukup sebagai penyemangatku―selain teh rasa kopi ini tentunya!"

Dan sekali lagi, kau tidak tau bahwa tiap kali kau mengatakan dirinya cantik, sebuah rasa timbul di dalam dada Yoru.

Tsukino Cafe! [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang