5. Kesalahpahaman yang menumpahkan darah (1)

2K 161 1
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Pagi-pagi gadis itu sudah pergi ke hutan untuk mencari buah-buahan yang sekiranya bisa ia simpan untuk di makan sampai esok.

Ketika ia kembali ke gubuk, rasa penasarannya akan masa lalu yang sempat ia baca saat itu kembali menghantui dirinya dan membuat ia semakin penasaran tentang hal yang di ceritakan saat itu. Tetapi ketika ia juga mengingat adegan menyeramkan yang terakhir kali ia lihat ketika selesai membaca buku itu membuat Faith merasa takut untuk membuka buku itu lagi. Ia tidak ingin jika makhluk itu mengetahui keberadaan dirinya dan berhasil menculik dan membunuh dirinya.

Ketukan pintu membuat Faith tersadar dari lamunannya, ia menengok keluar melalui celah jendela dan mendapatkan seprang pria tua dengan sebuah topi tinggi kerucut mengundang sebuah tanda tanya dalam hati gadis itu. Dengan pelan Faith membuka pintu dan menatap ke arah wajah yang oenuh kerutan tersebut.

"Iya, dengan siapa? Ada yang bisa saya bantu?" pria itu tersenyum.

"Apakah di sekitar sini benar ada sebuah desa?" Faith mengangguk.

"Bisakah anda menagantarkan saya masuk ke dalam desa itu? Saya kurang tahu seluk-beluk hutan ini." Faith menaikkan sebelah alisnha lalu akhirnya mengangguk.

"Baiklah, mari ikuti saya."

Faith berjalan di depan pria paruh baya itu. Rasanya gadis itu seperti diawasi walaupun ia tidak yakin itu memang benar-benar terjadi atau hanya perasaannya saja. Setelah sampai di perbatasan, Faith menghentikan langkah kakinya dan memutar tubuh hingga menghadap wajah pria itu.

"Saya hanya bisa mengantar anda sampai disini saja." Pria itu tersenyum.

"Hoho, terimakasih gadis muda atas kebaikanmu sampai mau mengantarkan pria tua ini ke sampai dengan selamat ke desa." Lalu pria itu menjulurkan tangan kanannya ke arah Faith.

"Boleh bukan berjabat tangan?" Faith tersenyum mereng lalu mengangguk, ia merasa pria tua ini melakukan gerak-gerik yang aneh.

Ketika Faith membalas jabatan tangan tersebut, ia merasa aneh. Mengapa pria itu mencengkram tangan kanannya? Meremas tangan gadis itu membuat Faith langsung melepaskannya begitu saja.

"Kalau begitu saya pergi dahulu." Pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gadis itu benar-benar merasa genggaman tangan pria tua itu kasar. Ada apa sebenarnya? Mengapa pria itu menjabat tangannya seolah-olah dirinya akan di kekang? Faith menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencoba untuk tidak berpikiran negatif, mungkin saja ia terlalu lelah sampai-sampai berpikir yang aneh-aneh.

Dark LunaWhere stories live. Discover now