Capitulum VIII : Penjemputan Loicerys

1.9K 256 12
                                    

Sementara kelas L-V berada di padang rumput Erilight, seorang pengawal yang berasal dari perbatasan gerbang 1 Kota Pedang Kuno berlari menuju Akademi Pedang Langit secepat yang ia bisa. Begitu sampai, empat kelas yang tengah berlatih di lapangan begitu heran melihat pengawal berlari, tanpa kuda dengan wajah yang sangat panik.

     Salah seorang murid berinisiatif bertanya, "Mm... Ada perlu apa hingga Anda berlari begitu kencang, Pengawal?"

     "Di langit dekat Padang Rumput Erilight, saya melihat kawanan kangguru terbang, yang menuju padang rumput itu!" ujar pengawal itu terengah-engah.

     "Baik... Lalu, apa hubungannya dengan kami? Bukankah ada para petualang yang dapat membereskannya?" tanya salah satu murid lagi.

     "Masalahnya, jumlahnya ada lebih dari tigapuluh ribu pasukan! Dan, seingat saya, murid dari akademi ini sedang berlatih di sana!"

     Semua orang terkejut. "Apa? Kau tidak bercanda 'kan? Siapa pembimbing nya?" seru Austin Edge, wali kelas L-I.

     "Kurasa... Tuan Milovan Clevo." ujarnya sedikit ragu. Ketika ia mengingat-ingat siapa yang ia izinkan

     "Dasar si bodoh itu! Baiklah, kami akan segera ke sana. Ayo! Kita bantu mereka. Uh. Sudah kubilang bukan ide bagus menuju padang rumput perbatasan itu. Hah." omel Victoria Bexell, wali kelas L-II.

     "Baiklah, akan ku bantu dia. Dia berhutang bantuan pada kita. Kau, laporkan itu pada kepala sekolah." ucap Jeremy Westlind, wali kelas L-IV.

     "Baik!"

Pengawal itu berlari menuju ruang kepala sekolah dengan tergesa-gesa. Sementara itu, murid-murid lain diminta kembali ke kelas—pelajaran dihentikan sementara. Sesampainya pengawal itu di ruang kepala sekolah, ia hendak melaporkan apa yang terjadi, namun langsung dipotong oleh pria yang menjabat sebagai kepala sekolah itu.

     "Aku sudah tahu. Milovan Clevo, kan?"

     "Be-benar, Tuan." jawab pengawal itu terengah-engah

     "Sepertinya para guru itu melakukan hal percuma dengan mengirim diri mereka ke sana." desah Noel Stevenson, sang kepala sekolah.

     "Kenapa begitu?" tanya Frank Warlock, sekretaris sekaligus wakil sang kepala sekolah. Tidak hanya dia yang penasaran, pengawal itupun bingung, namun tidak berani bertanya. Dia memikirkan bahwa mungkin saja guru-guru akan terlambat datang ke sana dan murid-murid akan...

     "Mari kita dengar kisahnya dari para wali kelas itu nanti." ujar pria dengan jabatan kepala sekolah itu sembari tersenyum misterius.

🔥🔥🔥

Kini, kami tengah memperhatikan Mr. Milovan dengan kehebatannya terbang kesana-kemari dengan santai dan membunuh tiap-tiap Nom, iblis berbentuk kangguru yang memiliki sayap kelelawar. Ekspresinya bahkan tidak berubah sejak melihat iblis-iblis itu. Aku malah merasa, para Nom itu digunakan sebagai batu loncatan Mr. Milovan untuk menunjukkan kebolehannya pada kami.

Mr. Milovan hanya melompat dan kemudian menunjuk ke arah target yang ingin ia lenyapkan. Ia melakukannya seakan itu bukan masalah besar. Seharusnya ada batasan pada [Counter] seseorang, namun Mr. Milovan tampak tidak terbatas oleh hal tersebut. Dia melakukannya seolah-olah ia sedang menari di sebuah panggung pertempuran berdarah.

     "Ada empat orang bergerak secara cepat ke arah sini, tampaknya itu wali kelas kelas lain. Sudah kuduga, pasti ada pengawal yang melihat para kanguru terbang ini." ujar Han Xue sembari menyentuh pelipisnya.

The Sacred Imperium Legacy : Resurrection [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora