Harus move on

703 48 4
                                    

Karawang, 22 Januari 2019.

***

Mungkin kata yang paling tepat untukku adalah bodoh, iya aku terlalu bodoh karna pernah mempercayaimu. Dan kali ini aku akan menebus kebodohanku.

***

Suasana makan siang di kantin SMA Maju Jaya memang selalu ramai. Bahkan terkadang juga gaduh dengan suara murid murid yang sibuk bergosip, ataupun bernyanyi sambil bermain gitar di kantin. Suara gelak tawa juga kerap menghiasai kantin ini. Salsa, Nadira, Jeslyn, Uni, Jojo, dan Aan duduk dalam meja yang sama. Jojo dan Aan tengah sibuk dengan mie ayam mereka. Sedangkan Uni dan Nadira juga sibuk dengan baso mereka yang super pedas hingga membuat mereka bercucuran keringat. Jeslyn belum juga menyantap makan siangnya ia masih berkutat dengan ponselnya, ia sibuk menonton oppanya di Vlive.

Sedangkan Salsa sedari tadi mie goreng dalam piringnya tak kunjung ia makan, rasanya ia sama sekali tak punya selera makan hari ini. Suasana hatinya benar benar buruk, kemarin misinya sudah gagal dan Teo belum juga menghubunginya. Ia merasa dirinya sangat malang. Nadira selesai dengan makanya, baso satu mangkuk penuh itu sudah berhasil ia habiskan juga dua gelas maribang rasa mangga sudah ia minum hingga habis. Nadira menyeka keringat yang muncul di sekitar keningnya. Ia melihat ke arah Salsa yang cemberut sambil terus mengaduk aduk mie gorengnya.

"Sal lo kenapa?"

"Gak papa kok Nad?"Salsa mencoba tersenyum meskipun itu sama sekali tak bisa menutupi keadaan hatinya.

Nadira menghela napas berat sambil menggelengkan kepalanya."Kan udah gue bilang gak usah dipikirin terus."

Salsa mengerucutkan bibirnya."Tapi gue kepikiran terus."

"Gini ya Sal-------"ucapan Nadira terpotong karna tiba tiba Danu datang dan langsung berbicara begitu saja.

"Sory gue ganggu ya."serobot Danu.

Nadira mendelik."Iya."jawabnya ketus.

"Hehehe... sory deh, tapi gue cuma mau ngasih tahu kalo Salsa, lo dipanggil Pak Engkus ke ruang guru."jelas Danu.

Salsa membulatkan kedua matanya."Hah, gue dipanggil emangnya ada apa ya Dan?"

"Emmm kalo itu gue juga gak tahu Sal, pokoknya Pak Engkus cuma nyuruh gue buat manggil lo doang."jawabnya terus terang.

"Oh gitu, ya udah makasih ya Dan."

"Oke."

Setelah itu Danu langsung berjalan menuju meja kantin yang lain berkumpul bersama anak anak yang lain dan menikmati makan siangnya. Sedangkan Salsa sejenak berpikir kenapa Pak Engkus memanggilnya ke ruang guru, padahal ia rasa ia tak pernah ada urusan lagi dengan guru matematika itu. Sekalinya ia pernah dihukum pak engkus ya waktu ia dan yang lainya ketahuan berada di kantin pada saat jam pelajaran berlangsung itupun karna ia dan yang lainya mengikuti saran jojo untuk ke kantin.

Salsa sedikit meminum Teh sisir gula batu kesukaanya lalu ia melihat jam dinding yang ada di tembok kantin, ternyata masih sekitar lima belas menit lagi waktu istirahat yang tersisa. Sepertinya cukup jika hanya untuk menemui Pak Engkus di ruang guru. Salsa melirik ke arah Nadira.

"Nad temenin gue ke ruang guru yuk."ajaknya.

Nadira mengangguk."Boleh, tapi abisin aja dulu makanan lo."

"Enggak ah lagi pula gue lagi gak nafsu makan."

"Oh gitu ya udah."

Mereka berdua beranjak dari kursi kantin, tiba tiba Uni ikut berdiri.

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang