Di bawah meja guru [2]

4.3K 373 9
                                    

Jangan lupa Vote, komen dan share

____________

Langsung saja Nayeon memgambil sebuah pisau dari kotak terkutuk tersebut, lalu berjalan perlahan-lahan mendekati Momo. Ia memainkan benda tajam di sekitar mulut Momo, refleks aku menutup kedua mataku sambil berkata, "Sadis... "

Momo tidak bisa berteriak, aku mengintip di balik celah jari-jari yang menutupi wajahku. Darah mengalir dari mulut Momo, sedangkan pelaku nya hanya tertawa dengan lepas

Tak puas sampai disitu, Nayeon melukai pinggang dan kaki Nayeon, sehingga rok panjang dan seragam putihnya berubah menjadi bewarna merah. Ia mengambil pisau baru dan mengarahkan nya ke leher Momo, sontak aku berteriak

"JANGAN DIA BISA MATI!" setelah itu aku baru menyadari kebodohanku. Berbicara tanpa ada yang melihat atau pun mendengar, aku kembali menutup mataku ketika tahu ujung pisau Nayeon menyentuh leher Momo

Tepat pada saat itu, Momo tidak lagi bergerak atau pun meringis kesakitan. Hanya helaan nafas yang terdengar, itupun bukan dari Nayeon. Tzuyu yang mulai curiga pun memecahkan keheningan mereka, "Mengapa dia tidak bergerak?"

"Mungkin dia kelelahan" bodoh. Jawaban bodoh itu keluar begitu saja dari mulut Dahyun, bahkan wanita itu malah tertawa

Namun tawaan itu berhenti karena jeritan Chaeyeong, "Apa mungkin dia mati?" ucap Chaeyeong histeris

Nayeon mulai menatap takut ke arah Momo, namun dengan cepat wanita itu mengubah raut wajahnya menjadi biasa saja.

"Apa benar?" kata Jihyo yang disusul rengekan oleh Tzuyu, "Kau tidak mau masuk penjara!"

Aku berjalan mendekati Momo dna memastika bahwa Momo masih bernafas atau tidak, tetapi tidak jadi karena tiba-tiba kaki ku tersandung dan tidak dapat mendekati mereka. Jika dari jauh, sudah kupastikan dia meninggal karena pisau Nayeon menyentuh urat nadi nya

"Pantas saja dia mati. Nayeon melukai nya sampai mengenai urat nadi" kata Jihyo kelewat santai. Bahkan gadis itu disaat-saat seperti ini masih bisa santai?

Chaeyeong langsung panik seketika. "Jadi bagaimana ini?!"

"Begini saja, kita bawa dia ke atap lalu lempar dia kebawah. Buat seolah-olah dia membunuh dirinya sendiri" ide Nayeon membuat ke empat teman nya kembali bersemangat

"Baiklah, dari pada berada di jeruji besi" setuju Dahyun. Tak lama kemudian, aku dapat mendengar cibiran Tzuyu, "Dasar Momo, sudah mati masih merepotkan saja"

Langsung saja mereka mengontong jasad Momo ke atap dengan pelan-pelan, aku berada di belakang mereka, menyusul. Ketika sampai di atas, tanpa aba-aba, Nayeon melempar tubuh gadis yang sudah tidak bernyawa itu.

"Bagaimana jika jasad nya di otopsi?"

"Tidak kok, lebih baik kita ke bawah dan membereskan semua peralatan kita. Cuaca menunjukan akan hujan, jangan lupakan sidik jari kita yang akan menghilang karena air"

Dan tiba-tiba saja, aku merasakan diriku di tari ke tempat lain. Tempat yang berbeda dengan hari dan cuaca yang berbeda. Tempat ini, berada di depan gerbang, sedangkan hari, kemungkinan besok sesudah Nayeon dan teman-teman nya melancarkan aksi, dan cuaca yang panas.

Sekolah BerhantuWhere stories live. Discover now