Di Bawah Meja Guru [3]

4K 350 15
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share

_____________

Sampai-sampai yang mereka puji melihat ke arahku. Aku berdiri dan melihat orang-orang yang mereka kagumi tadi, ada ada empat laki-laki dan satu perempuan yang menatapku sinis. Karena mereka semua memperhatikan ku, aku kembali mengebrak meja dan keluar begitu saja dari kantin

Jujur sebenarnya aku malu, apalagi sampai diperhatikan seperti tadi. Aku yakin, mereka sedang menggosipkan ku saat ini karena aku tersedak air liur ku sendiri.

"Terlalu memuji sesama manusia tidak baik. Apalagi si Rose, Rose itu. Aku juga mempunyai Rose di rumah, bewarna merah pekat, indah da harum. Beda dengan disekolah, terlalu sinis" gerutu ku kesal.

Tiba-tiba aku teringat dengan masalah pertamaku, Momo. Aku belum menemukan petunjuk apapun di sekolah ini, "Bagaimana ya? Masalah Momo belum selesai... "

"Apa aku harus memanggil hantu itu lagi?" Aku kembali teringat dibagian ketika leher Momo disayat. Sontak aku langsung bergidik ngeri sambil memeluk kedua lenganku membentuk silang, "Terlalu seram... "

Aku berjalan pelan ke arah kelasku sambil menikmati serpihan angin yang menerpa-nerpa wajahku. Cuaca disini mendung, mungkin saja sebentar lagi akan hujan.

Sesampai nya di kelas hanya ada sekitar empat atau lima orang yang sedang berbicara, ada juga yang sedang membaca buku. "Kemana yang lain nya ya?" gumamku pelan, lalu tiba-tiba saja aku teringat dengan sikap ketidak pedulianku

"Ah, sudahlah. Untuk apa aku perduli? Lagian mereka bukan siapa-siapa"

Bel berbunyi, dan guru olahraga ku memasuki kelas. Kang Ssaem termasuk guru yang disenangi para murid, terutama wanita. Itu karena tubuhnya yang kekar, bahkan bendahara kelas saja sampai bergosip tentang perut six pack milik Kang Ssaem.

"Tinggalkan handphone kalian dan langsung ke lapangan olahraga"

•••

"Sekarang kita akan melakukan pemanasan, berkeliling delapan lapangan. Dimulai dari... " tepat pada saat peluit itu berbunyi, kami berlari. Sebenarnya ingin namanya penyiksaaan dan bukannya pemanasan, bayangkan saja lapangan yang luasnya hampir seperti lapangan bola kaki malah disuruh berkeliling delapan kali lapangan

Sepertinya guru yang satu ini memang suka menyiksa muridnya. Delapan kali itu mungkin akan mematahkan kaki ku.Aku masih terus berlari mengelilingi lapangan, banyak murid yang berhenti walaupun baru satu kali putaran. Jujur saja, aku mulai merasa lelah. Sudah kubilang bukan? Lapangan ini sangat luas

Aku mengalihkan pandangan ku ke arah rooftoop. Kulihat ada empat murid laki-laki dan satu murid perempuan sedang duduk menatap ke arah bawa sambil bercanda ria. Ya... Siapa lagi jika bukan mawar dan teman-temannya

Aku menatap mereka berlama-lama dan tidak melihat ke arah depan, aku terjatuh tersandung kaki ku sendiri. Ini semua karena kecerobohanku, dan juga karena mawar-mawar itu. Lututku berdarah, teman-teman sekelasku mulai berlarian menuju ke arahku

Dapat kulihat, sang ketua kelas yang paling khawatir diantara yang lain. "Jisoo kau baik-baik saja?" tanya Irene. Jangan berpikir bahwa Irene ketua kelasnya, bukan dia

"Mau ku antarkan ke UKS?" tawar Yeri. Mereka memang baik, tapi sayangnya aku tidak membutuhkan kebaikan mereka

"Tidak, aku bisa sendiri" Walau hanya empat kata yang ku keluarkan, aku dapat melihat raut wajah terkejut dari mereka. Pertama kali nya aku berbicara dengan mereka.

Sekolah BerhantuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora