Uks Terdekat part [5]

2.8K 282 3
                                    

Jangan lupa vote, komen, share

Telah direvisi

Aku menatap tidak nafsu ke arah piring yang berisikan Mie Ramen ini. Biasanya inilah makananku ketika di Sekolah, namun hari ini entah mengapa rasanya aku tidak bernafsu untuk memakan Mie ini lagi

Di dunia ini, 99% murid yang bersekolah pasti membenci pelajaran matematika. Aku baru saja selesai menghadapi ujian mendadak matematika yang rasanya ingin membuatku pecah, dan sekarang aku butuh sesuatu untuk mendinginkam otakku.

Disaat aku dan Jennie lagi menikmati makanan tiba-tiba

Brakk

Lisa datang dan langsung menggebrak meja kantin yang ditempati oleh kami. Jennie tersedak akibat kaget, buru-buru ku berikan segelas air putih. Ia meminumnya sedangkan Lisa memasang wajah tanpa dosanya malah menertawakan Jennie

"Ups.. Maaf" ujar Lisa sambil menutup kedua mulutnya, namun ia kembali tertawa lagi yang membuatnya seperti orang gila

"Sinting" gumamku

"Sialan kau Lisa!" Jennie berdiri dan mengambil ancang-ancang ingin memukul Lisa. Namun terhenti ketika kami melihat siapa yang ada di belakang mereka

"Jadi mereka sahabatmu?" tanya Jimin sambil menatap kami sedikit tidak suka. Memangnya kami suka pada mereka apa? Tentu saja tidak

"Iya. Cantik-cantik kan?" ujar Lisa, ia mendudukan dirinya di kursi samping Jennie

"Kau tidak tau tingkah laku mereka yang sok hebat itu?" ujar Jungkook. Aku dan Jennie memberikan tatapan tajam padanya

"Tidak kok, malahan mereka sangat baik. Selama aku berteman dengan mereka aku tidak pernah melihat sikap mereka yang sok kehebatan itu" ucap Lisa membela ku dan Jennie. Wah, bagus Lisa! Pertahankan!

"Terimakasih telah menemani pacarku selama aku tidak ada" Jimin menjeda beberapa saat perkataan nya, "Tapi setelah ini aku tidak akan membiarkan nya berteman dengan orang sombong seperti kalian" lanjutnya

Keadaan di sini mulai memanas, Lisa tampak ingin membela kami tetapi di tahan oleh Jimin. Aku menatap Jimin nyalang beberapa saat, kemudian segera bersandar di kursi dan memberikan nya tatapan datar.

"Sayangnya aku tidak menerima ucapan terimakasih mu. Lagi pula disini sudah terbukti dari kata-katamu bahwa kau lah yang sombong, bukan?" aku menatap mereka berempat sinis.

"Maksudmu?" tanya Taehyung padaku yang kurasa ia tidak memahami perkataan ku

"Kau lulus Tk tidak? Atau jangan-jangan sering bolos pelajaran bahasa sehingga tidak dapat memahami perkataan ku?" ujarku pada mereka. Berusaha memancing api dan sepertinya api itu sudah tersulut

"Jaga ucapanmu!"

Aku tertawa sinis lalu berkata, "Aku selalu menjaga ucapanku bahkan menyekolahkan mulutku. Tetapi bukankah kalian yang memancing kami duluan dengan mengatakan bahwa aku dan Jennie adalah murid yang sok?"

"Jisoo sudah! Tidak ada guna nya berbicara dengan mereka" ujar Jennie, sepertinya dia takut jika aku melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

Aku memasang ekspresi berpura-pura memikirkan sesuatu, kemudian beranjak dan mendorong bahu Jungkook keras yang kebetulan berada di pinggir. Jennie hanya membuntuti ku dari belakang

•••

Seharusnya saat ini aku sedang berada di mobil menuju ke rumah, tapi sayangnya waktu berharga ku harus terbuang akibat speaker yang mengumumkan bahwa kami diharuskan berkumpul di lapangan. Siapapun yang kabur akan dikenakan sanksi, terserah apa kata mereka yang terpenting di tengah-tengah manusia yang berdiri, aku sedang duduk di belakang Jennie sambil mengipasi diriku dengan buku

"Selamat siang. Saya ingin memberikan informasi mengenai kematian Nako yang masih menyelimuti sekolahan kita, kepada Hitomi silahkan maju!" ujar Kepala Sekolah

Hitomi berdiri dari duduknya lalu menaiki podium sekolah. Ia menceritakan apa saja yang terjadi ketika ia ingin membunuh Nako bersama dengan teman-temannya dengan raut wajah menyesal tentunya.

Kemudian Hitomi di bawa oleh dua polisi, sedangkan polisi yang lain sedang berusaha melakukan pencarian jasad Nako yang Hitomi sendiri lupa menguburkannya dimana.

"Kita bantu mereka saja ke Uks, keberatan tidak?" tanyaku pada mereka. Mereka menggeleng serempak kemudian kami berlari-larian di koridor menuju ke UKS

Sesampainya di dalam uks, aku masih merasakan hawa negatif tetapi kali ini tidak terlalu besar seperti yang sebelumnya. Mungkin karena jasad nako masih belum dikubur dengan layak.

"Dinding yang mana, ya?" tanya Lisa sambil memeluk satu persatu dinding disana. Ternyata benar dugaanku bahwa Lisa tidak waras

"Entahlah" sahut Jennie yang sibuk memperhatikan satu persatu dinding di sana. Kemudian dia menoleh ke arah Lisa yang memeluk dinding disana, ia menyuruh Lisa pergi tetapi Lisa tidak mau, terpaksa Jennie mendorong Lisa hingga jatuh ke bawah

Lisa meringis kesakitan namun Jennie tidak terlalu memperdulikannya

"Kurasa yang ini!" ucap Jennie sambil menunjuk dinding yang dipeluki Lisa sangat lama tadi

Aku mengulurkan tanganku membantu Lisa berdiri. "Kau yakin?" ujar Lisa sambil menyambut uluran tanganku lalu berdiri

"Panggil saja seseorang untuk mengecek dinding uks ini!"

Kebetulan aku melihat  kepala sekolah yang berjalan melewati uks, tampaknya ia juga sedang melakukan pencarian Jasad Nako

Dengan sopan aku memanggil Kepala Sekolah. Untungnya ada Jennie sehingga Kepala Sekolah dapat percaya bahwa kami sedang tidak membual. Ia berkata ingin memanggilkan beberapa polisi untuk mengecek dinding ini, kemudian ia keluar dari Uks

Kepala Sekolah kembali dengan bersama beberapa polisi, kemudian kami disuruh keluar sedangkan mereka akan mengevakuasi tempat ini. Aku sempat melihat jasad Nako yang hancur berantakan namun mulutnya tiba-tiba tersenyum ketika melewati ku, mungkin pertanda terima kasih?

•••


Pagi hari yang cerah kami berada di pinggir jalan komplek rumah ku. Kami bertiga memutuskan untuk berkeliling-keliling komplek hanya untuk mencari udara segar. Kemudian aku memutuskan untuk beristirahat di halte bus karena lelah berjalan yang tak henti-henti.

Disaat sedang istirahat di halte bus,pandanganku beralih ke arah seorang gadis yang sedang ingin menyebrang, dia memakai dress bewarna putih polos. Awalnya aku mencoba tidak peduli dengan gadis itu, namun ketika melihat Lisa bertanya pada ku bahwa gadis itu Rose atau bukan dan aku mencoba meneliti kembali wajah gadis tersebut

"Benar. Dia Rose" ujarku. Jennie dan Lisa mulai menggosipkan sesuatu, "Seperti nya ia ingin menyebrang" kata Jennie

"EH.. AWAS MOBIL!"

Mendengar teriakan Lisa aku langsung menoleh ke arah Rose dan kulihat memang ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat. Langsung saja aku berlari ke arah rose dan menarik tangan nya hingga aku dan rose terjatuh di rerumputan. Untungnya aku cepat, jika tidak Rose pasti sedang merenggang nyawa saat ini




[ Sekolah Berhantu ]

Ada typo tolong komentari ya, sekalian jangan lupa vomentnya

Sekolah BerhantuWhere stories live. Discover now