Bab 6 : MENYAPA SATYA

74.9K 5.3K 95
                                    

"Katanya cewek itu takdirnya dikejar bukan mengejar, tapi bolehkah kamu pengecualiannya?"

☆☆☆☆
______________________________________

Sudah 5 menit Kayla berputar-putar didepan cermin memperhatikan penampilannya. Ia hari ini menggunakan dress selutut berwarna pink dengan flatshoes dan tas ransel kecil berwarna putih.

"Woy cepetan dasar lelet." Kayla berjengit kaget karena teriakan Alvin yang tiba-tiba sudah bersandar di pintu kamar.

"Iya-iya bawel"

"Ngapain lo senyum-senyum udah mulai gila?"

"Ihh ngeselin banget sih lo!" Kayla mencebik kesal namun sedetik kemudian tersenyum lagi "gimana hari ini gue cantik gak?"

"Tetep jelek."

Senyum Kayla langsung menghilang mendengar jawaban Alvin. "Beneran? Baju gue gak cocok ya? Apa dandanan gue terlalu menor? Yaudah gue dandan ulang ya"

Melihat Kayla akan kembali kearah cermin lagi Alvin mendengus kesal dan langsung menariknya keluar kamar. Padahal ia hanya bercanda dan Kayla benar-benar mempercayainya.

"Ih kak gue mau make up ulang"

"Udah cantik. Gue cuman becanda Kay" jawab Alvin santai tanpa menoleh ke arah Kayla.

"Serius? Gue udah cantik? " Tanya Kayla senang.

"Hm" Alvin memutar matanya malas "lagian mau ngapain sih lo rempong gini?"

Mereka berdua masuk kedalam mobil Alvin. Hari ini Kayla sengaja tidak berangkat sendiri, ia malas menyetir.

"Mau deketin Pak Satya lah" jawab kayla sambil menyibak rambutnya.

"Kurang kerjaan banget sih lo. Yang ngejar-ngejar lo tuh banyak tinggal pilih. Cewek tu dikejar bukan mengejar" kata Alvin mulai menjalankan mobilnya.

"Gue kan sukanya sama Pak Satya kak. Lagian ya cinta itu butuh pengorbanan"

"Terserah" jawab Alvin pasrah.

Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya ia sampai di parkiran kampus. Tanpa mengucapkan terimakasih maupun pamit Kayla langsung pergi kaluar dari mobil Alvin.

Saat berjalan sampai didepan gedung Fakultasnya tak sengaja ia melihat Pak Satya berjalan beriringan dengan Pak Adit dosennya disemester lalu.

Dengan semangat Kayla menghampiri mereka berdua.

"Selamat pagi Pak Satya. Kita ketemu lagi pak" sapa Kayla dengan senyun manisnya lalu menoleh ke arah Pak Adit "pagi pak Adit"

Satya hanya menatap datar Kayla sedangkan Pak Adit tersenyum ramah kearah Kayla.

"Pagi juga Kayla" sapa Pak Adit kembali.

"Pak Satya kok gak bales sapaan Kay sih?"

Satya menghela nafasnya berat paginya sudah diusik oleh mahasiswi aneh seperti Kayla "pagi"

"Pak Satya nanti mau beli buku lagi nggak? Mau kemall lagi gak? Atau mau kemana gitu nanti Kayla temenin lagi ya"

"Saya nggak kemana-mana"

"Temenin lagi? Jadi kalian kemarin ke Mall bareng? Beli buku bareng?" Tanya Pak Adit bingung

"100 buat pak Adit" jawab Kayla sambil mengangkat kedua jempolnya. Ia memang sudah akrab dan sering bercanda dengan Pak Adit karena ia adalah dosen yang ramah dan humoris.

Mendengar jawaban Kayla Adit memandang takjub Satya, karena baru kali ini ia jalan dengan cewek. Benar-benar keajaiban pasalnya selama ia bersahabat 15 tahun tak pernah sekalipun Satya terlihat kencan.

"Oo gitu. Jadi kemarin kamu nolak aku ikut gara-gara mau kencan? Waow selamat akhirnya kamu punya pacar, aku ikut seneng bro" Adit menepuk bahu Satya dengan gaya bicara medoknya sambil senyum menggoda.

"Aku gak punya pacar" jawab Satya datar.

"Oh jadi Pak Satya jomblo ya. Yaudah sering-sering jalan sama saya aja pak, kebetulan saya juga jomblo loh"

"Nah dengerin tuh Sat"

Mendengar Pak Adit mendukungnya Kayla langsung tersenyum bahagia.

"Maaf saya ada jam mengajar. Permisi" Satya langsung pergi meninggalkan Adit dan Kayla.

Kayla memandang kecewa punggung Satya yang berlalu begitu saja.

"Satya emang gitu kalau sama cewek" Adit menepuk punggung Kayla pelan.

"Nggak papa kok Pak santai hehe. Oya nanti ada waktu nggak pak? Saya ada misi rahasia nih"

"Ada. Nanti temui saya di Kantin ya setelah jam ke 3" Adit mendadak bersemangat mendengar Kayla mengatakan misi rahasia, sepertinya seru. Meskipun ia seorang dosen tapi ia tak pernah bersikap kaku dan arogan seperti dosen-dosen lainnya bahkan ia selalu menganggap mahasiswanya seperti kawan sehingga mereka nyaman dengannya dan mudah dalam menerima pelajaran.

"Siap pak" jawab Kayla sambil mengangkat tangannya hormat seperti saat pengibaran bendera merah putih kepada Adit, kemudian mereka tertawa bersama.

To be continued
______________________________________

☆▪▪ Krismunita ▪▪☆☆

Hai jangan lupa vote dan comment ya😙 happy reading❤

My Ice Dosen Onde histórias criam vida. Descubra agora