PROLOG

10K 686 18
                                    

Mata bulatnya menatap pria didepannya tanpa berkedip sedikitpun, sorot matanya menantang, tapi mata bulat itu tidak bisa berbohong, ada sedikit ketakutan disana. Pria didepannya itu tersenyum miring, sembari menghimpit jarak diantara mereka. Krist terus berjalan mundur secara perlahan tanpa melepaskan tatapannya.

Pria itu mengangkat kedua alisnya, mengejek. Jangan lupakan bibirnya yang sejak tadi tersenyum miring, dan mata tajamnya itu juga tidak pernah lepas dari mata bulat Krist.

“Apa yang kau mau, hah?” Krist mencoba sebisa mungkin agar suaranya tidak terdengar bergetar.

Sial! Kaki Krist sudah mencapai kaki ranjangnya. Ia tidak bisa bergerak kebelakang lagi. Pria didepannya semakin menunjukkan wajah kemenangan. Pria itu tersenyum, kali ini bukan senyuman menyeringai. Tapi tetap saja membuat tubuh Krist merinding.

Pria itu menjelajahi wajah Krist dengan jari telunjuknya, dari kening, mata, pipinya yang sedikit berisi itu, kemudian mengusap bibir Krist dengan ibu jarinya. Dengan cepat Krist menyingkirkan tangan pria itu yang berada didepan wajahnya, mata bulatnya mendelik, yang semakin terlihat lucu dimata pria itu.

“Jangan menyentuhku!”

Bugh..

“Aww..”

Krist terdorong kebelakang, tubuhnya dihempaskan begitu saja di ranjang. Belum sempat ia bangun, pria itu sudah mendorongnya lagi, dan menduduki kakinya. Krist tak bisa berontak.

“Menurutlah, Krist..” Pria itu mengusap pipi Krist, berkata dengan penekanan disetiap katanya. Krist hanya bisa memicingkan kedua matanya. Ia sangat benci jika dipojokkan seperti ini.

“Bukankah mereka menyukainya, jika kita berbuat seperti ini.”

Pria itu semakin mendekatkan wajahnya, Krist membuang wajahnya kesamping. Kedua pergelangan tangannya dipegang erat oleh pria menyebalkan yang kini sudah berada diatasnya, setengah menindihinya.

Krist sama sekali tak bisa bergerak. Ia hanya melakukan penolakan kecil dengan membuang wajahnya kesamping.

Pria itu menghembuskan napasnya diceruk leher putih Krist. Tubuh Krist bereaksi, ia menggelinjang geli.

“Apa yang kau ARGHH—“

Menjilati leher mulus Krist seperti es krim, menyesapnya seakan-akan ingin menyerap rasa yang mengecap pada indera pengecapnya. Krist semakin menggelinjang, tubuhnya tertahan oleh tubuh pria diatasnya.

“Akhh hhh lepass…hh akh”

Meski begitu, Krist tetap menggerakkan tubuhnya, memberontak. Tapi sepertinya energinya sudah terserap habis oleh pria diatasnya tersebut.

Pria itu membungkam bibir merah mudah Krist dengan bibir merah gelap miliknya. Memagut bibir itu, tidak membiarkan Krist memprotes, ia memagutnya dengan sedikit kasar, menyesap bibir atas dan bawah secara bergantian. Manis, sangat manis. Semakin membuat pria itu mabuk akan rasanya.

Tak terkendali. Ia sudah tak terkendali. Sekarang ia menyusupkan lidah panasnya kedalam mulut kecil Krist. Menggeledah berbagai celah bibir Krist. Krist tak memberontak, energinya sudah benar-benar habis.

Tangan pria itu menyusup kedalam kaos tipis yang Krist kenakan. Mengusap perut rata Krist yang sudah sedikit terbentuk. Mengusapnya perlahan dari atas kebawah. Krist hanya mampu memukul pelan lengan pria diatasnya.

Pria itu semakin mencium Krist dengan dalam dan meremas pinggangnya, masih tersisa sedikit tenaga yang Krist punya untuk menarik rambut pria itu.

Krist hanya mampu menggerakkan jemarinya yang kini menggenggam erat surai rambut pria tersebut.

Dan suara-suara yang keluar dari mulutnya.

Sungguh Krist tidak tahu suara apa yang sudah keluar dari mulutnya beberapa kali itu.

Ia hanya bersuara karena reaksi terhadap sentuhan-sentuhan sensitif di tubuhnya.

Malam itu, Krist telah tertandai.


Hai, ini fic Peraya pertamaku. Engga tahu bakalan kaya gimana ini🌝

[SINGTOxKRIST/PERAYA] My Evil SeniorWhere stories live. Discover now