#13 Untuk Lagu yang Dia Nyanyikan, Aku cukup Menulis Puisi

1.2K 146 22
                                    


Jam satu dini hari saat terjaga, aku mendapati satu pesan suara dari Pengelana. Bukan. Bukan pesan suara. Tetapi sebuah lagu. Lagu apa ini? Aku mengambil headset...memasang di telinga.

Intro mulai terdengar.
Pelan.
Seolah memecah sunyi dini hari. Aku pernah mendengar lagu ini...entah di mana. Rasanya sudah lama sekali...

Oh. Ini... Hello-nya Evanescence.

Suara Amy Lee mengalun pelan, terasa sampai di hati.

Hello
I'm the lie, living for you so you can hide
Don't cry...

Interlude.
Lalu mendadak ada yang terasa menyumbat di tenggorokanku.

Suddenly I know I'm not sleeping
Hello, I'm still here
All that's left of yesterday...

Lagu selesai dengan sedikit instrument lembut... Aku membenamkan wajah pada kedua telapak tangan. Tidak mengerti kenapa Pengelana mengirim lagu begitu.

Belum tidur? Bangun tidur? Atau tidak bisa tidur?

Aku mengetik kalimat, tetapi buru-buru menghapus sebelum mengirimnya.

Di waktu yang berdekatan dengan lagu itu dikirim kepadaku, Pengelana memasang bait terakhirnya di status.

Di waktu yang berdekatan dengan lagu itu dikirim kepadaku, Pengelana memasang bait terakhirnya di status

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Mungkin dia memang sedang tidak bisa tidur. Mungkin dia ingat mantan kekasihnya. Tetapi, bukankah sudah ada Zakiya?

Aku kembali memutar Hello. Entah kenapa aura lagu ini terasa sedih.

Tidak mau terbawa suasana, aku melepas headset. Menaruh ponsel. Kulirik jarum jam, dan aku menuju pancuran.

Tiga puluh menit berikutnya aku menyalakan laptop. Ada naskah yang harus kurevisi sebelum dikirim. Aku mencoba tidak berpikir perihal lagu itu, dan baru berpaling dari layar ketika terdengar adzan subuh.

Suasana kos mulai ramai. Terdengar langkah-langkah tetangga kos sebelah menuju masjid.

***

Dua puluh jam pasca mengirim Hello, Pengelana tidak menyapa sama sekali. Aku ingin mengomentari statusnya tentang petikan lagu itu tetapi ternyata sudah dihapus.

***

Pagi, sambil bersiap berangkat kerja, aku menyeduh kopi. Kupotret secangkir kopiku dan mengirim pada Pengelana.

Mana kopimu? tanyaku.

Centang satu.

***

Sampai di sekolah sebelum masuk kelas kulihat lagi ponselku, dan pesan untuk Pengelana tetap centang satu.

Hmm...tidak biasanya.

Meskipun Hujan Masih Turun (Sudah Terbit Versi Cetak)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon