09 : Alasan Bertahan

586 120 17
                                    

Kakinya melangkah keluar dari mini market dengan sekresek belanjaan ditangan tapi, langkahnya terhenti menyadari hujan malam ini.

Helaan napas ia keluarkan, lalu melirik jam tangannya.

20:45

Itu berarti ada waktu 15 menitan lagi bagi Jongwon tiba di asrama sebelum datang penjaga.

Ia menunggu hujan sampai lima menit lamanya, namun, hujan tak mau berhenti. Seolah sengaja menambah penderitaannya malam ini.

"Sial!" Tangannya mengerat pada kresek.

Tak ada jalan lain selain menerobos hujan. Membuat dari ujung rambut sampai kakinya basah kuyup. Bersyukur gerbang masih dapat dibuka.

Koridor dengan cahaya temaram dan hanya ada dirinya berjalan sendirian. Tubuhnya bergidik pada hawa dingin yang menusuk kulitnya. Ia hanya memakai kaos oblong dan celana denim karena tak sempat mengambil jaketnya dan semua ini gara-gara orang-orang itu yang menariknya keluar kamar lalu memerintahnya seenak jidat.

Tiba didepan kamarnya ia meraih knop pintu dan berusaha membukanya tapi, tidak berhasil. Ia kembali mencoba lalu menggedor pintu namun malah bentakan yang ia terima dari dalam.

"BERISIK SIALAN! JANGAN MENGGANGGU TIDURKU!"

Jongwon menggertakan giginya. Apa ini juga bagian dari rencana mereka. Sialan.

Dari ujung koridor terdengar suara langkah kaki diikuti bayangan yang menutupi cahaya senter. Itu pasti penjaga asrama. Jongwon buru-buru bersembunyi dibelakang tembok di tikungan koridor, lalu melihat kearah tangga. Seoertinya bersembunyi dibawah tangga lebih aman.

"Uri chinguhae chingu hallae,
urin ttokgatae WE'RE THE SAME,
jichigo himdeul ttae,
LET'S SINGING WITH ME,
chinhage jinae WE'RE FRIENDS YE!"

Sungwon menuruni tangga asrama dengan melantunkan nyanyian ceria karena perasaannya yang sedang baik sekarang. Namun wajah cerianya berubah kaget melihat sosok yang berlari kebawah tangga.

"Astaga kukira hantu penjaga asrama." Sungwon bernapas lega. Karena kalau dia bertemu hantu bibi penjaga asrama, dia akan diusir.

Dia menengok kebawah dan melihat seorang anak laki-laki meringkuk kedinginan disudut tembok.

"Sedang apa dia? Kalo penjaga asrama tahu bisa dihukum."

Kaki Sungwon turun lalu berjalan mendekat agar wajah anak itu terlihat lebih jelas. Kala mengenali sosok itu, mata Sungwon sedikit melebar.

"Dia ini bukannya temannya si siluman es batu? Heh masuk kamar sana, jika penjaga melihatmu kau akan dapat surat peringatan."

Tentu saja tak ada respon dari yang dia ajak bicara. Haduh kasian juga kalau ditinggal dalam keadaan seperti ini, baju basah kuyup, duduk dilantai yang dingin bahkan tak ada sesuatu yang dapat melindungi anak itu dari hawa dingin. Tapi, Sungwon tak dapat membantu apapun.

Ia kemudia bangkit dan berjalan kembali namun tak lama berbalik kebelakang menatap Jongwon lalu meringis, kenapa ia jadi tidak tegaan begini.

"Aish! Kenapa hatiku jadi melemah begini." Keluhnya, biasanya ia tidak perduli pada orang lain.

Ia nampak berpikir sejenak sampai sebuah ide terlintas dikepalanya. Hanya ide ini yang bisa ia lakukan untuk menolong Jongwon.

###


"Heh!"

Dibawah cahaya lampu tidur yang temaram, Sungwon berusaha membangunkan seseorang yang tertidur pulas dikasurnya.

"Heh kebluk! Bangun!"

Dirinya sedang membangunkan si Kebluk Junhyuk, ya siapa lagi yang harus ia datangi selain bocah ini.

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Where stories live. Discover now