14 : Dugaan

567 101 41
                                    

"Pembunuhnya muncul?!"

Satu tangan Haruto segera membekap mulut Jeongwoo dan memelototi anak itu agar tidak bersuara keras. Sudah tahu mereka sedang di kantin yang dipenuhi banyak orang.

Jeongwoo segera saja menepis tangan yang membekap mulutnya itu lalu mendelik kesal pada si empu tangan.

Dilain sisi Jongwon menatap malas dua orang yang kadang bertengkar karena hal sepela itu lalu melirik Junhyuk disampingnya.

"Jun, mungkin saja pembunuh itu merasa terancam." Jongwon berucap selagi tangannya sibuk menyendok makan siangnya.

"Terancam?" Alis Junhyuk berkerut samar.

"Yang kudengar selama ini tak ada yang perduli siapa pelaku pembunuh sebenarnya. Meski Kak Hyeonjun dinyatakan tak bersalah tapi, orang-orang masih saja meyakini Kak Hyeonjun pelakunya."

"Ah kau benar."

Perkataan Jongwon ada benarnya juga, selain kalung itu berharga mungkin saja ada sesuatu yang berhubungan dengan kalung itu dan dapat mengungkap kebenarannya kelak.

"Ah iya Jun." Tiga pasang mata dimeja itu menoleh pada Haruto, "Waktu itu saat kami mengikutimu. Kami mendengar suara langkah kaki, apa itu langkahmu? Atau—"

"HAH? PEMBUNUH?!" Jeongwoo memekik seraya menutup mulutnya dengan tampang terkejut.

Sama halnya dengan Jongwon yang terlihat kagat karena sepemikiran dengan Jeongwoo.

Beberapa orang melirik kearah mereka, namun karena mereka tahu Jeongwoo orangnya berisik dimana-mana jadi mereka tidak terlalu memperdulikan.

Sementara mata Haruto terpejam rapat merasa kesal dengan teriakan sahabatnya itu sebelum kemudian melirik Jeongwoo dan mendelik tajam pada anak itu yang nampak tak perduli.

"Jun kurasa dia mengikutimu juga." Ujar Jeongwoo merasa khawatir pada temannya itu.

Junhyuk menggigit bibirnya gusar, jadi benar, pembunuh itu merasa terancam. Jika begitu, apa selama ini pembunuh itu selalu berada disekitarnya? Memantau segala gerak-geriknya. Junhyuk reflex melihat sekitarnya, matanya bergerak acak menatap satu-persatu orang-orang di dalam kantin. Namun tak ada yang mencurigakan.

"Aku jadi tidak mau meninggalkanmu sendirian." Ucap Jeongwoo dengan binar khawatir. Ucapannya itu diangguki Haruto dan Jongwon.

Junhyuk sedikit menyunggingkan senyum, "Tenang saja hm. Aku akan baik-baik saja." Ujarnya seraya menatap satu persatu temannya untuk meyakinkan mereka.



###



"Hyuk kau sudah mengecek CCTV nya?"

"Belum."

Sungwon menghela napas kecewa. Mendengar itu, Junhyuk melirik Hantu tersebut,  "Tenanglah, kita pasti akan menemukan pembunuhnya."

"Hm."

Junhyuk berdecak melihat Sungwon tidak seperti biasanya. Kali ini anak itu terlihat lesu dan tidak bersemangat sama sekali. Biasanya juga selalu membahas apapun bahkan hal yang tidak pentingpun selalu hantu itu ceritakan padanya.

"Hei, lama kau tak muncul dihadapanku. Apa selama itu tak ada cerita menarik disekitarmu?"

"Cerita menarik pantatmu. Tak ada hal menarik selama aku menjadi arwah yang ada hanya hal buruk."

Tangan Junhyuk bergerak menyalakan keran wastafel, tak perduli jawaban Sungwon, lalu menampung air dengan kedua tangannya.

"Kita bertemu lagi."

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora