18 : Tragedi

531 105 35
                                    

Sore itu, Yechan keluar dari area halaman berlangsungnya acara pernikahan, lalu memasuki mobilnya. Didalam sana dirinya terdiam, memikirkan obrolannya dengan Junhyuk beberapa jam yang lalu.

Sebuah seringai muncul menghiasi wajahnya, "Ini semakin menarik. Bagaimana mereka bisa menuduh Jinsung hanya karena sebuah kalung? Kkk~ bodoh."

Setelah berucap, tangannya terulur dan mengambil sebuah paper bag. Ia menatap isinya yang sebuah topeng dan jubah hitam.

"Tapi tetap saja, meski kalung itu tak mencurigaiku..." ia memalingkan wajah kearah depan, lalu menyeringai tipis. "Itu barang milikku, aku harus mengambilnya kembali bukan."



###



Tangan berbalut sarung tangan hitam itu mengambil gelas diatas meja, lalu meminum air putih tersebut sekali teguk. Setelahnya, Yechan mengedarkan pandangan kesetiap sudut ruangan yang bercahaya temaram, sampai gerak matanya terhenti pada sosok yang terduduk dilantai dengan tubuh bersandar pada tembok, kepalanya terkulai juga kaki dan tangan terikat.

Melihat itu Yechan menyeringai tipis, lalu mengambil topeng di meja dan memakainya kembali. Langkahnya mendekat kearah sosok itu lalu berjongkok. Saat tangannya terulur hendak merogoh saku dalam jas anak itu, sang empu perlahan membuka matanya. Membuatnya menarik kembali tangannya.

"Hai,"

Yang dipanggil mengerutkan kening, sampai tersadar sepenuhnya matanya melebar terkejut.

"Kenapa jadi takut begitu? Bukankah selama ini kau sibuk mencariku?"

"Si—siapa kau?"

"kkk~ kelihatannya kau tak mengenal suaraku ya?" Yechan mengakui jika nada suaranya berubah sekarang, malah inilah dirinya yang sebenarnya. Bukan si Yechan yang berbicara lembut diluar sana.

"Siapa kau hah?!"

"Tidak akan seru jika aku mengaku." kembali Yechan mengulurkan tangan kedalam jas Junhyuk, lalu mengeluarkan ponsel anak itu.

Junhyuk memperhatikan gerak-gerik Yechan dengan mata bergetar. Dalam pikirannya saat ini malah terus terngiang bahwa dirinya juga akan dibunuh. Memikirkan hal negatif sadari tadi membuat dadanya sesak sehingga napasnya pun memberat.

"Aku akan menyuruh Hyeonjun datang kesini untuk mengembalikan kalung." ditengah sibuk mencari kontak Hyeonjun, tiba-tiba Yechan terkekeh. "Wuahh aku tak percaya ini. Rasanya aku ingin tertawa berguling-guling dilantai karena kebodohan kalian." kepalanya menggeleng-geleng disertai kekehan, dirinya hanya teringat dengan dugaan mereka pada Jinsung.

Junhyuk hanya terdiam, jantungnya berdetak cepat setiap kali mendengar suara pembunuh itu dan ia merasa familiar. Yah, seolah suara itu pernah ia dengar.

Trururu Drrtt

Suara ponsel lain berdering, Yechan merogoh sakunya dan menemukan Ibunya menelepon. Ia berdiri lalu melangkah kearah pintu keluar seraya membawa ponsel Junhyuk ditangan kirinya.

Seperginya sosok menyeramkan itu, Junhyuk menarik napas sebanyak-banyaknya untuk mengurangi rasa sesak di dadanya. Matanya yang bergetar melirik sekitar ruangan yang mirip gudang itu, mencari sesuatu yang bisa melepaskannya dari ikatan tali.

Hingga tepat diujung sana, sebuah botol soju terkumpul. Beberapa dari botol nampak pecah dan Junhyuk yakin pecahan itu sangat tajam dan mampu untuk memutuskan tali ini.

Ia beringsut mundur dengen menyeret tubuhnya kearah botol-botol itu. Setelah tepat disana, tangannya yang terikat kebelakang berusaha mengambil pecahan, sesekali matanya melirik kearah pintu, nampak was-was.

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Where stories live. Discover now