23 : Kebenaran yang terungkap

542 97 13
                                    

Dengan tanpa pikir panjang, Junhyuk menggeser pintu ruangan dimana tempat dirinya sendiri dirawat, sontak membuat Chanyeol yang hendak memindahkan Jisoo dari kursi didepan kasur rawat Junhyuk terperanjat kaget dengan pintu yang terbuka sendiri.

Junhyuk membeku ditempat saat melihat tatapan Chanyeol mengarah padanya, seolah pria dewasa itu bisa melihatnya. Ia melepaskan kenop pintu secara perlahan dan mengerjap gugup. Sementara Sungwon yang sadari tadi berada dibelakang anak itu menatap jengah kearah Junhyuk. Detik kemudian, ia merasakan tepukan dipahanya oleh Junhyuk.

"Yah, aku lupa malah membuka pintunya." Ucap Junhyuk sedikit panik. "Ayah pasti sangat terkejut."

Didalam sana Chanyeol menegakkan tubuhnya dengan kaku, tentu ia sangat terkejut dan beranggapan kalau penunggu rumah sakit ini sedang mengganggunya. Cukup lama ia terdiam sembari menatap was-was kearah pintu yang masih terbuka itu. Namun, ia pikir kejadian seperti ini sering terjadi di rumah sakit ,jadi ia segera bergegas menutup pintu, membuat Junhyuk memundurkan langkahnya dengan pergerakan terburu Chanyeol itu.

"Kurasa aku telah menakuti Ayah, bagaimana ini Won?"

"Aigoo, kau merasa bersalah? Kalau begitu minta maaf pada Ayah sana." Ucap Sungwon seenak jidat. Sudah tahu Ayah tidak akan bisa melihat Junhyuk.

Junhyuk berdecak kesal lalu terpaksa masuk dengan menembus pintu, diikuti Sungwon dibelakangnya. Saat mereka berada didalam ruang rawat, pemandangan yang mereka lihat adalah Ayah mereka yang sedang berusaha mengangkat Ibu mereka dari kursi dan menidurkannya di atas sofa dengan hati-hati lalu, menyelimutinya sampai sebatas dada.

Tentu pendangan itu membuat keduanya sedikit terheran, apa Ayah dan Ibu mereka sudah baikan dan memutuskan untuk kembali bersama. Pemikiran itu terlintas dibenak keduanya.

"Kapan kau akan kembali ke ragamu Hyuk? Ibu sepertinya sangat merindukanmu sampai ketiduran dikursi." Ujar Sungwon sembari menatap Jisoo yang terpejam.

"Kalau bisa aku juga ingin segera kembali." Ucap pelan Junhyuk.

"Setelah kau sadar nanti, katakan pada Ibu dan Ayah jangan terus merasa bersalah padaku. Aku sudah memaafkan mereka."

Junhyuk terdiam tidak merespon ucapan Sungwon. Hanya saja sesuatu pemikiran bahwa ia akan kembali pada raganya sementara Sungwon akan pergi ke surga baru saja menghinggapinya dan hal itu membuat hatinya berdenyut.

"Aku akan pergi tanpa penyesalan dan melihat kalian dari tempatku nanti. Kalian harus berjanji padaku akan selalu hidup bahagia. Ini amanatku Hyuk, katakan pad—"

"Jika pembunuh itu sudah ditemukan, bisakah kau tetap berada disini?"

Sungwon menoleh kearah Junhyuk, ia nampak berpikir sebentar lalu menggeleng meski Junhyuk tidak akan bisa melihatnya karena anak itu tak melihat kearah Sungwon.

"Aku tak bisa terus-terusan dalan keadaan seperti ini selamanya, ini terlalu sulit bagiku."

"Kak Sungwon,"

Sungwon mengkerutkan alisnya, ia rasa dirinya salah dengar. "Apa? Kau memanggilku apa tadi?"

Junhyuk menoleh dan menatap Sungwon lalu memperjelas ucapannya, "Kak Sungwon, kenapa? Aku tidak boleh memanggilmu begitu?"

"Bukan begitu, hanya saja..." Sungwon tak bisa melanjutkan ucapannya, ia hanya terkejut Junhyuk memanggilnya swperti itu. Bocah itu keserupan kah? Tapi, adakah roh yang mengalami kesurupan? Itu hanya ada dalam pemikiran seorang Park Sungwon.

"Kak Sungwon, aku akan terus memanggilmu seperti itu. Aku takut tiba-tiba kau pergi tanpa sempat aku memanggilmu kakak." Junhyuk menunduk, "Bagaimanapun kau adalah kakakku."

Stupid Ghost || [BROTHERSHIP] ✔️Where stories live. Discover now