Three

1K 91 0
                                    

"Lighten up, just enjoy life, smile more, laugh more, and don't get so worked up about things."

Rose bangun ketika mendengar alarm handphone, menunjukan pukul 06.00 pagi, bergegas siap-siap untuk lari pagi dengan Jennie. Sekali lagi handphone Rose berbunyi, kali ini bukan alarm tapi nama Jennie tertera disana.

"Rose, jangan bilang kamu baru bangun?" teriak Jennie dari seberang.

"Hobi banget berasumsi, hobi yang positif dikit kenapa? Masih minum nih, bentar lagi turun, tunggu sebentar, tuan putri." balas Roce.

"Hahaha, maaf , oke aku tunggu" Suara Jennie merasa bersalah.

Olahraga di pagi hari sangat berguna dan itu adalah investasi jangka panjang untuk dirimu dan kesehatanmu, itulah alasan kenapa orang-orang sukses mengorbankan sedikit waktunya untuk berolahraga.Kata-kata kak Jiso yang selalu diulang setiap Rose dan teman-temannya melakukan pemanasan sebelum memulai menari di kampus.

Dan Rose menuruti hal tersebut, karena selama ini dia belum merasakan efek negatif dari bangun pagi. Malah bagi Rose pagi hari adalah hari yang tenang, dimana dunia belum benar-benar hidup, dan matahari pagi dapat membantu dalam peningkatan sirkulasi darah dan suplai oksigen segar ke paru-paru.

Setelah lari-lari tidak lebih dari 20 menit, Rose dan Jennie istirahat di ayunan taman apartemen.

"Kampus mau mengadakan acara bulan depan, dengar berita katanya jurusan kita mau kerja sama dengan jurusan lain buat isi acara gitu", info Jennie.

"Acara apa emang bulan depan? Kalaupun ada featuring bukan kita pesertanya kali Jen, junior lebih pantas, apa kamu tidak pusing, mikirin acara kampus dan tugas akhir secara bersamaan?" jawab Rose sambil memandangi sungai Han diseberang apartemen mereka.

"Kampus kita ulang tahun bulan depan, Rose. Kamu hapalnya cuma tanggal orang tua kirim uang saku, dasar!" sambung Jennie dengan tangan memukul lengan Rose.

Sebelum Rose membalas, Jennie sudah berbicara panjang lebar.

"Tidak masalah mengerjakan bersamaan, lagian selama ini kita tidak pernah kontribusi buat kampus, tim kita sibuk sama hal diluar kampus dan aku baru tersadar ini tahun terakhir kita. Kamu tidak ingin punya kenangan berkesan di kampus?"

"Oke, bagaimana ya? Aku siap kalau misal dibutuhkan tapi tidak mendadak buat bulan depan juga kali Jen. Jadinya aku kepikiran sekarang."

"Pengumuman resmi aja belum ada, kenapa kamu kepikiran? Tidak perlu merendah atau menyindir aku, siapa mahasiswa yang terkenal cepat hapal koreo dari Mr. Lee selain Lisa, ya?" tegur Jennie.

"Mohon maaf, aku berusaha keras buat hafalin koreo tidak jelas karena menghargai Kak Jiso sebagai asisten dari Mr. Lee dan agar supaya bisa istirahat serta makan siang dengan tenang dan nyaman, paham?" balas Rose di sambung tawa Jennie.

"Tidak usah pakai emosi, hahaha iya paham. Ayo lari satu putaran terus kira ke 7eleven, aku sudah lapar." Jennie sambil tunjuk perutnya.

"No, Aku masak sendiri, tidak sehat makan makanan instant mulu, nanti mau mampir ke tempat aku? " tawar Rose.

"Mesti muter lagi dong? Enggak deh, terima kasih. Habis ini langsung balik dan aku ke 7eleven sendiri" gerutu Jennie.

"Malas amat jadi cewek, terserah kamu, yang penting aku sudah menawarkan ya?"

Pagi itu berjalan dengan semestinya, Jennie ke minimarket sendiri dan Rose balik apartemen. Sesampainya di apartemen, Rose buka lemari pendingin dan mulai mengeluarkan sayur untuk membuat salad. Rose tidak pandai memasak, namun dia berusaha untuk makan makanan sehat dengan memasak makanan sederhana.

Setelah sarapan dan bersihkan apartemen, Rose bersiap mandi. Ketika mandi Rose memikirkan ucapan Jennie soal partisipasi mahasiswa dengan kampus mereka. Padahal sebelumnya Rose hanya fokus bagaimana dapat nilai baik di semua mata kuliah dan prakteknya, bagaimana membuat orang tua dan kakaknya bangga dengan pencapaian dia selama jadi mahasiswa.

Rose bukan orang yang selalu dapat nilai tertinggi, dia hanya orang yang berusaha bersyukur atas usahanya sendiri. Dia mencoba menjadi orang yang tidak merepotkan orang lain. Berhati-hati dalam setiap tindakan, karena orangtuanya mengajarkan ketika kita mampu menyakiti orang lain, orang lain juga mampu menyakiti kita balik.

Rose sudah siap untuk berangkat ke kampus, menghadapi Mr. Lee kesayangan Lisa, bertemu dengan teman-teman yang selalu mengisi hari-hari dia sebagai mahasiswa.

"Baiklah aku siap untuk acara bulan depan, tidak terpilih pun tidak masalah, go a head, Rose". ucap Rose dalam hati sambil jalan ke lift meninggalkan apartemen menuju kampus.

Just Go.. | JunrosHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin