Fifty

542 67 5
                                    

"Love and compassion are necessities, not luxuries. Without them humanity cannot survive."

-JUNE POV-

Kami makan ramen bersama, saat masuk ruangan seketika merindukan teman-temanku, di tempat ini dulu kami pernah kumpul bersama hampir diusir karena terlalu berisik.

"Hanbin apa kabar?" tanyaku ke Donghyuk setelah kami memesan makanan.

"Sepertinya baik, semoga baik, makanya jangan jadi penyimak grup saja. Bobby sampai ingin balik ke Korea karena tidak tega dengar kabar Hanbin, tapi Yoyo dan Chanu berhasil meyakinkan dia."

"Ada fungsinya juga dua manusia kembar beda ibu itu, ya?"

"Hahaha, Yoyo kan paling manusiawi diantara kita semua." jawab Donghyuk aku balas anggukan.

"Iya, dia orang paling bisa membuat kita balik ke bumi, Hanbin juga kenapa tidak pilih pekerjaan yang biasa saja sih, jadi tidak bikin ribet kayak gini."

"Tidak bisa gitu dong Jun, kita punya impian yang berbeda, bisa jadi ini pelajaran buat Hanbin, biar dia lebih dewasa lagi dalam ambil keputusan."

"Baik, anak Tuhan" jawabku langsung makan ramen yang ada di depanku dan mendapatkan pukulan di kepala oleh tangan Donghyuk.

"Di jawab serius malah balas kayak gitu"

"Lah, aku balas juga serius, makan tuh ramen keburu dingin." jawabku melihat Donghyuk mengambil foto, tidak lama bunyi notifikasi ponselku terdengar. Pasti Donghyuk kirim ke grup.

Karena sibuk mengobrol dengan Donghyuk, aku melupakan pemandangan di depanku, iya, Rose, Lisa dan rekan kantornya, siapa tadi? Gabriel? sedang becanda sesekali menggunakan bahasa Perancis. Dan dia lancar sekali berbahasa Korea.  Damn!

Saking serunya sampai Rose tidak menyadari aku memperhatikannya sedari tadi.

"Kasih dia kesempatan bersosialisasi, temannya juga tahu kamu pacarnya haha.. Chill dude.." ucap Donghyuk membuat aku terhenyak.

"Chill, chill apaan sih.."

"Tidak tahu artinya chill? santai, maksudnya santai.." aku memahaminya tapi bukan itu maksudku dan tidak mau menjelaskan panjang lebar ke Donghyuk.

"Nanti kamu tahu rasanya." aku jawab sekenanya.

"Rasanya apa? makin tidak jelas, Jun."

"Sayang, hmmm.." panggilku langsung mendapatkan senyuman dari Rose.

"Katanya kamu sudah kenyang, nyatanya habis juga satu porsi." jawab Rose melihat mangkok kosong didepanku.

"Dosa buang-buang makanan." ucapku.

"Halah, bilang saja doyan, apa susahnya." Donghyuk ikut berbicara.

Selesai makan, teman Rose masih saja mengajak ngobrol dua perempuan di depanku. Rose dan Lisa tertawa entah apa penyebabnya, menurutku tidak ada yang lucu, malam ini terasa panjang, kapan ini pria pulang sih?.

"Balik ke Korea kapan?" tanya Donghyuk ke teman Rose.

"Besok pagi, kalau tau Rose extended, aku juga bakal ikutan." jawab teman Rose yang membuat aku kesal.

"Tukar saja tiketnya, balik Minggu saja." Kuinjek kakinya, Donghyuk berteriak kesakitan.

"Sorry, tidak lihat." ucapku sembari memainkan handphone.

"Gila, sengaja kan?" tanya Donghyuk.

"Hahaha, aku sudah ada janji besok dengan teman di Korea juga, tetap tidak bisa disini lama." jawab Pria tinggi itu, untunglah.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang