Twenty-one

741 67 0
                                    

"Loving someone can inspire you to accomplish some of the craziest and most amazing feats you'll ever undertake."


June sudah duduk manis diruang tamu rumah Rose sambil memandangi foto-foto di dinding, "Oh come on dude, seminggu lalu di hari yang sama kamu masih jomblo dan sekarang dirumah Rose, how come?" June bergelut dengan hatinya sendiri.

Rose tidak tahu menghilang kemana, setelah mempersilahkan dia duduk, cewek itu pamit untuk mengambil minum dan tidak kembali, June mengecek jam ditangannya ternyata Rose meninggalkannya belum ada 5 menit. Gini amat ya rasanya...

"Kamu teman kuliahnya Rose?" Ayah Rose tiba-tiba duduk di kursi depan June.

"June, iya om." June memperkenalkan diri kemudian berdiri dan bersalaman.

"Dari Seoul? naik apa ke mari?" tanya ayahnya Rose.

"Iya, mobil bersama kakak saya." jelas June dengan terbata-bata.

"Santai saja, saya bukan Lee Nak-yeon yang harus kamu segani dan hormati, terus sekarang kakak kamu dimana? diajak masuk sekalian, diluar cuaca dingin sekali." ternyata Ayah Rose bisa bercanda juga.

"Kakak saya di hotel, kami berangkat dari Seoul tadi sore, maksud saya Minggu sore." June masih terdengar gugup.

"Hahahaha untunglah, kirain kamu tinggal di mobil. Menginap di hotel mana?" tanya ayah Rose.

"Di Best Western Haeundae, om."

"Lho, lumayan jauh juga ya, sekalian lihat pantai ya?"

Belum sempat June menjawab Rose muncul dengan ibunya, harus banget semua orang menyambut dia ya? June tidak merasa tersanjung malah terintimidasi. Ibunya Rose cantik banget. June tertegun. Rose duduk disebelah June.

"Kenapa, Jun? mama Rose lebih cantik ketimbang Rose ya?" goda ayah Rose.

June berdiri menyalami ibu Rose dengan malu-malu "June, maaf mengganggu waktu istirahatnya."

"Papa apaan sih, cantikan Rose lah.." Rose melotot ke arah ayahnya.

"Sudah-sudah, pa ayo masuk, biarkan Rose mengobrol dengan temannya. Silahkan dimakan kuenya Jun, itu buatan Rose sendiri."  ibu Rose tersenyum dan menarik suaminya untuk mengajaknya masuk ke ruangan lain.

"Dimakan, Jun, jangan dilihatin aja. Om masuk dulu ya." kata ayah Rose kemudian pergi.

"Ayah kamu lucu ya?" June tersenyum terus mengambil kue didepannya dan memakannya.

"Hhhmm enak, beneran kamu bikin sendiri?" tanya June.

"Sebenarnya mama yang bikin aku cuma bantu, kamu balik kapan ke Seoul?

"Mama kamu cantik banget, bukan asli Korea ya? besok pagi balik eh nanti pagi, kak Yejin harus kerja soalnya." June meminum air hangat didepannya.

"Berarti aku tidak cantik banget, cantik aja gitu? Nenekku orang Australia dari mama." jawab Rose dengan muka cemberut.

"Kamu cantik banget banget banget banget banget banget...." jawab June dan tangannya di dagu Rose.

"Gombal" sambil telapak tangannya menutup seluruh muka June dan mendorongnya menjauh.

"Tapi suka kan? tapi ngangenin kan?" muka June mendekat kearah Rose lalu mencium keningnya.

"Eehhmm..." suara Jayden.

June langsung menjauh dari Rose, tertangkap basah. Kesan pertama yang buruk, June memaki dalam hati. Selanjutnya dia berdiri dan bersalaman dengan kakak satu-satunya Rose.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang