Twenty-five

672 64 2
                                    

"Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own."


Mereka sudah berada di garasi rumah June, namun Rose tidak beranjak dari kursi, sampai June membuka pintu untuknya.

"It's ok sayang, tarik nafas dulu jangan dibuang sampai akhir tahun." goda June

"Ih, kamu.."Rose berdiri memukul bahu June.

"Ma, June pulang bawa bunga mawar." teriak June ketika memasuk rumahnya.

Terlihat Yejin dan ibu June menata meja makan, kemudian menoleh buru-buru mendatangi mereka. Ibu June tampak anggun. Yejin melambaikan tangan ke Rose dan tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Ini yang namanya Rose, cantik sekali." Ibu June memegang kedua pipi Rose kemudian menciumnya, Rose tidak menyangka akan diterima secara hangat seperti ini.

"Maaf tante, cuma bisa bawa ini." Rose menyerahkan buah yang tadi dia beli di pusat perbelanjaan.

"Kenapa repot-repot gini. Terimakasih." Ibu June menepuk tangan Rose, mengandengnya dan mengajak ke meja makan.

"Dia maksa mau beliin tadi, padahal aku sudah bilang tidak perlu." jawab June sembari menaruh tas di sofa ruang keluarga mereka selanjutnya mengarah ke meja makan.

"Tante sudah siapin makan malam, nanti kamu tidur di kamar tamu saja, sudah dibersihkan Yejin, biar kamu punya privasi untuk diri sendiri."

"Lho kenapa? katanya tidur sama kamu kak, malu kalau ketahuan kentut tengah malam ya? haha.."goda June dan sudah duduk di meja makan.

"Kamu tuh yang tukang kentut." Yejin memeluk Rose dan mencium pipinya.

"Duduk sini sayang, aku sudah lapar, papa mana?" tanya June lalu menarik kursi disebelahnya.

"Tuh kan ma, dia beda." Yejin berbicara dengan Ibunya.

"Papa masih mandi, tunggu sebentar ya Rose." ucap Ibu June.

Mereka makan malam dalam diam, Ayah June sangat sopan, duduk langsung mengajak yang lain makan tanpa basa basi terlebih dahulu, tipikal Ayah pekerja keras yang tidak suka membuang waktu. Selesai makan malam mereka mengobrol, ternyata June cukup pendiam kalau di depan keluarganya, tidak seperti jika hanya berdua dengan Rose, June akan banyak bicara membahas tema apapun.

"Ayah kerja dimana, Rose?" tanya ayah June secara mendadak yang bikin Rose sedikit kaget kemudian meletakan supit dan sendoknya diatas piring.

"Dokter anestesi, Om."

"What? serius papa kamu yang lucu itu seorang dokter?" June menoleh ke Rose.

"Tapi kamu kuliah di KAIST dengan June, biasanya orang tua dokter anaknya juga bakal jadi dokter juga." tanya Ibu June.

"Mama, itu cuma di drama Sky Castle yang sering mama lihat, kehidupan nyata tidak seperti itu." jelas Yejin masih sambil makan.

"Kakak saya sudah jadi dokter gigi tante, kalau soal itu keluarga saya membebaskan pilihan asal bisa tanggung jawab dengan keputusanya."

"Bagus itu, Ayah kamu tugas dimana? teman Om ada yang tugas di rumah sakit Pusan di Yangsa, bagian ortopedi."

"Papa saya dinas di Rumah Sakit Universitas Paik Inje di Haeunda, nanti coba saya tanyakan, Om."

"Terus tujuan kamu ambil seni apa? jangan bilang cuma buat menyalurkan minat seperti June yang akhirnya hanya buang waktu."

"Pa, jangan mulai deh, dari nyiptain lagu aku juga bisa dapat uang." jawab June kesal.

Just Go.. | JunrosWo Geschichten leben. Entdecke jetzt