Double Ar | 1

602 20 0
                                    

BAGIAN SATU

Kini kita melangkah berjauh-jauhan.-

SELAMAT MEMBACA

Now Playing : Kepompong.

Arka terlihat sudah siap dengan seragam rapinya, bahkan tas nya sudah ia sampirkan dengan nyaman pada bahunya. Setelah memastikan tak ada yang terlupa, Arka memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

Saat akan melewati satu pintu yang penuh dengan berbagai stiker yang menurut Arka alay, Arka memberhentikan langkahnya. Berdiri di depan pintu itu, mengetuknya beberapa kali, "Kai, lima menit lagi gw tinggal. Berangkat sendiri lo."nada suara Arka mengeluarkan nada ancaman sepagi ini.

"Bawel lo ah, berani ninggalin, gw bakarin semua lensa kamera lo."ancam balik seorang yang ada di dalam kamar itu.

Arka mendengus sebal, menendang pelan pintu itu, "bodo ya, cemilin aja sekalian. Lima menit Kai. Nggak pake dandan."Arka meninggalkan pintu itu meski tak mendapat jawaban apa-apa.

Setelahnya, Arka memilih untuk duduk dengan rapi di meja makan, memakan dengan gerakan cepat makanan nya. Meski begitu, ia pasti akan berangkat lama juga, sebab yang menumpang memang orang yang kurang ajar.

"Mama mana bik?"tanya Arka saat melihat bi Ami menyapu area dapur yang bisa di akses lebih melalui meja makan.

Bik Ami terlihat mengusap peluhnya, meski masih pagi, beliau pasti sudah menyelesaikan banyak pekerjaan rumah, seperti biasa nya.

"Nanya itu lagi Ar? Nggak bosen denger jawaban sama aja? Kayak nggak tau aja kebiasaan mama lo."bukan bi Ami, Alya yang sedang menuruni tangga justru menimpali perkataan Arka.

Arka menghembuskan nafas pelan, "Kai, masih pagi loh. Lagian bukan kebiasaan, itu kewajiban Kai."daripada menjawab dengan gas - pol, Arka memilih meluruskan dengan nada biasa pada Alya.

Alya terkekeh dengan sinis, "kewajiban? Terus ngurus anak itu bukan kewajiban nyokap apa? Kalo emang bukan apa dong? Kerjaan sampingan? Lucu sekali."timpal Alya kemudian bangkit, meski ia baru saja menduduki kursi itu.

Arka melihat punggung gadis itu, tak memilih menegur nya. Percuma saja menegur jika persepsi Alya tak akan pernah berubah tentang mama mereka.

Setelah memilih menyelesaikan makannya, Arka memilih menuju depan rumahnya dengan cepat. Disana sudah terlihat mobilnya dan Alya yang duduk dengan rapi sembari memainkan ponselnya.

"Nanti temenin tamu gw bentar ya. Gw kan ada les."ujar Alya setelah melihat Arka memasang sabuk pengaman nya dengan benar.

Arka menoleh sebentar, kemudian melajukan mobil, ia jelas harus bergegas karena jam masuk tinggal sebentar lagi, "siapa? Sering banget lo nitip tamu ke gw. Lagian kerjaan nitip tamu itu nggak ada kali Kai. Mana ngga berbayar lagi."Arka menimpali.

Alya berdecak pelan, "bentar Ar bentar doang. Lagian ini yang pertama kali deh perasaan. Kalo lo takut ini teman kelas gw tenang aja, bukan, ini anak seangkatan lo. Nggak gatel juga orang nya. Seperti kata lo, gw nggak boleh bolos les, yaudah deh."jelas Alya dengan penuh penekanan.

Arka berdehem tanpa mendebat lagi, memutuskan berdebat dengan Alya pada saat jam segini bukanlah hal yang tepat.

"Masuk lima menit lagi sumpah? Cepetan Ar parkirnya, kelas gw jauh nih."omel Kaia setelah melihat jam tangan nya.

Kali ini Arka memutar bola matanya malas, "karena lo juga kan. Lama sih, siapa suruh."bukannya memperdulikan omelan Arka, Alya malah sudah menghilang di balik pintu yang di tutup dengan keras, menimbulkan dentuman yang cukup membuat Arka terkejut.

double ARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang