part 4

2.2K 284 26
                                    

jangan lupa apresiasinya...

tinggalkan vote serta komentar 😁

.

semua menatap surat yang kini berada didalam genggaman sohyun, wanita itu hanya menatap kata-kata yang tertera disana. setiap kalimatnya membuat sohyun menangis dan menjerit pilu.
persyaratan yang harus ia setujui pertama adalah ia tidak boleh lagi bertemu dengan taehyung, kedua tidak boleh menganggu hubungan keduanya baik jennie maupun taehyung, kemudian persyaratan terakhir adalah mengabulkan permintaan taehyung.

sohyun menatap ibu mertuanya, ia yakin apabila ia memberitahukan kandungannya maka bisa jadi perceraian ini dibatalkan.
"eomma... dengarkanlah penjelasanku dulu, kau harus tau bahwa aku_"

"membutuhkan uang? rumah? kartu kredit? akan aku sediakan asal pergi jauh dari kehidupan kami."ucap nyonya kim membuat sohyun memasukkan kembali foto USG yang hendak ia tunjukkan kepada ibu mertuanya.

"apa ini keinginanmu oppa? apa kau setuju?" tanya sohyun beralih menatap taehyung dengan mata berairnya.

taehyung yang sedari tadi menunduk kini mengangkat kepalanya saat namanya disebut. taehyung menatap mata sohyun yang berkaca-kaca.
"eoh, kuharap kau bahagia."ucap taehyung membuat pertahanan sohyun roboh.

"apa maksud oppa ? aku bahagia bersama oppa ! dan apa yang kau maksud dengan bahagia kalau perceraian ini terjadi?!" teriak sohyun

"sohyun!! aku membiarkanmu bersama jimin, bukankah kau menyukainya? kau tidak perlu pergi diam-diam lagi bukan, seperti kemarin?"ucapan taehyung membuat sohyun mengepalkan tangannya disisi samping tubuhnya.

"oppa! "

"jangan berteriak kim sohyun!!"teriak nyonya kim membuat sohyun menatap semua orang, jennie tersenyum penuh kemenangan, kemudian netranya beralih menatap taehyung yang menunduk, menatap para maid yang bersembunyi dibalik dinding, menatap kedua mertuanya yang menatapnya.

"taehee, hentikan. ini urusan mereka, jangan ikut campur dalam kehidupan putra-putri kita."ucap tuan kim

"tidak bisa! ia harus sadar diri akan keberadaannya."ucap nyonya kim membuat sohyun menunduk.

"a-apa karena masalah bayi?"tanya sohyun lirih membuat nyonya kim menatap sohyun yang menunduk, mata wanita yang usianya masih 21 tahun itu berkaca-kaca.

"bukan hanya soal bayi, apa kau masih belum ingat masalah_"ucapan nyonya kim tertahan saat tuan kim dan taehyung menahan ucapan nyonya kim dengan menyentuh lengan nyonya kim.

sohyun mengernyit, apa yang ia lupakan ? atau apa yang ia lewati? sohyun menatap taehyung, tatapannya seolah menyuruh taehyung untyk menjelaskan semuanya.
"ikut aku."ucap taehyung melepas tangan jennie yang menahan lengannya, ia menarik lengan sohyun untuk dibawa kebelakang.

.

saat ini angin malam yang dingin menyapu kedua manusia yang tengah berdiri diatas balkon, disana taehyung dan sohyun masih diam saling bertatap muka.
"ada apa ? apa yang eomma katakan?"tanya sohyun membuat taehyung menelan salivanya.

"4 bulan yang lalu, terjadi kecelakaan."ucap taehyung membuat sohyun mengernyit, masalah itu ia juga mengetahui bahwa ia mengalami kecelakaan.

"arra, lalu bagian apa yang tidak aku ketahui?"tanya sohyun membuat taehyung menghela napas.

"kedua orang tuamu... mereka, mereka... meninggal."ucap taehyung membuat sohyun mengangguk. ia sudah mengetahui bahwa kedua orang tuanya meninggal karena tragedi itu.

"mereka, mereka meninggal karena... karenamu."ucap taehyung membuat kedua bola mata sohyun membola.

"apa maksudmu?"tanya sohyun, ia tidak mengerti apa maksud taehyung.

"nyonya kim meninggal karena mendonorkan matanya serta jantungnya untukmu."ucap taehyung

kalian tau bagaimana perasaan sohyun ? ia hampir saja limbung, ia menggeleng. menempik semua perkataan taehyung.

didalam mobil, kim sohyun-gadis yang baru 2 bulan itu menikah dengan putra kim yang merupakan putra dari sahabat sang ibu. keluarga kim baru saja pulang dari mokpo, berkunjung ke rumah nenek.

hujan deras mengguyur jalanan disertai angin malam yang sudah menunjukkan pukul tengah malam, dari lawan arah nampaklah sebuah truk besar yang berjalan oleng karena jalanan licin.

truk itu menginjak rem dengan erat, namun sisi belakang truk malah menabrak sebuah mobil yang berada disampingnya.

BRUKKK!!!

BRAKKK!!

BRAKKKK!!

"aghhh!" sohyun mencengkram kepalanya, memori menyedihkan itu kembali. air matanya lolos begitu saja, ia baru mengetahui fakta bahwa ialah penyebab sang ibu tiada.

"sebenarnya bukan karena kau menerima organ dari ibumu, ibuku membencimu. tapi karena sebuah fakta bahwa kau tidak bisa hamil lagi, itulah yang membuat ibuku marah."sohyun mendongak, ia menatap taehyung.

ia ingin berteriak dan mengatakan bahwa ia telah hamil! dokter itu salah! tapi mulutnya terkunci rapat, sohyun merasa seluruh tubuhnya remuk, jantungnya berpacu sangat kencang mengetahui fakta yang menusuk hatinya.

kalau-kalau saja ia tidak menerima donor itu, maka ibunya masih hidup bukan ?
"tanda tangani surat perceraian itu, kemudian hiduplah dengan bebas."ucap taehyung membuat lamunan sohyun tercerai berai.

taehyung segera pergi dari sana, sohyun hanya menunduk, menatap sepatunya yang melekat dikakinya.
"apa keputusan yang harus aku pilih eomma ? meninggalkan tae oppa atau terus berjuang disisinya ?"tanya sohyun

jujur, ia tengah bimbang saat ini.

sohyun berjalan pergi dari rumah megah milik keluarga kim, ia langsung pergi dari sana. mungkin ia bukan menjadi bagian dari keluarga itu lagi karena ia telah menanda tangani surat terkutuk itu.

sohyun menatap mobil tuan kim dan milik taehyung pergi dari perkarangan rumah, mereka pergi bersama jennie membeli barang-barang keperluan ibu hamil. sohyun menatap koper disampingnya, ia mengusap perlahan perutnya.
"tenanglah nak, kita akan pulang."ucap sohyun berjalan pergi meninggalkan mansion mewah yang pernah ia tinggali.

'mungkin sudah waktunya aku menyerah.'-

jangan lupa apresiasinya....







Won't Turn Away ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang