Chapter Fifty-one

40.1K 1.6K 51
                                    

"NACAAAAAAAAA GUE KANGEN" teriak Nia membuat mereka yang ada di sana menutup telinga

Nia berlari dan menubruk Naca memeluknya erat

Nia melepas pelukannya dan membiarkan sahabatnya yang lain bergantian memeluk Naca

"Lo itu dari mana si gk ngajak-ajak kita?!" Tanya Ana dengan sebal

"Biasa ada tugas" jawab Naca

Naca mengalihkan pandangannya ke arah Ryry dan Nazwa yang berdiri di belakang nilina

"Dia teman baru kita ini Nazwa dan ini Ryry" Lia yang mengerti tatapan Naca pun memperkenalkan teman barunya itu, Naca hanya mengangguk tanpa ada niat untuk berkenalan

"Naca pergi duluan bang ada meeting sama dia" pamit Naca dan menunjuk Roy

"Gue juga pergi mau siap-siap" pamit Roy dan berjalan menuju motor nya

Sepeninggalan Naca dan Roy, Al dkk pun meninggalkan Nazwa, Ryry dan Nilina

"Sombong!!" Dengus Nazwa setalah the Cogan pergi

"Maksudnya?" Tanya Nia

"Itu si Naca sombong, masa gk mau kenalan sama kiat!" Jawab Nazwa

"Jangan asal ngomong Lo!!! Ngaca dulu baru ngomong Lo aja sombong, lagian Naca itu paling anti yang namanya orang asing, dia akan acuh tak acuh kepada mereka" Nia memperingati Nazwa sedangkan yang di peringati hanya mendengus dan mengangguk

Mereka mulai masuk ke dalam mobil masing-masing dan pergi meninggalkan sekolah ke rumah masing-masing

<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Naca tengah berada di ruang rapat di kantor Seberline grup

Seperti yang dia bilang kepada Al dia akan rapat bersama Roy membahas kerjasama yang akan mereka lakukan

"Maaf saya terlambat" kata Roy yang baru saja memasuki ruang rapat

Di sana hanya ada 4 orang 2 orang yaitu Naca dan Roy dan 2 orang lagi adalah sekertaris mereka

"Tidak masalah Mr." Kata Naca

Profesional, mereka melakukan nya saat berurusan dengan dunia bisnis dan akan kembali seperti semua jika telah keluar dari dunia bisnis

"Apa kita bisa memulainya?" Tanya Roy

Naca menganggu setuju

Roy mulai menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan dalam kerja sama kali ini hingga 4 jam berlalu baru selesai meeting mereka dan berakhir dengan kata 'Deal'

"Dek kakak mau ke rumah dulu, kamu ke kantor sendiri gak apa-apa kan?" Tanya ILa saat membereskan berkas-berkas yang selesai untuk bahan meeting

"Itu GK PP" jawab Naca

ILa keluar terlebih dahulu meninggalkan Naca dan Roy yang tengah membereskan berkas

Setelah beres Naca tidak langsung keluar tetapi memejamkan matanya, bisa di bilang sekarang Naca sangat lelah apa lagi beberapa hari lalu dia baru sembuh.

Ingin sekali Naca melepas kepalanya dan membersihkan terlebih dahulu isinya hingga bersih dan fresh baru dia pasang kembali.

Mungkin bisa saja dia melepas kepalanya namun setelahnya langsung menuju alam baka.

"Apa begitu lelah?" Tanya Roy tiba-tiba, Naca hanya mengangguk lemas

"Istirahat lah di ruangan ku ada ranjang di balik pintu" tawar Roy

"Tidak bisa pekerjaan ku masih banyak dan menumpuk" tolak Naca dan mulai bangkit

"Tidak ada penolakan hanya 1jam untuk mengistirahatkan otak dan mata mu itu, gue tau kalo lo banyak masalah" kata Roy dengan nada tak dapat di bantah

Naca tidak berkata apa-apa lagi dan mengikuti Roy yang menarik tangannya.

Naca memejamkan matanya saat telah sampai mendarat di ranjang yang di maksud Roy sedangkan Roy dia melanjutkan pekerjaannya.

Satu jam kemudian Naca benar-benar terbangun dengan wajah sedikit cerah berbeda seperti sebelum tidur yang sangat terlihat wajah lelahnya

Naca menatap sekeliling nya dan berhenti pada pintu kamar mandi.

Dia melangkah masuk membasuh muka agar fresh dan segar serta membenarkan tatanan wajahnya hingga seperti semula

Naca berjalan melewati pintu terlihat Roy yang tengah fokus dengan berkas-berkas di tangannya, bisa di bilang tampilan Roy saat ini sangatlah errr

Dasi yang di kendurkan jas yang di sampirkan ke kursi, kemeja putih yang di lihat sebatas siku serta rambut yang acak-acakan. .Tentu saja di dukung oleh wajah dan gesture tubuh yang proporsional, wajah yang tampan, hidung mancung, bibir yang penuh, tatapan mata setajam elang, bahu yang lebar, tubuh yang di penuhi oleh otot-otot kekar, jauh sekali dari anak berusia 17th dia terlihat seperti pria berusia 25th. . Dan bisa Naca simpulkan bahwa manusia dingin yang di pandangannya adalah

'tampan' satu kata keluar dari hati Naca yang membuat Naca menggeleng tidak habis pikir dengan hatinya ini

"Gue tau gue tampan GK segitunya juga kali liatin nya, awas tu mata kelulusan" kata Roy yang mengagetkan Naca

Tentu saja ucapan Roy membuat wajah Naca memerah, Naca langsung memalingkan wajahnya ke arah lain yang penting tidak menghadap Roy, setelah berhasil menetralkan wajahnya Naca kembali menatap Roy yang tenang menatapnya juga

"Makasih untuk tumpangannya, gue pergi dulu" kata Naca sambil melangkah pergi namun saat akan membuka pintu ponselnya berdering menampilkan lagi-lagi nama Deleo

"Heem"

' selalu tapi serah dah, gue cuman mau bilang kalau gue dapet informasi dari tangan kanannya tuan Rejer dulu kalau kunci ini milik sahabat tuan Rejer dan sahabatnya tersebut memberikannya terhadap anaknya dan anaknya memberikannya kepada anaknya, intinya kunci yang ada di gambar ini sekarang berada di tangan cucu sahabat tuan Rejer, tapi masalahnya cucu sahabat tuan Rejer ini tidak di ketahui keberadaanya bahkan bukan cuma cucu Sahabat tuan Rejer saja, melainkan satu keluarga sudah lama tidak di ketahui setelah terjadi penyerangan terhadap tuan Rejer dan sahabatnya itu, mereka hilang bagai di telan bumi, Bisa". Lapor Deleo panjang lebar

"Cari dia sampai ketemuan, jika perlu sampai ujung dunia harus ketemu!!! Tut Tut Tut" perintah Naca dan menutup sambungan telepon tanpa salam perpisahan

Deleo di sebrang sana hanya mengerutu melihat kelakuan patnernya itu

'kalo bukan leader BD dah gue pites ni orang' batin Deleo

Kembali di tempat Naca berdiri dia kembali menyimpan ponselnya di sakunya dan membuka pintu lalu keluar



Bersambung.....

By:-Ryana

BLACK DEMON'S (Revisi)Where stories live. Discover now