#2

181 14 0
                                    

Aku melihat Jungkook dan Jin yang sedang berolahraga ringan di taman depan rumah. Kemudian melihat ke arah Yoongi yang masih tidur di kasur. Sungguh pemandangan yang bertolak belakang.
Segera setelah aku mandi, aku turun dan membuatkan sarapan roti bakar utk kami berlima. Tak lama, kami berkumpul. Masing2 sudah bersiap-siap untuk kegiatannya hari ini.

"Nana-ssi .. Aku sudah memesan tiket untuk penerbangan kita ke Malta. Sebentar lagi Ahjussi akan mengantar kita ke Bandara" kata Yoongi disela-sela kegiatan sarapan kami.

"Ya! Apa kau kira Malta itu supermarket di seberang jalan?" Tanyaku. Aku benar2 terkejut dengan pernyataannya.

"Yoongi memang selalu seperti itu kan Nana?" Kata Jin.

"Iya. Itu yang membuatnya terlihat keren nuna" Jungkook menimpali.

"Jungkook-ah.. jangan membuatnya merasa benar" kataku.

"Memangnya aku salah?"

"Kau tidak salah hyung. Yang salah itu isi kepalamu. Apa kau sudah menanyakannya terlebih dahulu kepada Nana?" Namjoon buka suara.

"Apa itu perlu?"

"YA!! Kau pergi saja sendiri. Aku tidak mau pergi!"

"Ya sudah kalau kau memang tidak mau"

"Apa Hyung akan membiarkan tiketnya tidak terpakai lagi?" Tanya Jungkook.

"Ini sudah ketiga kalinya kau mengulanginya Yoongi" Jin mengingatkan.

"Aku akan terus mengulanginya kalau dia tidak mau menurutiku"

"Kau stress!" Umpatku kesal.

"Kau yang lebih stress Nana-ssi. Makanya aku ingin membawamu liburan"

"Setidaknya bertanyalah lebih dulu kepadaku."

"Apa kau mau kalau ku tanyakan lebih dulu?" Tanyanya. Aku tidak menjawab.

"Pergilah Nuna.. Disana sangat seru. Kau akan sangat menyukainya." Jungkook mulai memberi masukan.

"Iya. Kau bisa memancing seharian dengan Yoongi tanpa perlu berbicara padanya" tambah Jin.

"Kau sedang libur juga kan Nana?" Namjoon memastikan. Aku mengangguk.

"Kajja! Paspormu sudah diambilkan Ahjussi tadi ke rumah, aku sudah menelfon Amma dan kau diijinkan" kata Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel di tangannya.

"Paakaianku?"

"Kau bisa membeli toko manapun yg kau mau disana." Jawab Yoongi menyombongkan diri.

"Sombong!" Umpatku. Jin, Namjoon dan Jungkook langsung tertawa melihat kami berdua.

Sesampainya di Malta, kami belanja beberapa pakaian utk keperluan disana.
Aku sempat meledeknya.

"Ku lihat di acara BTS Run, kau bahkan meminta potongan harga kepada penjaga toko saat hendak membeli sebuah kaos bertuliskan Malta, tapi sekarang kau begitu sombong sampai menyuruhku membeli tokonya sekalian."

"Jin hyung yg melakukannya, aku tidak." Jawabnya sambil tertawa

"Jangan tertawa. Nanti aku jatuh cinta." Kataku sambil menggodanya.

"Bukankah kau sdh lama jatuh cinta pdku?" Yoongi menggoda balik. Aku tertawa.

"Mimpi!" Kataku. Dia tertawa lalu merangkul bahuku.

Begitulah kami. Siapapun tak pernah bisa menebak hubungan seperti apa yg kami miliki. Bahkan kami sendiri.

Tak lama kami sampai di sebuah restoran cepat saji. Memesan makanan lalu duduk santai menikmati makanan kami. Setelah makanan habis disantap, Yoongi memulai obrolan lagi.

"Bagaimana kabar JungMyoen?" Tanyanya.

"Sudah putus." Jawabku singkat.

"Kyungso?"

"Juga"

"Zico?"

"Sama"

"Ya! Sampai kapan kau melakukan hal seperti itu?"

"Melakukan apa? Mereka yg ingin bermain-main denganku Yoongi. Apa salahnya kalau aku mencoba mengajarkan mereka sesuatu?"

"Apa kau sebegitu bencinya dengan laki-laki?

"Aku tidak membenci kalian."

"Jangan samakan aku dengan mereka." Yoongi tampak keberatan.

"Lalu kau apa?"

"Pria." Jawabnya santai. Aku langsung tertawa lalu mencubit perutnya pelan.

"Aku kurang yakin." Godaku.

"Kau mau mencobanya? Ayo!" kata Yoongi. Dia beranjak seolah2 akan pergi. Aku tertawa lagi, dia juga. Lalu kemudian duduk lagi.

"Lho? Kenapa kau duduk lagi? Ayo!" Tantangku lagi sambil tertawa.

"Jinjja?" Dia berdiri lagi, mengambil tas belanjaan, lalu menarik tanganku yang bebas. Aku mengikutinya sambil terus tertawa.

Jangan tunggu kelanjutannya. Karna kami hanya akan berjalan sambil tertawa dan meledek satu sama lain. Menikmati kebebasan kami yang jauh dari org-orang yang mengenalnya, bercerita tentang banyak hal sampai lelah. Kemudian tidur bersama seperti tidak menyadari perbedaan diantara kami.

*****

-SeeSaw-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang