#14

109 9 0
                                    

Yoongi menelfonku sore itu. Waktu aku baru saja keluar dari ruangan kelasku.

"Ya! Nana-ssi. Kau harus menciumku sampai kau lelah malam ini."

"Wae? Aku bisa saja melakukannya setiap hari kalau kau mau."

"Kau dimana? Aku akan menjemputmu. PdNim ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Aku di kampus. Ini sudah menuju parkiran. Aku saja yang menemui kalian. Aku akan langsung menuju agensi."

Disana Aku dan Yoongi bertemu PdNim. PdNim menawarkan aku untuk debut di agensi lain yang masih ada hubungannya dengan BigHit. Tapi aku menolaknya. Tanpa berfikir panjang. Aku beralasan sudah terlalu tua untuk memulai karir di industri Musik Korea. Meski PdNim berkata yakin aku mampu tapi aku tetap berkata tidak. Terlalu beresiko bekerja di 2 dunia yang mobilitasnya sangat tinggi. Dan aku tidak ingin meninggalkan salah satunya.

"Kenapa kau menolaknya? Aku bisa membantumu untuk melejit." Yoongi membawaku untuk duduk di ruang tunggu kantor mereka.

"Itu namanya nepotisme Yoongi-ah. Seakan-akan kau meremehkanku kalau seperti itu."

"Kau terlalu sensitif Nana-ssi."

"Biarkan aku fokus jadi kekasih idol dibanding menjadi idol itu sendiri. Ku rasa itu lebih seru."

Yoongi tampak berfikir sejenak lalu kemudian tersenyum.

"Minggu depan album kami akan rilis. Dan lagu kita ada dalam daftar. Setelahnya aku mungkin akan lebih sering berada di luar negeri. Mari kita menikah sebelumnya. Aku tidak akan tenang berada jauh darimu."

"Ya.. Yoongi-ah.. Jangan seperti anak kecil. Aku akan selalu menemuimu kemanapun kau minta kalau aku bisa."

"Tetap saja kau menyita fikiranku. Siapa yang tau kalau jiwa petualangmu kembali lagi."

"Ya!" Aku memukul lengannya.

Tiba-tiba member lain muncul dari dalam gedung utama. Mereka tampak ingin keluar bersama-sama.

"Hyung .. bagaimana hasilnya?" Tanya Namjoon begitu melihat kami.

"Ne. Apa Nana menerima tawarannya si Gembul?" Hosoek menambahi.

Yoongi menggeleng.

"Wae?? Bukankah itu penawaran bagus Nana-ssi?" Namjoon semakin menyuarakan penasarannya.

"Melihat kalian begini, aku jadi curiga. Jangan-jangan kalian yang memaksa PDNim untuk memberikan penawaran itu? Ini nepotisme!"

"Ah waeee??" Seru mereka semua bersamaan.

"Kau memang pantas mendapatkannya Nuna" Jungkook memberikan komentarnya yang disusul anggukan semua Hyungnya.

"Semua produser disini pun heran kenapa kau tidak pernah mengikuti audisi dulu." Jimin menambahi.

"Nana.. Aku yakin kau pasti akan jadi bintang besar begitu masuk dunia kami." Seru Hosoek penuh keyakinan.

"Bukankah aku sudah masuk dalam dunia kalian Hop-ah?"

"Ya! bukan itu maksudku."

"Sudahlah.. Aku sudah cukup repot menjadi kekasih salah satu diantara kalian. Aku tidak akan sanggup kalau aku sendiri pun jadi idol seperti kalian."

"Kau terlalu memandang rendah kemampuanmu Nana-ssi." Jin tampak belum menyerah.

"Anio Oppa.. Biarlah kalian bekerja menyembuhkan banyak jiwa melalui musik dan aku melakukan tujuan yang sama melalui tangan dan ilmuku."

Semua member tampak tersenyum memndengar jawabanku. Mereka menerima alasanku dan mendukungku.

"Kajja! kita berangkat! Nuna, kau sedang tidak sibuk kan? Kami ingin bermain bowling bersama." Ajak Jungkook.

-SeeSaw-Where stories live. Discover now