#12

105 8 0
                                    

Hari ini aku berangkat kuliah mengendarai mobil pemberian Yoongi. Aku meminjamnya dari Amma. Mobil ini terasa sangat nyaman. Selain karena gratis, interiornya juga sangat bagus dan mewah. Ku dengar juga mobil ini sangat laris di pasaran bahkan sebelum rilis. Media mengatakan ini adalah BTS's effect. Entah kenapa aku terhibur saat mengetahui berita-berita sejenis yang mengakui popularitas BTS.

Sepulang dari kuliah aku menuju rumah Yoongi. Kami berjanji untuk bertemu disini. Dia sudah tau kalau aku menyetir sendiri. Dia sempat melarangku, tapi aku mengingatkannya lagi kalau akulah yang dulu mengajarinya menyetir saat kami masih SMA.

Yoongi menyambutku di depan pintu. Tampaknya dia baru selesai mandi, rambutnya masih basah.

Aku berlari kecil memeluknya. Dia membawaku masuk, ke dalam kamarnya.

"Waahh Yoongi-ah.. Hasratmu tampaknya sudah di ubun-ubun saat ini."

Yoongi mendorong tubuhku ke atas kasurnya. Dan mulai menciumi wajah, leher dan tubuhku.

"Jangan selalu meledekku di saat-saat seperti ini." Ucapnya sambil terus berusaha mencari sisi sensitifku untuk membangkitkan gairahku yang masih bisa santai menanggapinya.

"Wae yo?"

"Itu membuatku semakin ingin menyentuhmu." Katanya sambil melepas pakaiannya tak sabaran.

"Kajja. Kita selesaikan sekarang juga." Kataku sambil tertawa. Yoongi ikut tertawa kemudian melanjutkan aktivitasnya. Aku tidak tau darimana dia belajar hal-hal seperti ini. Dulu aku sering memperhatikan bibirnya yang tipis secara diam-diam. Membayangkan bagaimana rasanya, bagaimana jika melihat wajahnya dengan jarak yang sangat dekat. Sering aku memikirkan hal-hal vulgar tentangnya.

Miane Yoongi-ah.. Kau terlalu menarik untuk diabaikan.

Setelah selesai dengan peperangan itu kami turun ke lantai bawah, aku menemaninya mengerjakan sesuatu di studionya. Dia sangat serius dengan semua peralatan musiknya. Dan itu membuatnya semakin menggoda.

"Yoongi-ah.. apa kau masih lama?"

"Wae yo?"

Yoongi bertanya tanpa melihatku.

"Kau terlalu serius, membuatku nyaris hilang kendali untuk tidak memanjatmu."

Yoongi memutar kursinya kearahku, merentangkan tangannya sambil tersenyum manis.
Tanpa menunggu lama, aku melompat ke pangkuannya dan mulai menyerbunya dengan ciuman bertubi-tubi. Aku tidak peduli lagi apakah aku terkesan murahan sekarang. Yang ku tahu aku benar-benar kecanduan dengan harum tubuh Yoongi, ciumannya bahkan sentuhannya. Dia membalasku dengan tidak kalah agresif, mengangkatku ke sofa untuk melanjutkan kegilaan kedua kami malam ini.

Kami tertidur di studio, berpelukan tanpa busana.

Paginya aku terbangun saat mendengar suara berisik datang dari ruangan depan. Aku membangunkan Yoongi yang masih lelap.

"Ya! apa kau mendengarnya?"

Yoongi membuka matanya, mencoba mengumpulkan fokusnya. Sedetik kemudian bangkit dan buru mengenakan pakaiannya. Aku mengikuti tanpa perintah.

"Hyuung ..." suara Tae kemudian disusul suara Jungkook.

"Yoongi-ssi.. Yoongi Hyung .."

Yoongi langsung keluar menuju asal suara. Aku masih pura-pura tidur di studio Yoongi.

"Berani-beraninya kalian membuka kunci tanpa seijinku." Ada jeda beberapa detik sebelun suara Hosoek terdengar begitu nyaring.

"Ya! Hyung! Apa kau?"

Yoongi melihat wajah Tae, Jungkook dan Hosoek yang tampak sangat terkejut. Kemudian mereka tertawa sangat keras.

"Ya hyung .. Setidaknya basuh wajahmu sebelum menemui kami." Kata Hosoek lagi.

-SeeSaw-Where stories live. Discover now