"Two million dollar! Siapa yang ngabisin two million dollar dalam semalam aja? Are you fuckin' insane??" seru Shane berapi-api.
Cakra santai saja melepas dasi yang dipakainya, tak memedulikan Shane yang wajahnya merah padam saat membuka kalung, cincin dan anting yang dikenakannya dengan gaya mondar-mandir karena kesal. Mereka baru menghadiri pameran malam ini dan tadi Shane masih bisa terlihat tenang sepanjang acara walau Cakra tahu saat dia tiba di hotel, dia pasti akan meledak marah.
Shane tak pernah suka gaya hidupnya yang menurutnya 'agak boros'.
Tapi, Cakra memang suka menghibur diri dengan barang-barang mewah. Koleksi jam tangannya nyaris lima puluh. Dia juga punya yacth, dua jet ski, private jet, beberapa resort, enam mobil, dan nyaris membeli helikopter sendiri jika saja Shane tak mendelik marah dan berkata, 'mau ditaro di mana emangnya???' Akhirnya dia menghibur diri dengan membeli tiga unit helikopter untuk kebutuhan rumah sakit.
"Akan jadi tambahan yang bagus buat rumah kita, Darlingggg ...." seru Cakra yang akhirnya membela diri karena tak tahan mendengarkan Shane mengoceh dari tadi.
"Coret-coret begitu aja masing-masing one mio?" seru Shane dengan nada melengking tinggi.
"Kamu tau kan, seni gak bisa dinilai pakai uang," balas Cakra.
Shane mendelik. "Suruh aja Darren corat-coret, trus kamu kasih pigura mahal. Dibayar 100ribu juga itu anak udah bahagia," sindir Shane.
"Itu lukisan bisa jadi satu rumah sendiri, Cak!" tambahnya lagi, masih tak terima Cakra menghambur-hamburkan uang hanya untuk lukisan.
"Ya kamu beli satu rumah aja dramanya bukan main, mending aku beli isinya aja!" gerutu Cakra.
Akhirnya setelah melalui perdebatan alot, Shane dan Cakra bulan depan akan menempati rumah baru mereka yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah AJ. Rumah dengan taman luas, berisi lima kamar tidur dan enam kamar mandi. Satu ruang kerja, dua dapur, kolam renang, dilengkapi akuarium besar di ruang keluarga sesuai impian Cakra dan juga dilengkapi rooftop.
Cakra merobohkan rumah yang lama dan membangun ulang dari awal, mendiskusikan semua detailnya ke Shane dan membuat pusing Gemma selaku arsitek karena Cakra banyak maunya.
Butuh waktu lebih dari setahun sampai rumah itu akhirnya siap huni. Mereka sudah mengepak sebagian besar barang dan mengirimkan ke rumah baru.
"Ya, tapi kan ...." protes Shane tak terdengar lagi saat Cakra membungkam bibirnya dengan ciuman. Kancing kemejanya sudah terbuka sepenuhnya dan sebetulnya dia sudah tak tahan lagi berargumen dengan istrinya.
Sudah lama sejak terakhir kali mereka berpergian berdua saja tanpa Darren. Besok sore mereka baru pulang. Kenapa Shane harus menyia-nyiakan malam ini hanya untuk bertengkar?
Bibir Cakra turun ke lekuk lehernya, tangannya melingkari pinggang Shane sementara tangan yang lain meremas bokongnya.
Shane mendesah saat Cakra memberi gigitan kecil pada bahunya.
"Aku gak suka sama kebiasaan boros kamu," gumam Shane, mencoba mati-matian bersikap tenang walau dia sendiri jadi tak tahan ingin melepaskan ikat pinggang yang dipakai Cakra.
"Alright, Mam, gak akan beli lukisan lagi," jawab Cakra patuh. Tangannya dengan cekatan membuka resleting gaun yang dikenakan oleh Shane.
Mata Shane menyipit kesal, ditariknya rambut Cakra hingga dia mengaduh. "Bohong pasti!"
Cakra tertawa kecil. "Just shut up!" omelnya sebelum mencium Shane lagi. "Just shut up and let me kiss you," bisiknya di telinga Shane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi di Kaki Langit
RomanceShane berpikir jatuh cinta hanya akan terjadi satu kali, menikah hanya satu kali. Namun, saat dia memutuskan untuk menikah dengan sahabat baiknya, tampaknya pikiran 'serba sekali seumur hidup' harus dia pertimbangkan ulang. Cakra tak percaya cinta...