3

4.8K 237 3
                                    

Jika..
Allah menginginkan dua hati untuk bersatu dia akan menggerakan keduanya bukan satu

💌💌💌

07.30 WIB

Esok paginya hujan masih tetap mengguyur bumi, ibu membangunkan humaira untuk kuliah, setelah salat subuh tadi humaira tertidur kembali entah kenapa cuaca ini membuat humaira terpengaruh bisikan setan, padahal sudah jelas tidur setelah subuh tidak baik menurut kesehatan dan para ulama,

Bahkan Dalam salah satu hadist, Rasulullah berdoa agar Allah menjadikan waktu pagi sebagai waktu diberkahinya para umatnya.

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan Tirmidzi no. 1212)

Dan salah satu ulama yang berasal dari Damaskus, yakni Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa salah satu perbuatan yang menghambat datangnya rizki dari Allah adalah tidur di waktu pagi.

“Di antara hal yang makruh menurut para ulama adalah tidur setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit karena waktu tersebut adalah waktu memanen ghonimah (waktu meraih kebaikan yang banyak).” ( Madarijus Salikin, 1: 369)

Humaira mengganti mukenanya dengan gamis hitamnya, dan niqob. Wajah putih bersih bercahaya nya itu tidak pernah ia pakai apapun,memakai bedak pun jika ia ingat jika lupa ia tidak pakai.

Humaira selalu ingat kata-kata ibu, "kalo kamu mau wajah bersinar, bersih natural coba saja kamu basuh terus dengan air wudhu, dan kalo kamu ingin bibir kamu merah natural coba saja berdzikir, insyaallah semua itu terjadi," itulah ucapan ibu yang selalu humaira ingat, jadi ia tidak pernah menggunakan makeup, lagi pula ia kan memakai niqob jadi tampil biasa saja tak perlu cantik, karena ia hanya akan memberikan kecantikannya hanya untuk orang dalam rumahnya dan juga calon imamnya kelak,

Humaira keluar kamar dengan membawa tas gendong kampusnya, ia lupa hari ini memang ia akan ada kelas pagi, saat melihat jam ternyata sudah jam 8 pas,

"Ibu.. teteh langsung pergi ya, teteh takut macet soalnya ada kelas pagi," ucap maira sambil mencium tangan aisyah,

"Masih hujan geulis, entar aja.. Gaapaapa atuh telat sebentar," ucap aisyah menatap anak semata wayangnya cemas karena memang hujan didepan sangat deras, "teu tiasa ibu, entar maira disuruh keluar kelas.. Udah ya maira pergi," rengek humaira, aisyah masih tidak mau mengizinkan anaknya pergi, coba saja suaminya perginya tidak pagi pasti saat ini anaknya bisa ikut menggunakan mobil,

"Grab aja kumaha?" nego aisyah pada humaira, namun humaira menggeleng tidak, "olok ongkos, udah ah assalamuallaikum ibu geulis," ucap humaira sambil mencium pipi ibunya,

Aisyah hanya menggeleng sambil membalas salam anaknya, ia senang sekali memiliki anak yang shalihah seperti humaira. Humaira adalah bidadari surga yang allah berikan untuk keluarganya, setiap kali keluarganya ada masalah humaira lah obatnya, masyaallah..

Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

.
.
.

Fatimah bulak-balik kamar putra, pagi ini ia tidak ingin telat ngampus karena putra yang leletnya, subhanallah.

Padahal selesai salat subuh dimasjid ia sudah rapi untuk pagi ngampus, tapi sekarang? Kenapa saat fatimah ke kamar ia belum siap-siap, entah apa yang putra lakukan yang jelas saat ini fatimah kesal,

Hujan deras sekali dan mungkin jalan menuju kampus akan macet, lalu sekarang putra sangat lelet. Euhh ingin marah yaallah,

Tapi fatimah selalu ingat ucapan ayahnya jikalau putra membuatnya marah, "laa taghdob walakal jannah, dan janganlah kamu marah maka bagimu syurga," . jadi ia selalu menegaskan pada hatinya, "jangan marah, ingat surga balasannya," jadi ia selalu bisa bersabar jika ada seseorang yang membuatnya marah termasuk putra,

Putra keluar kamarnya dengan pakaian simple yang bisa membuat para wanita terpesona, padahal putra hanya memakai celana panjang bahan, kaos model kemeja dan rambut semacam laki-laki biasa yaa walau rambut putra sedikit gimbal,

"Maneh lila ih, hayuan telat!" tegas fatimah lalu berjalan duluan, putra hanya diam memasang wajah cueknya lalu mengikuti fatimah,

Pagi ini rumahnya kembali sepi seperti kemarin, ayah dan bundanya sedang pergi kerumah makan mereka, pekerjaan bunda dan ayah fatimah sama seperti humaira jadi tak heran jika ayah dan bunda fatimah jarang dirumah,

"Pake jas hujan putra! Lamun sakit lagi bunda marah-marah ke aku," ucap fatimah kesal karena putra hanya memakai jaket anti air kesayangannya itu,

Fatimah tau jaketnya itu anti air, tapi kan sama saja kalo perjalanan jauh dari rumah kekampus pasti jaket itu basah, "santai weh," singkat putra yang semakin membuat fatimah gondok karena terus berbicara panjang.

.
.
.

Zein, dan fikri sudah berada dikampus sedari tadi, saat ini mereka sedang berada dikelas menunggu dosen masuk dan juga temannya putra, "si putra pasti telat," ucap fikri yang terus menatap pintu kelas semoga saja putra cepat datang,

"Heeh, heran telat wae," ucap zein,

Zein mengalihkan pandangannya langsung mengarah ke pintu kelas, saat ia melihat pintu kelas ternyata ada si putri malu masuk dengan pakaian hitamnya yang sedikit basah, zein melongo melihat humaira yang entah kenapa ada aura beda dalam dirinya saat ini, dan saat zein ingin memberi tahu temannya ia dikagetkan dengan fikri yang juga sama memerhatikan humaira, tapi bukan hanya fikri bahkan para ikhwan kelas semua memerhatikan humaira,

"Astagfirullah! Ingat zina mata para ikhwan!!!" teriak zein yang langsung membuat para ikhwan kelas menundukan pandangannya, dan para akhwat hanya tertawa tapi humaira hanya memasang wajah datarnya dibalik niqob,

"Apa yang mereka lihat? Kan cuman kebasahan dikit," gumam humaira lalu berjalan menuju kursinya,

"Hey putri malu! Asaan teh maneh beda ih!" teriak salah satu ikhwan kelas yang langsung membuat humaira memelototkan matanya, bukannya teman-temannya takut tapi ini malah tertawa dan membuat humaira semakin kesal,

Humaira bangkit dari duduknya lalu keluar kelas cepat, "fatimahh," lirih humaira sambil berjalan menuju toilet,

.
.
.

Vote dan comment readers..

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Where stories live. Discover now