28 (Humaira POV)

2.4K 141 2
                                    

....

Pagi ini ditemani lantunan ayat didalam mobil yang terasa dingin, aku diam memperhatikan aktifitas disepanjang jalan menuju kampus.

Setelah menyetujui untuk ikut ke kampus bersama fatimah dan putra, kami langsung pergi. Dan saat ini kami sedang dalam perjalanan.

Aku duduk di belakang fatimah, sembari mendengarkan lantunan ayat suci al-qur'an aku sesekali memperhatikan putra. Laki-laki yang sudah 7 semester singgah dihati ini. Aku tak tau apa dia juga menaruh hati kah pada ku? Tapi yang jelas mau dia suka padaku atau tidak, aku hanya bisa diam. Ya! Diam.

Karena dengan diam aku bisa berteman dengan nya sampai saat ini. Selama 7 semester, selama itu.

Jika kalian bertanya mengapa aku memendam rasa ini? Jawabannya hanya satu. Aku tak mau jika nanti aku mengungkapkan rasa ini dan ia akan menjauh pada ku atau bahkan tidak akan menjaga ku seperti ini, ya walau aku tau putra bukan lah tipikal laki-laki seperti itu.

Tapi apa salahnya jika mencegahnya dengan cara ini?.

"Mari turun" ujar laki-laki itu menyadarkan lamunanku.

Aku turun bersama fatimah, dan putra. Bukannya berjalan masuk aku hanya diam di dekat mobil sembari menunduk.

Yaallah, saat ini dirinya sangat takut.

Aku melihat bayangan fatimah mendekat ke arah ku, lalu benar saja tak lama ia merangkul ku lembut sembari berkata, "jangan takut, karena kebenaran kadang perlu diuji".

Aku menatap wajah cantik sahabat lama ku ini, ya allah betapa bahagia diri ini memiliki sahabat seperti fatimah.

"Saya akan ikut menjaga mu".

Dan bagai diterpa angin kencang pohon yang banyak bunga didalam hatinya berjatuhan. Kupu-kupu berterbangan diperutnya dan detak jantungnya begitu cepat.

Aku sudah sering mendengar putra berbicara itu, tapi entah kenapa saat ini rasanya lebih luar biasa. Aku takut jika rasa ini semakin tumbuh maka aku juga pasti akan merasakan jatuh yang begitu sakit.

Sudahlah, hentikan pikiran-pikiran itu saat ini. Tujuan ku kesini hanya ingin mencari referensi untuk skripsi lalu mengapa harus ada adegan drama cinta?.

Aku pun berjalan bersama fatimah dibelakang putra.

Awal memasuki wilayah kampus mata para teman-teman ku tertuju padaku. Aku hanya diam dibelakang fatimah. Aku ingin lari tapi aku ingat kata-kata putra.

"Ih kok ga ada malunya ya ke kampus tuh orang"

"Loh kan gara-gara dia dosen azka dikeluarin ya".

"Ih ga punya malu tuh perempuan".

"Tertutup tapi suka menggoda".

Sudah cukup! Semua ucapan mereka tidak bisa ku terima lagi. Aku diam tak mengikuti fatimah berjalan, lalu berbalik ke arah para netizen yang selalu bergosip.

Humaira menarik nafasnya, lalu menghampiri sekumpulan mahasiswi itu.

"Tunggu ira".

Ucapan itu membuat aku berhenti melangkah.

Aku membalikan badan menghadap padanya yang menghentikan diriku.

"Ira sudah tidak bisa terima semuanya". Ucap ku dengan gendangan air dimata ku yang jika aku mengedip semua akan tumpah.

"Dia yang hebat adalah dia yang bisa menahan emosi".

"Putra". Lirih ku,

Putra tersenyum padaku, sedangkan aku? Masih diam mematung dengan air mata yang sudah jatuh mengenai niqob.

Fatimah mendekat kearah ku, lalu ia merangkul ku lembut. "Bersabarlah, mungkin ini adalah cara allah menaikan derajat dirimu".

Yaallah,

Aku lalai,

Aku salah,

Maafkan,

Maafkan aku yang lupa akan semua ini,

Aku merasa sangat salah saat ini.

Pakaianku tidak mencerminka sifatku,

Aku belum bisa menahan emosi, baru disenggol dengan ucapan seperti itu saja aku marah.

Yaallah,

Aku lupa akan kisah kekasihmu,

Nabi muhammad,

Ya allah.

Maafkan, maafkan aku.

Aku terus berdialog dalam hati sendiri. Aku menyalahkan diriku tentu, karena aku salah.

Aku mengambil tasbih kesayanganku, lalu aku genggam erat sembari berzikir.

Astagfirullahal adzim!.

.
.
.

Assalamuallaikum readers..

Kali ini aku kasih part special humaira.

Gimana seru kah?

Kalo ada typo tandai yaa..

Selamat membaca.

Salam kasih,
Author ngaret.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang