14 : Sedikit Menyukainya

2.6K 368 97
                                    

Burung berkicau, sinar matahari menembus jendela, dan terbangun dengan wajah Draco Malfoy tepat berada di hadapannya. Suatu hal yang diimpikan oleh gadis-gadis lain, kini dialami oleh Hermione Granger.

Hermione mengedipkan matanya berkali-kali, memastikan bahwa yang ada di hadapannya bukanlah mimpi. Hermione memperhatikan tangannya dan tangan Draco yang bersentuhan di ujung jari masing-masing. Hermione menahan nafas, menahan kegugupan yang tiba-tiba melanda dirinya.

Tepat ketika Hermione kembali menatap ke depan, ia bisa melihat Draco yang juga menatapnya. Mata mereka bertemu. Cokelat madu dan abu-abu.

"Sudah bangun?" tanya pemuda yang rambutnya masih berwarna merah itu.

"Ya," jawab Hermione sambil tersenyum kecil. "Mimpi indah?"

"Aku tidak tahu itu mimpi indah atau apa, tapi cukup membuatku senang," ujar Draco. Tatapan mereka masih bertemu. "Kau mimpi indah?"

"Aku tidak bermimpi," Hermione manahan diri untuk tidak tersenyum lebih lebar lagi. Ia melihat tangan Draco yang kembali bergerak menyentuhnya. "Sudah baikan?"

"Tentu saja dia sudah baikan dan cepat hentikan hal menjijikan itu," ucap Ginny sambil berkacak pinggang. Ia dan Blaise sudah berdiri selama lima menit dan harus melihat adegan bangun tidur menjijikan dari kedua orang di depannya.

Hermione memasukkan tangannya ke dalam selimut dan langsung bangun. "Kalian kenapa ada disini?" tanyanya sambil menujuk. Pipi Hermione memerah hebat.

"Kami sudah lima menit berada disini sebelum kalian membicarakan mimpi indah, sudah bangun dan bersentuhan tangan," jelas Blaise. Ia menatap tajam Draco. "Kalian berdua cepat mandi dan berganti pakaian," ujarnya sambil pergi.

"Kami membangunkan kalian sebelum yang lain berkeliaran. Dan untungnya, aku yang baik hati ini mau bangun pagi setelah setengah dipaksa oleh Zabini," Ginny melipat tangan di depan dada. Ia menatap Draco dan Hermione bergantian kemudian menghela nafas dan berbalik memunggungi mereka. "Baiklah, baiklah aku akan pergi jika kalian mau bermesraan,"

"Ginny!" Hermione berteriak kesal. Kemudian, ia turun dari kasur dan mengambil pakaian yang ia lepas kemarin malam. Draco melakukan hal yang sama. Mereka berdua terpaksa memakai sepatu sekolah dan piyama ke asrama murid setelah sadar bahwa tidak ada satupun sandal untuk mereka gunakan.

"Ayo, cepat," ajak Draco. Hermione mengangguk dan memeluk baju di dadanya. Ia dan Draco berlari kecil dan berjalan cepat ke ruang asrama dengan sembunyi-sembunyi. Sesampainya di asrama, keduanya buru-buru mandi secara bergantian dan memakai pakaian.

Ketika Hermione selesai memakai pakaian, ia membuka pintu kamar dan menyadari bahwa Draco sudah menunggunya.

"Sudah siap?" tanyanya.

Hermione menggeleng. Ia mengeluarkan tongkat dan mengarahkan tongkat itu ke kepala Draco. Ia menggumamkan sesuatu dan tiba-tiba rambut Draco kembali seperti semula. "Sekarang, kau ganti warna rambutku,"

"Oh, tidak bisa, Granger," Draco menyeringai. "Asal kau tahu, rambutmu jauh lebih bagus seperti itu," ujarnya.

Hermione terhenyak. "Masalahnya adalah aku tidak mau punya rambut kembar denganmu!"

"Oh, ya? Kenapa?" Draco mendekatinya. "Apa kau berpikir orang-orang akan mengira kita pasangan?"

Pipi Hermione memanas. "Tentu saja, tidak. Aku hanya tidak mau punya rambut kembar denganmu. Itu mengerikan,"

"Baiklah-baiklah," Draco mengarahkan tongkatnya ke kepala Hermione dan menggumamkan sesuatu. Rambut Hermione pun kembali seperti semula meskipun sudah tidak terlalu bergelombang dan cenderung lurus. "Ini hadiah karena telah menjagaku kemarin. Sekarang, bisa kita pergi?"

Miss You Where stories live. Discover now