21 : Bagaimana Saat Ini

2.1K 307 60
                                    

Sudah tiga hari berlalu, semenjak tragedi pertengkaran antara Draco dan Hermione. Semenjak itu, keduanya tidak pernah berbicara pada satu sama lain. Jika kebetulan bertemu di asrama, mereka berdua akan langsung masuk ke kamar masing-masing.

Hermione sudah menghubungi orang tuanya, dan keduanya sangat bangga dengan pencapaian Hermione―tetapi, di lain sisi, kedua orang tuanya juga meragukan keputusan Hermione untuk meninggalkan dunia sihir. Ketika ditanya apa Hermione sudah membicarakan hal ini dengan sahabat-sahabatnya, Hermione hanya bisa terdiam memikirkan hal itu.

Bagaimana cara untuk mengatakan hal ini pada sahabat-sahabatnya?

Kini, Hermione sedang berdiri di depan pintu asrama gryffindor, yakni lukisan Nyonya Gemuk. Di tangannya terdapat selembar kertas berupa catatan tentang kata-kata yang akan ia ucapkan nanti.

"Apa kau ingin masuk ke dalam, dear?" tanya Nyonya Gemuk. "Kau sudah berdiri terlalu lama disini, sampai-sampai Mr. Potter, Mr. Weasley, Mr. Longbottom sudah mulai membuat wajah mereka menjadi konyol di belakangmu,"

Hermione terkejut. Ia berbalik ke belakang dan melihat ketiga pemuda itu melakukan ekspresi konyol di wajah mereka. "Eh?"

"Hai, Hermione!" sapa Ron. "Kau sudah berdiri lama sekali―"

"―Apa kau mau masuk ke dalam?" potong Harry, disambut oleh anggukan Neville.

"Ah, sebenarnya―ya, aku memang mau menemui kalian," ucap Hermione jujur. "Maksudku, Harry dan Ron. Neville, maaf ya,"

Neville mengangguk. "Tentu saja. Aku akan masuk ke dalam duluan, supaya kalian bisa bicara disini," ucap Neville sambil tersenyum. Pemuda itu menghadap lukisan dan mengucapkan kata kunci. "Buckbeak,"

Pintu pun terbuka. Sebelum masuk, Neville melambaikan tangan pada Hermione. Pemuda itu bertambah populer akhir-akhir ini. Ditambah oleh hasil dari pubertas-nya yang sempurna. Tapi, bukan itu yang ingin Hermione pikirkan sekarang.

Hermione menatap kedua sahabatnya. Ia menatap kertas, kemudian bernafas dalam dan melipat kertas itu menjadi sangat kecil. "Jadi, aku sudah memikirkan ini sejak dulu―dan," Hermione menatap mata Harry dan Ron. "Akuakanpergidariduniasihirdankuliah,"

"Hah?" Harry dan Ron mengerutkan kening mereka. "Bisakah kau bicara lebih pelan, karena aku tidak mengerti apa yang kau katakan," tambah Ron.

"Oke-oke, aku benar-benar gugup karena aku harus memberitahu kalian kalau aku akan meninggalkan dunia sihir untuk kuliah di Cambridge selama kurang lebih empat tahun lalu melanjutkan pendidikan S2 ku entah dimana, selain itu aku juga akan mencari pekerjaan yang sangat jauh dari sini dan kesempatan bertemu kita akan menjadi sangat kecil. Jadi, aku akan memberi tahukan kalian kalau aku akan pergi―"

"Hermione!" Harry setengah berteriak. "Kau mau meninggalkan dunia sihir?

"APA?!" Ron ikut berteriak. Pemuda itu menatap Hermione kemudian mengguncang pundak gadis itu. "KAU MAU MENINGGALKAN DUNIA SIHIR?!"

Hermione tergagap. "A―aku tidak akan meninggalkan kalian selamanya, tapi setidaknya lima puluh persen sisa hidupku akan berada di dunia muggle dan entah dimana : London, Los Angeles, Houston, Tokyo―"

"APA YANG ADA DI OTAKMU, HERMIONE? BAGAIMANA BISA KAMI HIDUP TANPAMU?!" Ron dengan heboh mengguncang pundaknya lagi. "KAMI AKAN MATI TANPAMU!"

Hermione membuka dan menutup mulutnya seperti ikan. "Kalian bisa hidup tanpaku, oke? Kalian sudah dewasa dan satu-satunya hal yang kuinginkan adalah pergi ke tempat baru, belajar lebih banyak hal," jelas Hermione sambil mengguncang pundak Ron. "Demi Tuhan, aku akan merindukan kalian!"

Miss You Where stories live. Discover now