▪▪ TWO ▪▪

2.9K 101 0
                                    

Kencan dengan pria yang cuek haruslah memiliki kesabaran ekstra. Entah harus menjadi sosok yang menyenangkan dan tidak membuat nya bosan saat bersama, dengan menciptakan suasana hangat dan tak membosankan.

"Afeef, kamu mau pesen apa?" tanya seorang wanita yang mengenakan dress brokat furing berwarna merah terang. Wanita itu menyodorkan sebuah buku menu pada Afeef dengan senyum manisnya.

"Terserah," kata Afeef singkat. Wanita itu kemudian hanya menganggukkan kepalanya dan memanggil waiter.

"Terima kasih." ucap wanita itu dan dibalas dengan senyuman tipis dari waiter laki-laki tersebut. Waiter itupun telah berlalu pergi dan sekarang hanya ada keheningan di dalam dunia wanita tersebut dengan pemuda yang sedari tadi menggeser-geser layar ponselnya.

"Kamu, lulus nanti mau nyambung kuliah?" tanya wanita itu. Afeef menegakkan wajahnya.

"Ngga tahu."

"Eeumm kalau kamu lulus nanti kepikiran mau nikah, hubungin aku aja ya.."

"Kenapa?" wanita itu tersipu malu dan menatap mata Afeef.

"Aku siap kok, jadi istri dan ibu anak-anak kamu." ucap wanita itu dan lalu membuang mukanya ke samping, menahan gejolak yang meletup-letup di hatinya. Afeef hanya berdecak singkat lalu beberapa saat datanglah waiter yang berbeda, membawakan pesanan mereka. Mereka mulai berdoa dan menyantap makanan bersama, sampai akhirnya selesai.

Wanita yang ini itu diketahui identitas nya ialah si Dia. Dia menatap wajah Afeef sambil tersenyum-senyum membuat Afeef jadinya agak-agak.

"Kamu tampan banget. Ngga salah aku pilih kamu untuk jadi suami aku," ucap Dia dengan menggoda.

"Eumm. Nama anda cuman Dia, aja?"

"Apa? Anda?" Dia terkekeh kecil.

"Kamu mau denger cerita aku ngga?" Afeef diam yang kemudian lelaki itu mengangguk pelan.

"Dulu, duluuuuu banget waktu aku masih sekolah eum kira-kira yah kelas 2 sd, kalau ngga salah. Jadi waktu itu aku ada kejadian yang, sumpah bikin aku rasanya. Udah deh buang aja aku ke rawa-rawa sekarang, hehe.." Dia berdehem saat menatap bibir Afeef yang kedut-kedut di ujungnya. Kemudian Dia kembali pada ceritanya.

".. Jadi udah pulang sekolah nih, aku itu lagi nungguin papa jemput, terus temen-temen aku udah pulang semua dan tinggal aku sendirian sama pak satpam. Aku duduk di kursi luar gerbang sambil liat-liat kiri kanan, tiba-tiba aja ada anak laki-laki yang seketika itu juga berlutut terus ngambil kaki aku dan..tiba-tiba dia mengikatkan tali sepatuku dan bilang 'anda cantik,' itu sungguh di masa sd aja aku udah kayak bidadari yang di datangin sama pangeran, hihii tampan lagi. Selesai." ucap Dia mengakhiri kisah ala-lala nya yang benar adanya.

"Sekarang anak laki-laki itu dimana?" Dia tersenyum seraya memperbaiki duduknya. Melihat usahanya pun tidak sia-sia untuk membuat Afeef mau banyak mengeluarkan kosa katanya.

"Yaa..aku ngga tahu, mungkin aja entah dia siapa yang jadi dewasa sekarang, entah itu si Geza..atau kamu."

"Saya?" tunjuk Afeef pada dirinya. Dia mengangguk cepat.

"Iya kamu," ucap Dia dengan senyumnya.

Pelan. Sangat pelan terdengar kekehan dari pemuda tersebut, namun apalah daya kalau si Dia pun sudah mendengarnya. Kesempatan akan Dia gunakan dengan sebaik-baiknya tanpa lecet.

"Anda semakin tampan kalau ketawa gitu," kata Dia yang sesaat membuat kernyitan di dahi Afeef.

"Aneh ya. Beda kalau kamu yang bilang saya, hehe.." ucap Dia dengan cengingisan.

DIA |END|Where stories live. Discover now