¤¤ NINE ¤¤

1.4K 56 0
                                    

Kalian akan jarang bertengkar, apalagi untuk masalah-masalah yang sepele. Cowok yang cuek cenderung tak mau membesar-besarkan perkara kecil. Inilah yang membuatnya terkesan tidak banyak menuntut macam-macam terhadap pasangan nya.

Kalaupun ada sesuatu hal yang menurutnya kurang cocok, ia akan langsung mengatakannya langsung tanpa basa-basi dan drama. Cowok cuek juga biasanya tidak begitu mempersoalkan penampilan pasangannya, sebab dia juga tidak begitu peduli dengan komentar orang lain atas penampilannya.

Dia mendongak menatap kekasihnya yang sedang fokus membaca buku tentang bisnis, mereka sedang berbaring diatas kasur besar Afeef, dirumah pemuda itu. Dia sedikit kecewa karena keinginannya untuk bertemu keluarga dan orangtua Afeef harus di pending karena keluarga Afeef sedang liburan di Eropa, dan hanya pemuda itu yang ada dirumah bersama beberapa pelayan, supir, dan tukang kebun.

Dia mengusap dada bidang Afeef yang tidak tertutupi oleh baju atasannya. Saat telapak tangannya hampir mencapai bagian perut Afeef, pemuda itu lantas menggenggam tangannya dan menggelengkan kepalanya menatap mata Dia.

"Kenapa?" tanya Dia. Ia berpikir bahwa Afeef pun menginginkan hal yang sama seperti yang diinginkan nya.

"Aku harus menikahi mu terlebih dahulu,"

"Ck, kuno. Jaman sekarang tidak ada lagi namanya nikah baru berhubungan, adanya sekarang berhubungan baru menikah." kata Dia yang hanya membuat Afeef terkekeh kecil.

"Ya aku tau, tapi aku tetap harus menikahi mu terlebih dahulu, baru kita akan berhubungan. Paham, sayang." Dia merenggutkan wajahnya, wanita itu lalu duduk ia sejenak menatap Afeef yang telah kembali fokus ke buku bisnisnya. Dengan pelan Dia turun dari kasur dan berjalan menuju kearah balkon kamar Afeef.

Afeef menutup bukunya, matanya memandang kekasihnya yang sedang tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya, berdiri ditepian balkon kamarnya itu.

"Akan segera turun hujan, masuk sayang," Dia menggelengkan kepalanya. Afeef lantas tersenyum dan lalu menarik lembut Dia dan mereka pun duduk di sofa yang sengaja Afeef letakkan di balkon kamarnya, untuk dirinya bersantai atau merenung apabila lagi ada masalah.

"Kapan keluarga mu kembali?" tanya Dia seraya mengusap rahang Afeef.

"I don't know. Mungkin saja minggu depan."

"Kenapa lama sekali..." Afeef menggelengkan kepalanya tanda bahwa pemuda itu tidak tau. Pemuda itu lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Dia, tatapan mereka sesaat saling terkunci hingga permainan bibir pun dimulai dengan penuh gairah.

"Katakan, kamu menginginkan aku," ucap Dia dengan nafasnya yang terengah-engah, mengusap wajah Afeef.

"Aku menginginkan kamu. Tetapi, tunggu setelah kita menikah."

"Ck, kenapa? Kenapa harus kita menikah dulu! Kenapa tidak sekarang saja!"

"Karena aku mencintaimu, sayang. Aku tidak mau berhubungan denganmu dengan aku yang masih berstatus sebagai siswa SMA..."

"Lalu?"

"Sabar, tunggu aku sampai lulus sekolahku dulu. Aku akan kerumah mu, aku akan melamar mu, aku akan meminta mu kepada keluarga mu. Dan kita akan menikah, setelah itu aku akan menepati janjiku untuk kita berhubungan, maumu setiap hari pun kita berdiam dikamar saja, kita akan melakukannya."

Dia mengerjapkan kedua matanya, menatap dalam kejujuran dimata kekasihnya itu. Afeef berkata jujur, tapi mengapa hatinya seakan sakit mengingat bahwa Afeef bukan dari keluarga yang ia inginkan. Keinginannya untuk segera cepat bertemu dengan keluarga Afeef, karena itu adalah bagian dari tugasnya, tugasnya sebagai agen A27 untuk menyelidiki tentang keluarga H, marga Haris. Seperti namanya, Afeef Haris.













Dikit. Sabar yaa😇.. besok deh lanjut, enggak janji yaa hehe😉...
Oke udah dulu ya bye-bye😊.

DIA |END|Where stories live. Discover now