¤¤ TEN ¤¤

1.5K 54 0
                                    

Sekarang diingat-ingat dulu deh, apakah kamu pernah memberikan kesempatan untuknya agar bisa mengechatmu duluan? Karena kamu terlalu sering mengechatnya, dia jadi nggak kepikiran untuk mengechat kamu duluan. Teknik tarik ulur terkadang perlu untuk kamu lakukan agar kamu tahu dia hanya sekedar balas chat atau memang dia benar-benar tertarik denganmu.

"Bosen, nih!" atau "Gabut, nih!"
Kata ''bosen, nih!” merupakan pertanda bahwa kamu sebagai orang di sekitar lelakimu itu harus berhati-hati. Karena, faktanya laki-laki merupakan pecandu andrenalin. Yang artinya bahwa laki laki tidak menyukai rutinitas yang bisa di bilang monoton.

Dan mereka cenderung ingin melakukan sesuatu di luar kebiasaan mereka. Nah, daripada lelakimu mulai berfikir untuk melanggar aturan (untuk mengatasi kebosanan), coba arahkan ke hal lain yang lebih bermutu.

"Hari ini berangkatnya?" tanya Afeef sembari menatap Dia yang sedang duduk di sofa kamarnya sambil memainkan ponselnya.

Wanita itu mendongakkan wajahnya, dan lalu tersenyum sesaat menatap wajah Afeef.

"Kalau kamu nggak capek, kita berangkatnya hari ini aja. Besok kan kamu udah mulai UN, takutnya nggak sempet." ucap Dia lalu menekan tombol off ponselnya, Dia lalu melangkah menghampiri kekasihnya yang tengah berdiri bersandar di jendela kaca.

"Kamu nya nggak capek?" Dia tersenyum menggelengkan kepalanya. Dengan lembut ia melingkarkan kedua lengannya di leher Afeef tapi sebelum itu Dia mengecup kedua pipi pemuda tersebut.

"Nggak, nggak capek kok. Asal sama kamu terus kemana-mana nya..."

Afeef terkekeh pelan, "Gombal nya."

"Ih, kok gombal sih. Aku serius tau,"

"Iya-iya. Kita berangkat sekarang, tapi aku mau ganti pakaian dulu, boleh ya." Dia mengernyitkan dahinya.

"Nggak boleh!"

"Kok ngg--

"Aku aja yang gantiin baju kamu..." Afeef berdecak pelan, sambil mengacak rambut Dia. Pemuda itu lantas berjalan melewati Dia sambil terus memasang senyum nya.

"Ih, Afeef nyebelin!"

"I love you too, baby."

Dia hanya memasang senyum lebarnya menatap pintu kamar mandi yang ditutup oleh Afeef. Dengan perlahan Dia lalu bergerak menuju kearah lemari baju Afeef, entah harus berapa doa yang ia ucapkan didalam hati agar semua rencananya lancar dan Afeef tidak sampai membenci nya. Hanya karena hal yang menyangkut kakeknya.

"Maafkan aku Afeef, ini semua buat kamu. Aku lakuin semuanya buat kamu..."

Beberapa menit kemudian, Dia dan Afeef sudah berada didalam mobil pemuda tersebut. Afeef menatap heran kepada wajah Dia yang sedari ia selesai berganti pakaian, raut wajah kekasihnya itu sangat suram dan tidak terlihat ada bekas senyuman di bibir nya itu.

Afeef yang kian bertanya-tanya tidak siap untuk mengajak Dia berbicara, ia takut itu akan membuat kekasihnya tidak suka dan merasa terganggu, Afeef akan menunggu sampai Dia yang lebih dulu bersuara.

"Kakek kamu..."

"Iya," Afeef terheran-heran sambil memelankan laju mobilnya.

"Kakek kamu... udah meninggal kan. Kakek kamu..."

"Maksud kamu apa, Dia. Kakek aku?"

"Danial Haris, pemimpin dari keluarga Haris, putra pertama dari Tuan Erik Button Haris dan Benika Belies Haris. Lahir di Kanada, 19 April 1874 dan meninggal... 20 Desember 1999. Ceso Haris, dia... bukan Ceso Haris, tetapi, Reka Zafran dan istrinya Wafa Carissa."








Makin dikit, makin sabar😊...
Hehe, ayo dong kasih dukungan kalian buat author ini😉. Biar semangat terus update nya dan kita bisa cepet selesaikan semua ini. Author udah mulai pusing dibuat mereka😃...
Okedeh, sampai disini ada yang mau bertanya?
Bye-bye😇.

DIA |END|Where stories live. Discover now