¤¤ THIRTEEN-END ¤¤

4.4K 66 1
                                    

Ketika kamu emosi sama si dia, tapi dia berhasil mematahkan emosi dengan cara yang humoris. Dia lebih memilih mengingatkan kemarahanmu daripada ikutan emosi. Kalau ikutan emosi yang ada malah bubar deh. Dia murni ingin membuatmu jadi pribadi yang baik lagi agar bisa lebih sabar.

"Dia...?" Dia. Wanita yang mengenakan gaun putih gading panjang dengan hiasan renda dibahu nya itu, dengan diam hanya menatap kearah cermin dihadapannya. Bukan menatap dirinya tetapi seorang pria yang juga mengenakan jas hitam dengan kemeja putih didalam nya, dan di kantong atas jas tersebut terletak sebuah mawar merah sebagai hiasan. Pria itu berdiri dibelakang nya dengan memandangnya penuh.

Wanita itu kemudian membalikkan badannya dan langsung menatap pada kedua bola mata yang telah lama ini menatapnya dengan penuh kasih cinta. Dan dihari ini, Dia masih merasa seperti diambang mimpi indah didalam pejaman kedua matanya, disunyinya malam dengan ribuan bintang yang mengelilinginya.

"Kau tidak bilang. Ini akan terjadi, hari ini. Why?" ucap pelan Dia. Sangat pelan namun masih bisa didengar oleh pria tersebut.

Pria itu menatapnya dengan tatapan sayup.

"Aku mengatakannya, aku mengatakannya kemarin malam. Aku tidak mungkin bilang bahwa kamu melupakan ucapan ku, Dia." kata pria itu dengan berjalan pelan mendekati Dia.

"Bukan itu maksudku, Afeef. Tapi ... kau tidak mengerti."

"I know my dear. Tetapi, tidak mungkin aku membatalkan semuanya. Begini, kita lanjutkan pernikahan ini sampai selesai, dan setelah itu terserah padamu mau menganggap aku ataupun tidak. Aku tidak masalah." Dia menangis terisak menggenggam jas yang Afeef kenakan dengan eratnya.

"Aku sungguh mencintaimu, hiks. Aku hanya takut ... tapi aku sungguh mencintaimu, aku ingin menikah denganmu, hiks. Hanya denganmu...." isaknya semakin kencang. Dengan pelan Afeef menarik Dia masuk kedalam pelukannya dan memberikan kecupan bertubi-tubi di ubun-ubun kekasihnya itu.

"Aku juga sangat mencintaimu, sayang."

"Tetapi kumohon ..." Afeef menangkup wajah Dia mencium bibir wanita itu dan lalu menatap matanya dalam.

"Kita bisa merawatnya, kita bisa. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak akan pernah. Kamu maukan merawat-nya bersama-sama denganku? Kita rawat dia sampai menjadi cantik sepertimu dan tampan sepertiku." Dia mengusap airmatanya dan kemudian langsung mendekap tubuh Afeef dengan erat.

"Aku mau. And i am sorry...."

Afeef tersenyum dan mencium lembut kening Dia. Memberikan tatapan yang sangat tulus kepada wanita itu, memberikan seluruh hidupnya pada wanita itu. Dan tidak akan pernah melepaskannya walau hanya satu langkah.

Dia mendongak untuk menatap wajah teduh milik Afeef. Pria itu yang dulu sudah ia tetapkan sebagai pusara hidupnya, pria yang kini telah menjadikannya miliknya seutuhnya. Dia tidak mengerti mengapa hormon ini sangat diluar batasnya. Dan Dia bersyukur bahwa Afeef tidak seperti lelaki lain, dia berbeda. Maka dari itu dia istimewa dengan semua tentang dirinya yang penuh dingin dan tertutupi.

Maka mereka akan memulai dari membuka pintu dan keluar menatap pada dunia. Mereka akan kembali pulang, masuk melalui pintu namun dengan semua perubahan.

END

¤¤¤¤

Silahkan kritik dan sarannya😇
Asal jangan melewati batas sewajarnya👌
Ini bener-bener udah ENDING. Dan nggak akan ada Epilog ataupun Extrapart. Jadi mohon maaf kalau itu membuat kalian semua kecewa😇....
Tapi ... akan ada yang SPESIAL setelah ini, jadi jangan hapus dulu ya dari perpustakaan kalian😊. Itupun kalau kalian mau menunggunya. *Terimakasih atas waktu kalian selama ini, mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kesamaan nama tokoh di dalam cerita, itu semua hanya fiktif belaka.*
Terimakasih juga kepada Opera Mini yang udah bantu cari-cari informasi ini itu😊😁😉. Jadi kalau kalian ada menemukan kata yang sama atau sangat mirip yang ada didalam cerita ini dengan di Opera mini atau di lainnya. Itulah yang saya ambil untuk melengkapi cerita ini, selain itu murni dari imajinasi saya sendiri😊😊😊..
Cukup sekian☺
Sekali lagi Terimakasih..
Bye-bye😀😀😀.

DIA |END|Where stories live. Discover now