▪▪ THREE ▪▪

2.1K 84 0
                                    

Me :

Afeef?

Afeef-ku :

Apa?

Seorang wanita masih terkekeh geli sambil menatap pada layar ponsel pintarnya.

"Masih seperti biasa, ya," ujarnya pelan.

Me :

Kamu lagi apa? Mau jalan-jalan?

Afeef-ku :

Ngga bisa, lagi sibuk.

Me :

Oo.. Yaudah deh, maaf ganggu ya.

Ia masih menatap pada ponselnya, beberapa menit berlalu namun belum ada balasan dari pemuda tersebut. Wanita itu menghela nafasnya pelan, dan kemudian berlalu keluar kamar sesaat mbok Unna memanggil namanya.

Thing!

Afeef-ku :

Tapi.........

"Lama ngga Mbok? Aku takut juga kalau lama-lama sendiri dirumah," Unna tersenyum tipis dengan memegang tangan Dia.

"Engga bakal lama kok, paling cuman lima hari. Iya ngga bang?" suaminya Unna pun mengangguk membenarkan.

"Eumm..yaudah ngga papa, tapi bawain aku oleh-oleh ya Mbok hehe.."

"Iya, itu sudah pasti!" Dia bergerak memeluk Unna, dan hanya dia yang tahu bahwa setitik air telah jatuhi pipinya.

Dia melambaikan tangannya sesaat mobil Unna dan suaminya sudah bergerak melaju menjauhi kawasan rumah. Dia mengernyitkan dahinya masih menatap kedepan.

Mengapa mobil Unna nya balik lagi, apa sesuatu tertinggal?

Tin! Tin!

Kaca mobil pun terbuka. Dia hampir terpekik saat tahu siapa yang ada di dalam mobil tersebut, kebetulan warna mobilnya sama dengan warna mobil Unna tapi beda merek.

Pria yang berada didalam mobil itu menampilkan senyum tipisnya.

"Kamu belum siap-siap?" Dia menundukkan kepalanya menatap tubuhnya yang masih berbalut piyama tidur.

"Oh ini aku. Katanya kamu lagi sibuk? Jadi aku pikir.." Dia tidak tahu lagi harus berkata apa. Pria itu lalu bergerak keluar dari dalam mobil dan melangkah mendekatinya.

"Bukannya aku sudah chat kamu, kamu tidak melihatnya?" tanya pria itu yang sebenarnya adalah Afeef.

Afeef mengambil ponselnya dan lalu menyodorkan nya pada Dia.

Tapi aku sudah selesai, aku akan menjeputmu.

Seperti itulah isi pesan si Afeef.

"Hihi.. Aku ngga liat, maaf ya. Tapi kamu mau nungguin aku kan, sebentar aja kok aku siap-siap nya.." mohon Dia sembari mengembalikan ponsel itu pada Afeef.

"Iya aku tungguin, tapi apa aku menunggunya disini?" Dia terkekeh pelan menggelengkan kepalanya.

"Ya nggalah, ayo masuk!" Afeef mengangguk dan lalu mengikuti langkah Dia memasuki rumah yang cukup besar milik suami Unna itu.

"Kamu mau minum apa?" tanya Dia saat Afeef sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Ngga usah repot. Mending kamu siap-siap aja, aku nungguin disini." jawab Afeef dengan pelan.

"Iya, bentar ya.." kata Dia sembari bergerak cepat menuju kamarnya di lantai atas.

Afeef menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, menatap beberapa foto di dinding rumah tersebut yang lebih banyak pajangan foto Dia. Pemuda itu berdiri, melangkah mendekati satu foto Dia yang menurutnya sangat imut dan manis. Afeef mengambil bingkai foto tersebut, mengamati wajah Dia di dalam foto itu.

"Aku tidak tahu, perasaan apa ini," gumam Afeef.

Setelah puas melihat-lihat isi rumah tersebut walau lebih keseringan melihat foto Dia. Afeef lalu kembali duduk di tempatnya semua, menatap jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kirinya.

"Kenapa Dia lama sekali?" ucap Afeef.

"Dia!?" tidak ada sahutan dari wanita itu.

30 menit berlalu..

Dia tersenyum tipis seraya mendekati sofa yang disana telah terbaring seorang pria tampan. Dia duduk di alas bawah karpet menyisir rambut Afeef dengan sangat pelan.

"Afeef," panggilnya lembut. Pemuda itu tidak membuka matanya namun pergerakan dari tubuhnya sudah membuktikan bahwa Afeef telah terjaga.

"Kamu lama sekali," ujar Afeef sembari mengucek matanya, hal itupun tak luput dari tatapan Dia. Wanita itu tersenyum dan membantu Afeef untuk duduk, kemudian ia juga duduk di samping pemuda tersebut.

"Maaf. Aku lama memilih pakaian yang cocok untukku. Aku tidak menemukan nya," ucap Dia dengan pelan.

Afeef lantas tersenyum dan pemuda itu mengusap rambutnya dengan lembut.

"Kamu selalu cocok dengan pakaian apapun, aku suka." Dia mengangkat wajahnya menatap mata Afeef yang berseri juga menatapnya.

"Kamu mau berenang?"

"Hah?"

"Oh tidak. Aku bukan maksud apa-apa, aku-aku hanya menawari saja." Dia kelabakan dengan mengusap lehernya.

Tiba-tiba pemuda itu tertawa kecil, sangat kecil.

"Aku tidak berpikir kamu seperti itu. Aku hanya bingung, kamu tahu hobi ku darimana?" ucap Afeef dan membuat Dia bernafas lega dengan kegugupan nya.

"Emm..maksud nya, berenang?" pemuda itu mengangguk.

"Hehe, sebenarnya aku coba cari tahu info tentangmu. Jadi yaa.." Dia tertawa geli mengingat kembali bagaimana ekstranya dia berinisiatif untuk mencari tahu semua tentang Afeef, apa hobi pemuda itu, kesukaan nya apa dan lainnya. Sampai ia bertanya ke semua guru. Dan untunglah guru-guru itu mau untuk diajaknya berkompromi kalau tidak. Habis sudah.

Afeef tersenyum tipis.

"Okay kalau memang kamu tidak keberatan, untuk aku pakai kolam berenang mu,"

"Ahaha, tentu saja tidak!"

Dia menunduk menyembunyikan kedua pipinya yang memerah, saat pemuda itu bergerak mengacak rambutnya.

Afeef tertawa halus sambil menatap kearah Dia yang tengah duduk di pinggiran kolam, wanita itu sedang memotret nya hingga bunyi kamera tersebut terdengar berkali-kali.

"Cukup Dia. Jangan memotret ku terus," seru Afeef. Pemuda itu lalu bergerak mengambil gelas yang berisi minuman yang sudah Dia campurkan dengan es batu seger, lalu Afeef bergerak hendak meminumnya tapi sebelum itu, Dia dengan cepat mengarahkan kameranya dan..

Ckrekk!

"Dia?"

"Hihi.. Suamiku tampan sekali."

"Berhenti menggoda ku," ujar Afeef dan ia lalu berenang hingga sampai di hadapan Dia.

"Jangan cuek terus. Belajarlah tersenyum dan lihat di sekitarmu.." ucap Dia seraya meletakkan kameranya di samping duduk nya. Dan meletakkan telapak tangan kanan dan kirinya di sisi wajah Afeef.

"Aku sudah tersenyum padamu," kata Afeef dengan menatap mata Dia.

Dia menggelengkan kepalanya.

"Aku mau kamu juga tersenyum untuk orang lain, orang-orang yang menyayangimu, orang-orang di sekitarmu yang tidak pernah mau untuk kamu lihat. Cobalah sedikit saja menoleh pada mereka. Itu akan membuat mereka bahagia,"

"Kamu percaya?"

Dia mengangguk.

"Aku percaya kamu pasti bisa."

"Kalau aku tetap tidak bisa, bagaimana?" ujar Afeef yang sekarang telah serius.

"Aku akan membantumu, berada di sampingmu.."














Hay 😁😁😁
Come me back guyss😊
Apa kabar? How are you? Piye kabare? (Maaf kalau salah, so auto bukan orang jawa😇) Apa habermu? Heheee...
Maaf kalau alurnya bener2 kagak nyambung, tapi di sambungin ajalah😨
Dannn.......Next😂😂😂

DIA |END|Where stories live. Discover now