[23] Manis (1)

2.4K 175 9
                                    

"Lo ngapain sih ngikutin gue?"

"Maaf."

"Arga, ini udah keseribu kali lo bilang maaf mulu ya, gausah ngikutin gue!" Dara mendengus kesal setelah seharian ini Arga benar-benar mengikutinya kemanapun kecuali ke toilet perempuan dan saat jam pelajaran dimulai. Dan karena kejengahannya, akhirnya gadis ini menegurnya saat pemuda itu tiba-tiba berada di belakangnya saat tengah menunggu bus.

"Pulang sama gue aja ayok."

"Nggak!"

"Dara manis deh."

"Berisik!"

"Yaudah, gue manis deh."

"Najis!"

Arga terkekeh, duh kenapa ia bisa berkata seperti itu dan menyakiti hati gadis mungil ini sih? Ah dasar, dia terlalu kekanak-kanakan karena rasa cemburunya yang begitu tidak jelas. Ck. Lagipula salahnya juga yang menipu Dara, pakai acara putus-putusan segala. Toh ya kalau mau dikejutkan tinggal pakai cara lain.

Tak menyerah, Arga masih mengikuti gadis itu bahkan saat ia sudah naik bus. Cowok itu senyam-senyum melihat Dara yang sedari tadi memasang wajah kesal teramat sangat.

"Ngapain sih Arga?"

"Naik bus."

"Lo 'kan bawa motor ke sekolah"

"Ya emangnya kenapa?"

Dara mendengus. "Ck."

Ini kedua orang tidak malu apa ya jadi pusat perhatian seluruh penumpang bus, dasar anak muda jaman sekarang. Sudah Dara yang kelihatan tidak suka, dan Arga yang senyam-senyum macam orang gila.

Dan kegilaan ini tidak berakhir sampai disini. Arga masih tetap mengikuti Dara meskipun gadis itu sepertinya mempermainkannya. Dari tadi Dara tidak berjalan pulang, dia malah pergi ke minimarket lalu hanya membeli minum, duduk di depan toko pakaian, dan sekarang ia malah pergi ke taman dan naik ayunan.

"Lo enggak pulang? Udah sore?"

Dara terkekeh sinis. "Lo aja sana, gue mau sampe malem disini."

"Pulang, bahaya kalo ampe malem lo disini." Arga pun duduk di ayunan kedua yang untungnya kokoh. Dara mengayunkan badannya, waktu sudah mendekati pukul enam dan langit sudah mulai menggelap pula.

"Emangnya lo peduli?"

"Dar, ayo pulang."

Dara masih tidak menggubris dan malah asyik melihat langit. Arga pun memberhentikan gerakan mengayun Dara, berdiri di depannya dan menatapnya. Yah meski tidak dipungkiri bahwa pemuda itu harus sedikit menunduk menatap Dara.

"Gue minta maaf ya."

"Pulang sana."

"Ayo bareng."

"Enggak mau, sekarang kita udahan aja beneran." Arga menghela napas, mengelus rambut gadis itu. Dan Dara hanya menatapnya datar. "Udahan Ga."

"Sekali lagi, ya?"

"Enggak, udah sana pulang, gue benci lo."

"Dara manis deh."

"Enggak."

"Yaudah gue yang manis."

"Najis."

"Yaudah ayo pulang aja."

"Gamau, mau mati aja."

"Dara!" Arga kini benar-benar menatapnya tegas, ya ampun ini anak berucap sembarangan saja. Bagaimana kalau tiba-tiba dikabulkan. "Lo ngomong apaan sih?!"

"Hehe, happy birthday sayang."

Sialan.

Arga lupa bahwa hari ini ulang tahunnya.










[]

Manis (2) besok ya. Maaf cerita ini makin tidak jelas. :(

Ah iya, cek work ada Jane & bidadara.

DS : Be a Selebgram [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang