A t t a c k e d

187 31 30
                                    

"Apa yang terjadi?" tanya seorang wanita muda yang terbaring diatas sebuah kasur empuk, lalu bangun dari kasur tersebut.

"Tunggu, aku dimana?" ia kembali bertanya kepada dirinya sambil menatap seisi ruangan. Tidak ada apapun kecuali kasur dan cermin raksasa.

  Wanita itu menatap pantulan dirinya dicermin dengan aneh. Dan sebuah pertanyaan lagi terlontar dari bibir merah mudanya.

"Aku.. Siapa?"

Trang

  Terdengar suara pecahan kaca, dan air mulai mengisi ruangan tersebut. Wanita itu terkejut dan berusaha tenang. Ia berusaha mencari jalan keluar. Namun, kini ketinggian air sudah berada didadanya.

  Wanita tersebut sudah merasa pasrah, dan membiarkan dirinya yang akan tenggelam sepenuhnya. Dan, ya.. Ia sudah tenggelam.

  Tetapi, ia mendengar sesuatu. Suara seseorang yang lompat kedalam air. Kedua matanya terbuka sedikit, melihat siapa yang sedang berenang kearahnya.

'Ben?'

--

"Suprise motherfuck*r."

  Sialan! Apa-apaan itu? Seorang preman gendut yang sedang bermain game online dengan genre Three person shooting ternama?! Apa yang sedang ia lakukan?! Ngomong-ngomong nama gamenya apa ya?

"Ada yang jatuh!" teriak seseorang. Tunggu? Jatuh? Siapa yang jatuh? Aku melihat ke sampingku, [F/n].. Dimana dia?!

  No way.. Aku bisa melihat [F/n] tengah mengambang dipermukaan danau, dan.. Sesuatu menarik kakinya hingga kebawah. "Tidak, [F/n]!"

  Dengan reflek, aku berlari sebelum terjun kedalam danau, aku tidak tahu mengapa aku melakukannya, bahkan aku tidak dapat berenang! Sial! Namun, suara seorang wanita mengisi kepalaku.

"Ben, please help [F/n].. I'm trusting you."

  Ah, Lily! Itu suara Lily! Aku harus menyelamatkan [F/n] sekarang! Ah, Danau ini sangat dalam.. Aku tidak yakin kalau ini adalah sebuah danau.

  [F/n] dimana kamu? Sial, aku terlalu takut kehilangannya.. Ada apa gadis itu? Entah bagaimana, rasanya aku sudah ada didasar, tekanan air sudah sangat kuat. Dan aku melihat ada sebuah gua raksasa, tunggu.. Tadi ada sesuatu yang menarik kaki [F/n].. Pasti ini rumah mahluk itu!

  Aku berenang kedalam gua itu, dan melihat ada permukaan diatas gua tersebut. Tampaknya, itu adalah sarangnya. Aku segera berenang ke permukaan, dan segera mengambil napas.

  Aku segera duduk diatas batu dan memikirkan strategi untuk menyelamatkan [F/n]. Namun, aku menyadari sesuatu, aku tidak dapat berenang!

'It's kkay Ben, aku membantumu.. Sekarang selamatkan [F/n]!'

  Baiklah Lily, jika itu keinginanmu, aku akan menyelamatkan [F/n]! Aku berlari lurus kedepan, dan gua ini sangat gelap.

  Aku mementikan api di jariku agar menerangi perjalananku. Tampaknya, aku sudah sampai di depan sarang mahluk itu, bagaimana kalau kita bermain sedikit?

--

  Ben berlari kecil sambil memasuki 'rumah' milik mahluk tersebut, rumah mahluk itu sangat besar dan luas, diameternya kira kira dua puluh kilometer dengan jari jari sepuluh kilometer.

"Ini terlalu mencurigakan.." gumam Ben. Samar-samar, Ben melihat tubuh [F/n] tepat di titik pusat rumah mahluk tersebut, dan entah sejak kapan, ia telah menggunakan gaun putih polos, dan tampak seperti sedang tertidur. Ia dikelilingi bunga-bunga berwarna putih yang telah di nodai oleh darah manusia.

"Gadis suci itu telah dinodai oleh mahluk berdosa seperti kalian.." suara seorang nenek terdengar menggema di gua tersebut. Ben merasa bingung dengan perkataan nenek yang entah ada dimana.

"Kini gadis suci itu akan menjadi pengantin dari anakku.." nenek itu sudah berdiri didepan Ben, dan menatap Ben dengan senyuman gilanya.

"Apa maksudmu?" tanya Ben. Nenek itu menghela napas, dan kemudian berkata,

"Mahluk-mahluk pembunuh seperti kalian sebaiknya tiada saja! Karena kalian, anakku menjadi seekor monster!" jelas nenek tua itu dengan marah.

"Apa?! Lalu apa hubungannya dengan [F/n]?!" marah Ben, ia ingin segera membakar nenek tua didepannya. Lalu, tatapan nenek tua tersebut menjadi sendu.

"Anakku dikutuk menjadi satu dari tujuh monster legendaris. Dan, agar ia tidak mengamuk, setiap dua bulan sekali aku menculik gadis-gadis yang masih polos."

"Namun, yang kali ini terlihat tidak berdosa! Ini pengantin terbaik seumur hidup!"
 
  Ben merasa bingung karena, saat itu yang menarik [F/n] bukanlah manusia, tapi seekor mahluk. Kemudian, Ben mengerti.

'Untung aku membawa pisau lipat..' pikir Ben lalu tersenyum.

  Lalu, Ben memenggal kepala nenek itu dengan sekali tebasan, karena Ben sendiri tahu, tujuh monster legendaris telah dimusnahkan, oleh Lord Zalgo.

  Kemudian, tubuh nenek itu mencair menjadi hitam, dan berubah menjadi sosok yang sulit dijelaskan, sosok tersebut seolah-olah seperti bayangan hitam yang mengerikan.

  Ben tersenyum sinis, ketika bayangan tersebut ingin menyerang Ben, ia mengeluarkan api di telapak tangannya, dan melemparkannya kearah kepala bayangan tersebut, dan bayangan tersebut menghilang.

"Headshot!" ucap Ben. Lalu, gua itu mulai bergetar, atau gempa melanda gua tersebut, bergegas Ben melakukan teleportasi kearah [F/n] dan segera menggendongnya.

"Ben?"

"[F/n]! Bertahanlah, aku akan melakukan teleportasi.." jelas Ben sebelum cahaya berwana hijau lembut mengelilingi mereka dan membawa mereka dari tempat mengerikan itu.

  Kini, mereka telah sampai di depan mansion. Namun, Ben tidak langsung masuk, ia duduk dibawah pohon yang rindang sambil menikmati waktunya bersama [F/n]. Ben menatap [F/n] yang menatap kosong keatas.

"Ada apa, [F/n]?" tanya Ben sambil tersenyum.

"Tidak.. Entah mengapa aku merasa sangat lemas." jawab [F/n], lalu gadis dengan rambut [H/c] tersebut tertidur dipelukan pemuda bernama Ben.

"Bahkan, monster kejam seperti Ben bisa jinak dihadapan sang gadis suci.." ucap seseorang dalam kegelapan.

  Disaat-saat, mesra tersebut, Ben menyadari sesuatu yang sangat penting, "Tampaknya aku melupakan sesuatu.. Tapi, apa?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Ah, sudahlah.."

--

"Ben? [F/n]? Dimana kalian?" tanya Mad yang sudah menggendong semua nuttelanya, ia sendirian ditaman yang sudah kosong tersebut.

"Sh*t, aku ditinggalin!" umpat Mad kesal, lalu kembali ke mansion sambil berjalan, sendirian.

--

Thanks for reading my story! :)

EMOTION (Ben Drowned x Reader)Where stories live. Discover now