S a l l y

175 34 20
                                    

  Seorang pemuda berambut pirang, berjalan kedalam ruang kantor Slenderman pada pagi hari. Ia masih menggunakan piyama hijaunya, dan rambutnya masih acak-acakan. Namun, ia ingin menanyakan hal-hal penting mengenai kejadian yang dialaminya kemarin.

"Slenderman, aku ingin berbicara denganmu." kata Ben sambil duduk diatas kursi yang telah disediakan.

"Anda ingin membicarakan apa denganku?" tanya Slenderman sambil melipat kedua tangannya.

"Apakah kau tahu siapa gadis suci itu?" tanya Ben dengan raut serius. Slenderman sedikit terkejut, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Gadis suci adalah keturunan dari salah satu kaum tertua dan tersuci yaitu kaum Ierós," jelas Slenderman dengan memberi jeda, "Ierós sendiri artinya adalah suci." lanjutnya.

  Ben mendengar penjelasan Slenderman dengan seksama, "Lalu, bagaimana kau tahu kalau [F/n] adalah kaum Ierós?" tanya Ben. "Mereka terlahir tanpa emosi, karena mereka dipilih untuk menjaga kesucian dunia." jawab Slenderman.

  Lalu, muncul satu pertanyaan lagi dipikiran Ben, "Orangtua [F/n]? Mereka bukan kaum Ierós.. Lalu, bagaimana bisa [F/n] terlahir tanpa emosi sama seperti kaum tersebut?"

"Ibunya Ierós, namun, ia telah menemukan perasaannya." jawab Slenderman. Ben hanya mengangguk, lalu ia menanyakan banyak hal tentang kaum suci tersebut.

"Sebenarnya, aku kurang tahu tentang mereka, namun.. Kau bisa mencarinya di perpustakaan, seingatku seseorang pernah memberikanku buku legenda dan mitologi." jelas Slenderman.

"Baiklah, terimakasih atas waktunya." ucap Ben, lalu keluar dari ruangan Slenderman.

--

  Setelah berbicara dengan Slenderman, aku berjalan kearah dapur, disana aku melihat Jane tengah memasak sesuatu, tunggu ini adalah bau sup kentang.

"Hei, Jane.. Boleh aku minta sup kentangmu? Aku hanya minta dua mangkuk" pintaku kepadanya. "Untuk apa?" tanyanya sinis, yah.. Aku tahu betapa melelahkannya memasak itu.

"Untuk dimakanlah.. Yah, ini untukku dan [F/n]." jelasku dengan nada kesal, lalu pergi mengambil dua buah mangkuk dan satu nampan.

"Oh, untuk anak baru itu? Baiklah, ambil saja.." kata Jane. Hm, ia sedang baik hari ini, mungkin ia telah menemukan cara untuk membunuh Jeff. Aku berjalan kearahnya dan memberikan dua mangkuk itu.

"Baiklah, ini ambilah!" perintah Jane, aku mengambil mangkuk itu satu per satu dan menaruhnya diatas nampan. Lalu, aku mengambil dua buah sendok dan juga sekaligus mengambil dua buah gelas untuk diisikan air minum.

  Setelah lengkap, aku menaruhnya diatas nampan dan berteleportasi didepan pintu kamar [F/n].

"[F/n]! Bolehkah aku masuk?" tanyaku, "Ya.." lirih [F/n] dari dalam. Hahaha, suaranya lucu. Aku bertelportasi kedalam karena kedua tanganku memegang nampan agar tidak terjatuh.

  Pemandangan yang kulihat pertama adalah, [F/n] yang tertidur diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat sangat merah, apakah ia demam?

"[F/n]? Apakah kau sakit?" tanyaku dengan nada lembut. "Aku tidak tahu.." jawabannya ingin membuatku tertawa!

"Hahahaha!" ups, tawaku terlepas. Ah, nampannya! Aku menaruh nampannya diatas meja kecil disamping tempat tidur [F/n].

"Apa itu?" tanya [F/n]. Aku tersenyum sejenak lalu menjawab, "Sup kentang, dibuat oleh Jane!"

  Aku berjalan kedekat lemari pakaian [F/n] dan menarik kursi yang ada disebelahnya, dan menaruhnya disampimg meja kecil. Aku meminta [F/n] agar duduk, setelah ia duduk, aku memengang dahinya, dan ya.. [F/n] demam.

  Aku yakin ia sakit karena kejadian kemarin, soalnya ia berkata bahwa ia sangat lemas. Aku menghela napas, dan mengambil mangkuk sup kentang milik [F/n].

  Aku mengambil sesendok, meniup sedikit, dan menyuapkannya pada [F/n]. "[F/n] ayo buka mulutmu, aaa.."

  [F/n] menurut dan membuka mulutnya, lalu aku memasukan sendoknya kedalam mulut [F/n], dan ia memakannya.

"Ini enak.." ucap [F/n]. Seandainya kau memiliki emosi, kau akan terlihat sangat menikmatinya. Tampaknya aku tidak bisa makan ya?

"Ben, apakah kau tidak makan?" tanya [F/n]. Eh.. Aku hanya terkekeh sejenak, lalu aku menghela napas dalam.

"Tenanglah, aku tidak lapar, kok!" ucapku. [F/n] hanya mengedipkan kedua matanya, dan menjawab perkataanku, "Oh.."

  Padahal, kuharap ia mengambil mangkuk sup kentangku dan menyuapkannya padaku.. Mungkin, aku terlalu banyak berharap.

  Aku kembali menyuapi [F/n] hingga supnya habis. Duh, aku lapar..

Kruyuk..

  Tidak! Perut! Mengapa kau sangat jahat! Kan malu jadinya, sial! Sabar, Ben..

"Ben.. Tadi kamu bilang kamu tidak lapar, kan?" tanya [F/n]. Mampuslah aku! Aku tersenyum untuk menutupinya. [F/n] mengambil mangkuk sup milikku dan mengambil sesendok sup.

"Ayo, buka mulutmu.." perintah [F/n] dengan nada datar, apa-apaan ini?! Aku membuka mulutku, dan aku menyadari betapa panasnya kedua pipiku, tidak!

  Kukira [F/n] tidak punya hati.. Ah, aku malu sekali! Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, betapa malunya aku!

"Ada apa denganmu, Ben?" tanya [F/n]. Aku terkejut dan hanya menggelengkan kepalaku, "T-tidak!" Huaa! Aku gagap!

"Oh, cepat buka mulutmu." katanya dengan datar, duh.. Aku jadi ingin semakin menyelamatkanmu!

  Oh iya, aku harus ke perpustakaan! Aku berdiri, dan ijin sebentar, "[F/n], aku mau ke perpustakaan sebentar, ya.. Tenang, aku akan kembali, kok!" ucapku. [F/n] mengangguk dan aku bergegas kearah perpustakaan mansion.

"Ben!" tunggu, ini suara Sally? Ya, tepat sekali.. Sally sedang berlari kearahku dengan senyuman riangnya. Aku tersenyum tipis.

"Ada apa, Sally?" tanyaku. Ia terkikik sejenak, dan menarik tanganku. "Ayo kita bermain!" ajaknya dengan mata berbinar. Sebenarnya, aku tidak ingin menolaknya, tapi.. Aku harus ke perpustakaan dan kembali kekamar [F/n].

"Maaf ya Sally, aku harus ke perpustakaan.." tolakku secara halus. Wajahnya tampak cemberut, aku hanya menghela napas.

"Come on, Sally, aku sedang sibuk.." jelasku. Namun, ia malah mengeluarkan air mata dan ingin menangis.

"Ben, apa yang kau lakukan pada Sally?" tanya Eyeless Jack yang kebetulan lewat. Oh ayolah, Sally.. Mengertilah sedikit.

"Ben tidak ingin bermain denganku, huaa!" tangisnya membuatku kesal. Tentu saja Jack akan berpihak pada Sally, mengingat kedekatan mereka. Aku? Pasrah.

"Ben, mengapa kau tidak bermain saja dengan Sally?" tanya Jack. Aku mau, tapi lihat konteks.

"Aku sedang sibuk, Jack.." ucapku kesal. Namun, Jack hanya memandangku dengan kedua rongga mata bolongnya.

"Apakah, kau sedang menemani, [F/n]?" tanya Jack, aku mengangguk, "Iya, dan sekaligus ingin pergi keperpustakaan." lanjutku.

  Jack sudah pasti mengerti, tapi Sally? Ia tidak akan mengerti sama sekali. Lalu, aku melihat [F/n] berjalan tertatih-tatih sambil memegang mangkukku?

"[F/n]! Sudah kubilang aku akan kembali.." tegurku halus sambil berjalan kearahnya. Lalu aku melihat isi mangkukku, tunggu, supnya habis?!

"[F/n], kemana supnya pergi?" tanyaku heran, ia memandangku dan menjawab, "Sudah kumakan.."

  Aw, wajahnya sangat menggemaskan. Aku terkekeh, lalu mengambil mangkuk kosong yang ada ditangannya, dan merangkul [F/n] karena ia sudah ingin jatuh.

"Ben! Ayo bermain denganku!" rengek Sally. "Cukup, Sally! Aku sibuk!" bentakku. Dan, tanpa kusadari.. Aku membuatnya menangis..

"Huaa, Kak Jack!"

--

Don't forget for vote and comments.

EMOTION (Ben Drowned x Reader)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن