P l a n t o S a v e [ F / n ]

169 35 35
                                    

"Pengkhianat? Kau bahkan tidak memiliki bukti!" ucap dr. Smiley diiringi tawa. Mad, hanya mendecih sebal.

"Bukti? Setelah segala sesuatu yang kau lakukan, kau memerlukam bukti?! Oh ayolah! Bahkan izin yang kau dapat dari Slenderman pun bersifat sementara!" jelas Mad, lalu ia berbisik kepada [F/n].

"Lari kebelakang, Virus menunggumu." bisik Mad pelan, tapi tentu saja dr. Smiley sudah tahu apa yang ingin dikatakan Mad. Lalu, ia mulai melemparkan pisau kearah [F/n] dan dengan mudahnya ditangkap lagi oleh Mad.

"Ayolah dokter, ayo kita bermain dengan adil!" jelas Mad sambil memainkan pisau yang ia tangkap dari dr. Smiley. Yah, mau tidak mau dokter yang disebut 'pengkhianat' itu harus melawan sang Mad.

  Dr. Smiley bisa saja melawan Mad, namun sejujurnya dokter ini tahu kalau Mad bisa saja berubah menjadi Madness kapan saja, dan ia sendiri menjauhi hal tersebut. Dr. Smiley mulai memikirkan cara untuk pergi dari Mad.

"Tidak kusangka aku menyimpan barang ini." gumam dr. Smiley kecil ketika ia merogoh saku jas putih yang ia kenakan.

"Hei, Mad.. Suprise!" teriak dr. Smiley kemudian melemparkan sesuatu kearah Mad.

Boom!

  Bom asap, dr. Smiley kabur ketika Mad tengah terbatuk-batuk. Mad terbatuk-batuk, "Fuck!" umpat Mad dengan suara keras. Kemudian, pemuda berambut coklat itu berlari keluar dari rumah tua yang dipenuhi asap tersebut.

"Oi, Mad. Cepat kemari, waktu kita tidak banyak."

"Ya.. Ya, aku segera kesana."

-

"Mad.. Kau yakin kalau dr. Smiley yang ingin menculik [F/n]?" tanya Virus mencoba meyakinkan Mad.

"Oh ayolah, gerak-geriknya sudah sangat mencurigakan. Lagipula, ia sudah sering kali berkhianat kepada kita."

  Virus diam sebentar, apa yang dikatakan Mad memang benar. Virus kemudian menghembuskan napasnya, "Ayo kita pulang." ajak Virus. Kemudian, Virus menggandeng tangan [F/n] sambil menariknya pelan.

"Oi, oi.. Dia punya Ben." ujar Mad memberi peringatan kepada Virus. Virus mengabaikan peringatan dari Mad.

"Biarkan, lagipula tidak apa-apakan jika hanya sekali?" tanya Virus membuat Mad tertawa kecil, "Yah makanya cari pasangan." kata Mad dengan nada mengejek.

  [F/n] yang tidak tahu apa-apa hanya menatap wajah Mad yang tertutupi topeng, "Apa?" tanya Mad risih.

"Tidak." jawab [F/n] dingin. Mereka bertiga pun berjalan kaki hingga sampai ke mansion. Walaupun itu melelahkan, tapi mereka tidak peduli.

-

"[F/n]!"

  Ben yang sudah menunggu gadis berambut [H/c] langsung berlari kearah gadis yang ia sayangi itu.

"Apakah kau baik-baik saja?" tanya Ben dengan nada khawatir, [F/n] mengangguk pelan. Kemudian, Ben memeluk [F/n] dengan lembut, "Ja-jangan membuatku khawatir, [F/n]!"

  Kemudian, kedua mata Ben melihat kearah tangan [F/n] yang masih digenggam oleh Virus. Munculah perasaan aneh didalam hati Ben. Ben memukul tangan Virus dan melarangnya untuk menggemgam tangan [F/n].

"Hei, lihat Ben cemburu~" goda Mad ketika melihat perlakuan si kurcaci pirang didepannya, "A-aku tidak cemburu! [F/n] ayo kita masuk ke-kedalam!" gagap Ben sambil menarik [F/n] masuk kekamar.

"Ben sudah jatuh cinta~ lihatlah kurcaci kita telah tumbuh besar!"

"Shut up, Mad!" teriak Ben sambil membawa [F/n] masuk. Mad kemudian tertawa melihat sikap Ben yang sudah berubah. Kemudian Mad melihat kearah Virus yang terpaku.

"Oi, ada apa?" tanya Mad melihat kembarannya yang terpaku. "Aku juga mau seperti Ben."

"Hahaha! Makanya cari pacar!"

"Tapi siapa yang ingin denganku?"

"Well, aku akan membantumu jika kau mau."

"Benarkah?"

"Iya, namun, kita harus memberikan laporan kita kepada Slenderman."

"Baik."

-

  Ben membawa [F/n] masuk kekamarnya. Ia dan [F/n] kemudian tiduran diatas ranjang milik Ben.

"Lelahnya.. Mencuci piring, menjemur pakaian, membersihkan lemari.. Hah, tulangku ingin patah semua!" sungut Ben, [F/n] hanya menatap kosong langit-langit ruangannya.

"Ngomong-ngomong apa alasanmu bergabung kesini ya?" tanya Ben, Ben ingat kalau ia belum menanyakan hal itu kepada [F/n].

"Orangtuaku." jawab [F/n] singkat, kedua mata Ben melebar, orangtua [F/n] artinya ditahan? Kemudian Ben menenangkan dirinya.

"Baiklah, lupakan saja hal tadi.." ucap Ben. Lalu, pemuda pirang tersebut duduk.

"[F/n].. Bagaimana kalau besok kita pergi kebagian utara paling Bumi besok?"

--

EMOTION (Ben Drowned x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang