6. Adante Bimasakti Risyad

19.4K 1.4K 40
                                    

"Loh, Abang kenapa?"

Anak pertamaku, Adante Bimasakti Risyad, tiba-tiba masuk kamar kami dan menangis di pelukanku. Seingatku tadi ia sedang bermain bola bersama Kayser di halaman belakang rumah kami.

"Pappa nakal!" Ia menenggelamkan wajahnya di dadaku, aku mengelus rambutnya lembut dan menimang nya "Pappa lie!"

"Pappa bohong kenapa, bang?"

Ia menunjukkan sebuah telur asin kepadaku "Its not kinder Mamma! Its egg!"

Aku menahan tawa agar si sulung tidak semakin menangis karena ayahnya sudah membohonginya dengan mengatakan telur asin adalah kinder joy kesukaannya. Aku menggeleng heran dengan kelakuan suamiku itu, pasti ia mengerjai Dante karena semalam anak pertama kami menggeruduk masuk kedalam kamar saat kami baru mau mukai 'bermain'

"Dante, would you please call Pappa for Mamma?"

Dante mengangguk dan menarik -- well, menyeret -- Kayser dari taman belakang

"Honey, kamu kenapa iseng banget sih?"

Kayser menggaruk kepala dan menatap ku bingung "Iseng apanya sih, Vee?"

"Itu Kinderjoy-nya kenapa kamu tukar sama telur asin?"

"Oh, itu" Kayser tertawa "Ga apa-apa, siapa suruh semalam dia masuk kamar kita ga pakai ketuk pintu dulu"

Aku memandang Kayser tidak percaya "Kayser astaga, gara-gara itu?" Kayser mengangguk "Nah anak kamu sekarang ngambek, tanggungjawab deh ya. Aku ga ikut-ikutan"

"Tanggungjawab?" Aku mengangguk "Tapi kamu tahu kan, kalau susah bujuk Dante waktu dia ngambek"

"Nah itu kamu tahu, kenapa masih diisengin?" Kayser hanya terkekeh menjawab pertanyaan ku kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan ku

"Adante" aku memanggil Dante, namun yang kudengar hanya gumaman kecil "Adante Bimasakti Risyad, would you please come here for a second, baby?"

Dante keluar dari kamarnya dan berjalan kearah kami sambil menyeret boneka dinosaurus kesayangannya dan raut wajah cemberut "Ya Mamma?"

"Dante, Pappa is bored. Would you play with him?" Dante melirik Kayser yang pura-pura tidur dan menggeleng tegas, sedangkan Kayser sibuk membenamkan wajahnya di perut ku, berusaha menahan tawa "Please play with him for Mamma, baby. Mamma has to cook for you, you want salmon butter rice, right?"

Dante menatap ku dan mengangguk, lalu dengan enggan menarik tangan Kayser menuju kamarnya.

Well, kadang aku merasa bahwa mereka berdua terlalu mirip hingga sering terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil tidak penting diantara mereka berdua

Sudah cukup kan kejadian tadi menjadi bukti?

Aku diam-diam keluar dari kamar kami dan mengintip Kayser yang sedang merakit robot entah apa itu di kamar Dante bersama anak pertama kami. Sebenernya aku sempat shock saat melihat harga robot yang ia beli saat kami di Jepang itu, namun Kayser bersikeras membelinya dengan alasan bahwa Dante sangat menginginkan mainan ini. Dan setelah melihat bahwa hanya Kayser saja yang sibuk merakit mainan robot ini, aku paham bahwa sebenarnya Kayser lah yang menginginkannya.

"Pappa"

"Iya, Bang?"

"You know lying is bad, right?"

Aku tidak bisa mendengar jawaban Kayser, namun aku yakin betul Kayser mengangguk menjawab pertanyaan replikanya itu

"Then why did you lie?"

First, Do No HarmWhere stories live. Discover now