8. The Return of Superman

16.3K 1.2K 145
                                    

Kayser Marsson Risyad

Banyak hal yang perlu ku syukuri dalam hidup ku. Menjadi salah satu dokter spesialis termuda di Indonesia, berkesempatam mengambil fellowship di usia muda, bersahabat dengan Kayra, menikahinya, memiliki Adante dan sekarang ini kami sedang menunggu kehadiran adik dari Adante.

Namun meski begitu, Kayra yang sedang mengandung jauh lebih merepotkan dari Kayra disaat tidak hamil. Contohnya saja, beberapa bulan yang lalu kami berkesempatan untuk liburan di Amerika selama beberapa minggu — well, sebenarnya Kayra saat itu sedang ada konferensi di New York selama seminggu, jadi aku dan Adante ikut sekalian berlibur — tapi sekali lagi, Kayra yang sedang hamil merupakan Kayra yang paling ajaib, di hari pertama Kayra membangunkan ku pukul satu malam karena ia ingin dimsum yang untungnya banyak restoran China di sekitaran Brooklyn yang masih buka, tapi tidak hanya sampai situ, pada keesokannya, Kayra membangunkan ku sambil merengek karena ingin bubur gudeg.

Yes, you heard me right.

Kayra Venusia Risyad — It's been years but I'm still proud to call her by my last name — menginkan gudeg bubur di Brooklyn pada pukul satu pagi.

Dan kalian tahu apa yang terjadi ketika aku berkata bahwa bubur gudeg yang di Jakarta saja sudah susah dicari itu tidak bisa ditemukan di Brooklyn? Ia menangis sesenggukan mengatakan aku tidak bertanggung jawab karena sudah menghamilinya.

"Kamu tuh mau tanggung jawab ga sih? You impregnated me! Aku mau bubur gudeg Kayseeeer!"

Aku sempat melongo melihat Kayra yang bisa merengek seperti itu, bahkan ketika ia sedang hamil Adante, ia tidak pernah ngidam sampai seperti itu. Its cute indeed, tapi sungguh, aku sudah mengenal Kayra selama belasan tahun — jauh sebelum aku menikahinya — dan apa yang ia lakukan sungguh out of her character. Yang bahkan mungkin bila aku menceritakan ke Sydney, ia akan berkata bahwa aku berbohong dan mengarang.

Dan yang lebih menakjubkan adalah, Kayra sempat membuat ku hampir jantungan selama di New York karena ia kekeuh ingin memakai heels nya yang berharga hampir seribu dollar itu saat kami mengunjungi Museum of The Natural History dan saat kami date night menonton Mammamia The Musical di Broadway.

"Hey Hon"

Aku mengalihkan pandangan ku dari berkas kasus pasien yangs sedang ku tangani dan melihat Kayra yang baru sampai rumah, ku lirik jam yang menempel di dinding kamar kami yang menunjukkan hampir pukul satu malam.

"Kok pulang nya malam banget Vee?"

Kayra tersenyum sambil menghapus makeup nya "Well, you saw the news right?"

Aku mengangguk, pasti berita yang Kayra maksud adalah konflik antara Amerika dan Iran yang pecah siang ini "Iya, aku paham. Kamu tadi rapat dari jam berapa?"

"Sekitar jam enam, kamu sampai rumah jam berapa?"

"Jam setengah sembilan, I put Dante to bed." Aku berjalan menghampiri Kayra yang sedang duduk di meja rias dan memeluknya "You didn't forget your dinner right?"

Ia mengangguk dan mencium ku kilat "Engga kok Hon, aku tadi makan malam jatah rapat dan tadi aku juga minta Pak Abdul untuk beliin nasi goreng sekalian untuk dia juga"

Aku mencium lekukan lehernya singkat "I'm gonna turn the water on for you, you must be tired"

"Kayser, jangan cium-cium! Aku belum mandi, seharian di kantor sibuk banget."

"What? You're not smelly at all."

"Oh come on Mister, you can't sweet talk me."

Aku tidak berbohong ketika aku bilang kalau Kayra wangi, entah parfum apa yang ia gunakan hingga masih wangi selama lebih dari dua belas jam. Wangi vanilla yang sudah menjadi signature scent nya sejak pertama kali aku bertemu dengannya, meskipun dulu cenderung manis seperti kue yang keluar dari oven dan sekarang berubah menjadi sedikit dewasa dan lebih elegan.

First, Do No HarmWhere stories live. Discover now