Chapter 39 - Akhirnya kau tau...

4.1K 339 44
                                    

....sinar bulan mulai mengusik. Di musim gugur malam ini, angin menelisik. Ke dalam dua hati yang saling berbisik....

*
**
***

[Mengandung sedikit konten smut. No details proofreading. Harap utk tidak meminta double up. Karena, Chapter ini berisi 4rb kata, yg setara dgn dua Chapter.]

Malampun tiba lagi di kediaman Reid.

Sebelum James berbaring di atas ranjang mereka. Nadine sudah berusaha tertidur dan menutup matanya. Semoga James tak menciuminya dan meminta 'itu' malam ini. Itulah do'anya Nadine.

Untung saja malam itu berlalu begitu saja, dan Nadine dapat tertidur tanpa digerayangi oleh James.

Keesokan paginya. Nadine bukannya terbangun karena ciuman James, tapi suara tapak kaki James yang berlari tergesa-gesa ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

"James, apa kau baik-baik saja?!" Usut Nadine sedikit berteriak kepada James di dalam kamar mandi.

James tak menjawab, dan lagi terdengar suara muntahnya.

"Hah? Apakah James muntah karena aku sedang hamil?" ... "Tapi, setahuku sindrom couvade terjadi karena rasa simpati suami kepada sang istri yang sedang mengandung. Tapi, bagaimana James bisa simpati padaku. Sedangkan dia tak tau jika aku hamil." Gumam Nadine.

(Sindrom couvade: atau sindrom 'kehamilan simpatik' adalah ketika sang suami mengalami mual, sakit punggung, berat badan bertambah, dan ngidam saat sang istri tengah hamil muda.)

"Apa yang kau gumamkan?" Usut James saat ia keluar dari kamar mandi.

Hal itu terjadi secara tiba-tiba, sehingga membuat Nadine terkejut. Ia sangat berharap jikalau James tak mendengar perkataannya.

"Hah? Tidak! Aku tidak menggumamkan apapun." Elak Nadine. "Lalu, bagaimana dengan perutmu? Apakah sudah baikan?"

"Entahlah, aku tak tau mengapa, tiba-tiba saja aku mual begini. Sepertinya aku salah makan." Jawab James.

"Oh... Apa kau tidak merasa sakit?"

"Tidak." Jawab James singkat.

"Syukurlah, mungkin hanya karena salah makan. Aku takut jika kau sakit karena memikirkan masalah di kantormu." Ungkap Nadine.

"Sudahlah, tidak usah berpura-pura khawatir. Aku juga tak perlu dikasihani." Ujar James dan melengos kembali ke kamar mandi.

Nadine hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengurut dadanya.

***


Begitupun di keesokan paginya lagi.
James kembali muntah-muntah.

Nadine benar-benar berpikir jikalau James terkena sindrom couvade, karena ia tak mengalami morning sickness, melainkan sang suami.

Ketika malam tiba.

Ini adalah tantangan malam terakhirnya Nadine, sebelum besok kembali bertemu dengan dr.Grace.

Malam itu di kamar James dan Nadine berada di atas ranjang mereka.

"James.." seru Nadine lembut. "Bagaimana keadaan perusahaanmu?"

"Begitulah..." James yang sedang membaca buku dan bersandar di kepala ranjang mencoba menjawab pertanyaan istrinya itu seadanya tanpa menoleh ke arahnya.

" 'Begitu' bagaimana? Lalu Loui? Bagaimana dengannya?" Usut Nadine lagi.

"Pria itu? Kau bertanya tentangnya?" James akhirnya menoleh. "Kenapa? Apa karena kau telah lama tidak bertemu dengannya? Kau merindukannya?"

Let Me InWhere stories live. Discover now