Chapter 5 : Future

2.1K 250 15
                                    

Jungkook sama sekali tak mengalihkan pandangannya, ia enggan beranjak, dan enggan untuk menuruti perintah hyung-nya, termasuk Namjoon. Taehyung hendak menggantikan posisi Jungkook, tapi ia terus menolak sampai suara lirih Seokjin mulai terdengar, "Jungkook-ah, aku sudah lebih baik sekarang." Setelah beristirahat dan terus mendapat penanganan yang tepat, Hoseok bilang demam Seokjin akan segera turun, dan benar saja, ia sudah jauh lebih baik sekarang.

Masih kental dalam ingatan Jungkook saat Jimin menghampirinya dan Taehyung di dalam hutan, wajahnya pucat pasi, dan disela nafasnya yang terengah, Jimin mengadukan keadaan Seokjin yang tiba-tiba tumbang saat berlatih bersama Hoseok beberapa hari yang lalu. Dalam wujud wolf-nya, Jungkook berlari tak menentu namun tujuannya hanya satu, yaitu untuk menemui sang kakak dan memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Seokjin masih hidup.

Sejak saat itu Jungkook selalu ada disampingnya, membiarkan Seokjin berbaring pada tubuh wolf-nya, memberinya kehangatan dan terus mengawasinya. Namjoon tepat berada disampingnya, turut menemani Seokjin dan tak pernah melepas genggaman tangan mereka. Sang Alpha memutuskan untuk menunda investigasi terhadap pendeta yang memburu mereka sampai kondisi Seokjin lebih baik.

"Jungkook-ah, Seokjin aman bersamaku, pergilah dengan Yoongi hyung dan Jimin." Ucap Namjoon, wajahnya terlihat lelah karena sudah empat hari ia tak tidur dan terus terjaga di samping Seokjin, dalam benaknya ia terus berharap agar rasa sakit yang Seokjin rasakan dapat terbagi padanya, ia juga berharap agar dirinya saja 'lah yang merasakan semua penderitaan itu. Walau demikian, setidaknya Namjoon masih dapat berpikir jernih untuk mendapat asupan energi dan pergi berburu walau hanya sebentar, ia tak boleh ikut sakit karena hal itu akan berdampak semakin buruk pada kondisi Seokjin, Namjoon sadar betul akan hal itu.

"Kau sudah berhari-hari diam disini dengan wujudmu itu dan hal itu tidak baik." Hoseok yang membawa satu basin berisi air berkata padanya, ia ada benarnya, jika Jungkook terus dalam wujud wolf-nya hal itu akan mengganggu sistem perubahannya yang akan berdampak buruk pada tubuh manusianya. "Jin hyung aman bersama kami, terlebih Namjoon tidak akan pernah meninggalkannya." Tambahnya seraya membasahi handuk yang telah ia siapkan untuk membasuh tubuh Seokjin.

"Jungkook-ah, pergilah, makan 'lah sesuatu, kau belum makan apa-apa 'kan?" Nafas Seokjin masih tersengal tapi ia sudah bisa bicara dengan satu tarikan nafas penuh, sesak di dadanya berkurang, namun rasa sakit di seluruh sendinya masih terasa kala ia bergerak.

Keraguan terpatri jelas di kilatan mata kebiruan Jungkook, Seokjin mengetahuinya, untuk itu ia membelai lembut wajah adiknya, meyakinkannya untuk kesekian kali dan akhirnya Jungkook menggeser tubuhnya, Taehyung telah siap menggantikan posisinya dan dibantu dengan Namjoon yang menyangga kepala dan punggung Seokjin, kini mate-nya itu bersandar dengan nyaman pada tubuh hangat wolf Taehyung.

"Pergilah dan hati-hati." Hoseok menepuk pelan bahu Jungkook yang masih berdiri memandangi sosok kakaknya, dan dengan batang hidungnya yang berbulu halus, Jungkook mengelus pelan pipi pucat Seokjin, ia berpamitan sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan tempat Seokjin berbaring. "Adikmu posesif sekali, hyung." Canda Hoseok seraya mencampur berbagai macam akar tumbuhan dan wewangian ke dalam air yang telah ia siapkan untuk membasuh tubuh Seokjin.

"Hei," Seokjin berbisik lembut pada Namjoon yang masih menggenggam tangannya, "aku bisa merasakannya." Namjoon mendongak, menatap langsung pada iris hazel Seokjin yang masih sayu, namun cahaya kehidupan di kedua bola matanya lebih bersinar dibandingkan tiga hari sebelumnya.

"Apa yang kau rasakan?" Namjoon mendekatkan wajahnya, ia mengecup pelan ujung hidung mancung Seokjin yang masih menghembuskan nafas hangat.

Light on MeWhere stories live. Discover now