Chapter 9 : (Cage)

1.8K 225 53
                                    

Ketukan pada pintu kamarnya membuat lamunan semu yang bersarang dalam benak Seokjin segera buyar, "Hyung?" Suara Jungkook terdengar jelas walau teredam. Seokjin menjauhkan diri dari jendela, ia bangkit berdiri dari duduknya, untuk membukakan pintu bagi sang adik, yang menunggu di balik sekat kayu tua di hadapannya.

"Kau baik-baik saja?" Jungkook bertanya saat akhirnya ia dapat memandang wajah Seokjin, yang mematri senyum sendu diantara pucatnya warna tanpa semburat merah yang biasanya ada dalam paras tampannya, "Boleh 'kah aku masuk?" Tak biasanya Jungkook meminta izin untuk memasuki kamarnya, dengan pinta atau tanpa kata sekali 'pun ia pasti akan mempersilahkan adiknya masuk.

"Tentu Jungkook-ah." Seokjin berucap, seraya kembali menutup pintu kamarnya saat Jungkook akhirnya masuk, dan mengambil tempat duduk di kasurnya. "Di luar tampak sepi, kemana yang lain?" Tanyanya, karena memang ia tak mendengar suara gaduh yang biasa terdengar di dalam, atau luar rumah sejak satu jam terakhir.

"Sibuk dengan urusan masing-masing." Sahut Jungkook sambil merebahkan diri, kedua tangannya terangkat dan bertumpang-tindih untuk menjadi bantalan bagi kepalanya, "Jimin hyung dan Yoongi hyung sedang memperbaiki atap di loteng, Taehyung hyung sedang menunggu Namjoon hyung dan Hoseok hyung di teras belakang."

Seokjin perlahan duduk di samping Jungkook, kemudian menanggapi, "Oh.."

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi hyung." Seokjin menoleh kala Jungkook berkata demikian, dan tanpa merubah posisinya, pria yang lebih muda darinya itu kembali bertanya, "Apa kau baik-baik saja?"

Seokjin mengalihkan pandangannya, ia menunduk menatap perut besarnya, dimana bayinya dan Namjoon tumbuh, "Tidak.." Bisiknya, kemudian membelai lembut perutnya sendiri, lalu memejamkan mata, merasakan kehadiran calon anak mereka yang sejak tadi tak berhenti bergerak, entah apa yang tengah dilakukannya sehingga nampak begitu 'sibuk' di dalam sana.

Jungkook bangkit, ia kembali mengambil posisi duduk, dan menatap Seokjin dengan pandangan nanar, kedua alisnya bertaut saat mendapat jawaban yang sudah ia duga namun tak mampu ia dengar kebenarannya.

Jungkook khawatir, tentu saja. Ia telah mendengar dari Hoseok bahwa Namjoon baru saja bertengkar dengan kakaknya, mereka mate, bertengkar memang wajar bagi pasangan seperti mereka, tapi hal seperti itu akan berakibat buruk bagi diri mereka sendiri, terlebih kini mereka memiliki calon anak yang masih rapuh dan butuh perhatian lebih.

Hanya dari wajah pucat dan tatapan sendu serta senyum dipaksakan yang terpatri di wajah Seokjin, Jungkook dapat memastikan rasa sakit yang dipendamnya akibat pertengkarannya dengan Namjoon. Dan tidak hanya Seokjin yang merasa demikian tersakiti, Namjoon juga sama, walau sekilas, Jungkook melihat raut tak biasa dari wajah sang alpha sebelum pergi dengan Hoseok tadi.

Jungkook datang bukan untuk memperkeruh suasana, ia ingin menghibur kakaknya, mengalihkan pembicaraan mungkin bisa membuat perasaan Seokjin membaik. "Apa usia kandungan 5 bulan memang sebesar itu?" Ia bertanya, menatap perut Seokjin yang memang sudah sejak beberapa minggu terakhir telah menarik perhatiannya, bukan dirinya saja, tapi mereka semua yang tinggal bersamanya, karena memang perut Seokjin terlihat lebih besar dari usia kandungan lima bulan pada umumnya, walau ia juga tak yakin. "Kau yakin usianya baru lima bulan?"

"Uh? Ya, Hoseok bilang begitu." Jungkook mengerti, Hoseok memang telah mengkalkulasinya, mulai dari perubahan Seokjin, mating, sampai segala gejala kehamilan yang dialami sang omega. Tak hanya sembarang kalkulasi, Hoseok juga melakukan analisis dan ia 'pun yakin bahwa usia kandungan Seokjin baru lima bulan. "Jika memang usia kehamilan seorang werewolf sama dengan usia kandungan manusia, maka butuh waktu sekitar empat bulan lagi sampai hari bersalin."

Light on MeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz