Bab 402 - Keindahan Tiada Tara (9)

4.1K 213 0
                                    

Pemenang akan selalu menjadi orang dengan tinju yang lebih keras. Emosi tidak berarti apa-apa. Etiket tidak berarti apa-apa asalkan kerajaannya kuat.


Du Gu Ye .... Bagus, Du Gu Ye.

Buku-buku di tinju Liu Yue retak saat dia mengepalkan tinjunya dengan erat. Rencana bagus .... Ini benar-benar rencana yang bagus. Namun, dia tidak akan selalu setuju dengan rencananya ini.

“Putri, jangan seperti ini. Rakyat jelata ini tidak tahu keseluruhan cerita. Jangan repot-repot mendengarkan mereka. Hanya saja jangan marah sendiri." Qiu Hen melihat bagaimana Liu Yue bertindak dan dengan cepat berbicara.

"Tuan." Du Yi bukan orang yang banyak bicara. Yang dia lakukan hanyalah memanggil Liu Yue.

Di bulan ini, rumor yang tak terhitung jumlahnya muncul. Ujung tombak tidak menunjuk Xuan Yuan Che, tetapi Liu Yue sebagai gantinya.

Tidak ada yang menyalahkan Du Gu Ye karena pergi berperang demi kecantikan.

Mereka hanya bisa menyalahkan wanita yang menyebabkannya menjadi seperti ini. Mereka semua menyalahkan Liu Yue.

Tidak ada yang ingat bahwa tanpa Liu Yue, Tianchen mereka sudah pergi.

Tidak ada yang ingat bahwa tanpa Liu Yue, Kaisar dan Raja Yi mereka sudah mati. Saat itu, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada Tianchen.

Tidak ada yang ingat perbuatan yang dia lakukan untuk Tianchen.

Yang mereka tahu sekarang adalah bahwa dia membawa malapetaka ke Tianchen. Meskipun beberapa rumor itu tidak berdasar, mereka percaya itu.

Semua orang bersikap impulsif.

Manusia itu egois.

Kata-kata itu mengerikan. Ini adalah pertama kalinya Liu Yue merasakan sakit. Mereka tidak berbentuk tetapi mereka membuat luka padanya.

Du Gu Ye. Du Gu Ye. Terkutuklah Du Gu Ye.

"Saudaraku, ikut aku." Di antara kutukan di jalan, sebuah suara santai memanggil.

Liu Yue mengangkat alisnya. Ini adalah suara Yun Zhao.

Dia perlahan membuka matanya. Dia melihat Du Yi memegang belati tepat di leher Yun Zhao yang tanpa ekspresi.

Yun Zhao menatap matanya dengan tatapan menyedihkan dan mengejek.  Dia tidak mengerti apa yang dia pikirkan?

"Apakah Anda puas?" Duduk di kursi, Liu Yue menyilangkan tangannya dan menatap Yun Zhao.

Meskipun dia merasa sedih, tidak ada yang bisa melihat ekspresi kesepian dan sedih di wajahnya. Tidak ada yang bisa melihat ekspresi putus asa, putus asa dan marah di wajahnya.

Descent of the Phoenix - 13 Years Old Princess ConsortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang