17. Siapa dia?

711 149 64
                                    

Seperti biasa, Aquila selalu di ekori empat ikon sekolah preba.

Dimanapun Aquila berpijak, pasti akan ada cogan disekelilingnya. Beberapa cowok yang memendam perasaan lebih untuk Aquila, perlahan lahan mundur teratur. Tentu saja karena melihat penunggunya.

Ray, Kevan, dan Vero. Tiga kandidat terkuat yang mecalonkan diri menjadi kekasih nona Mackenzie. Mereka adalah orang orang kaya yang mau merelakan hidupnya hanya untuk seorang gadis kegelapan yang merindukan cahaya.

Sering kali Aquila disebut tamak oleh orang orang disekitarnya. Dia cantik, dia juga kaya, tapi kenapa Aquila juga disukai banyak orang? Membuat banyak gadis iri dengan kesempurnaan yang dimiliki Aquila.

Kesempurnaan?

Kata 'kesempurnaan' tidak pernah dimiliki Aquila. Hanya ada 'kegelapan' dan 'kematian' yang ada di hidup Aquila.

Mobil mewah memasuki pekarangan sekolah preba, dibelakangnya ada tiga mobil yang tak kalah mewah juga dan sederet mobil hitam yang siap menikam jika majikannya disakiti.

Akhir akhir ini, Aquila selalu datang ke sekolah dengan tiga laki laki yang membuatnya kian menjadi pusat perhatian.

Tiga laki laki tampan yang saat ini sedang berebut membukakan pintu untuk nona besar keluarga Mackenzie. Pemandangan seperti ini sudah tidak asing lagi di preba, bahkan gosipnya sudah menyebar ke sekolah sekolah tetangga.

Aquila geram dengan keriuhan yang terjadi. Diangkatnya kaki kanannya dan menendang keras pintu mobilnya, hingga tiga laki laki yang saling berebut membukakan pintu untuknya terjungkal karena terdorong pintu mobil.

Dengan wajah ramah Aquila keluar dari mobil.

Pendengarannya menangkap beberapa serapahan karena tindakannya barusan. Tapi tetap saja, Aquila akan terus menebarkan senyum untuk menjaga topeng kehidupannya tetap berjalan dengan baik.

Aquila menatap seluruh siswa dan sisiwi sekolahnya. Mereka saling berebut melihat sosok laki laki didepan Aquila.

Ada seorang laki laki yang mengenakan kaca mata baca sedang berdiri menghadap Aquila. Tangannya memegang sebuah bucket mawar yang masih segar.

Aquila melangkah mendekati laki laki itu.

"Hai!" sapa Aquila.

"E-eh, hai!"

Laki laki itu tergagap saat Aquila mendekat dan menyapanya.

Kini semua pusat perhatian tertuju di laki laki dengan Bucket mawarnya.

"Em ... Aquila, gue bukan orang kaya kayak temen-temen lo itu." Tangannya menunjuk Ray, Kevan, dan Vero yang sedang bersedikap menatap laki-laki di hadapan Aquila.

Aquila melirik sebentar, kemudian mengangguk. "Gue tau."

"Tapi gue tulus suka sama lo! Gue mau jadi samsak kalo lo lagi bete ... Gue juga mau ngerjain semua tugas tugas lo! Gue juga mau lakuin apapun yang lo suruh! Jadi ... Lo mau gak nerima cinta gue?"

Tiba tiba halaman sekolah preba riuh dengan tawa siswa dan siswi yang melihat pengakuan cinta dari laki-laki pemberani ini.

Aquila tersenyum menatap laki laki itu. "Boleh minta Bunganya? Itu buat gue kan?"

Laki laki itu mengangguk, kemudian menyerahkan bunga yang di pegangnya ke Aquila.

"Makasih." Aquila menunjukan senyum lebarnya kemudian pergi setelah mengusap pipi laki laki itu.

Setelah kepergian Aquila, beberapa siswa dan sisiwi berkumpul menggerumbuni laki laki itu. Para siswa memberikan beberapa semprotan parfum di bajunya. Dan para sisiwi merapikan penampilan laki laki itu mulai dari rambut, aksesoris, dan pakaian.

[END] Pshycopath RomanceHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin